Jakarta – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan bahwa kesepakatan antara Inggris dengan Uni Eropa mengenai rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) belum bisa tercapai dalam minggu-minggu ini. Namun dipastikan jadwal Brexit tidak akan berubah yaitu tetap tanggal 31 Oktober 2019.
Negosiasi Inggris dengan Komisi Uni Eropa terkait Brexit berjalan panjang dan lamban. Namun dalam minggu ini pembahasan itu akan memasuki babak akhir untuk bisa memutuskan apakah jadwal Brexit akan tepat sesuai jadwal target Inggris atau akan molor lagi. Seperti diberitakan dari kanal french24.com, jadwal Inggris keluar dari Uni Eropa tidak akan berubah tanggal 31 Oktober 2019. Kendati pembahasan dengan Inggris mengalami kebuntuan, keputusan itu tidak bisa ditunda lagi.
Negosiator Inggris dengan Uni Eropa mengadakan pertemuan selama akhir pekan dalam upaya untuk mencapai suatu terobosan yang baru. Para pemimpin Uni Eropa kemudian bertemu di Luksemburg sebelum pertemuan puncak yang akan diadakan di Brussel pada Kamis dan Jumat mendatang. Masih manjadi teka teki apakah akan tercapai kesepakatan atau melobi Inggris agar menjadwalkan ulang rencana Brexit.
Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan, Inggris tetap pada keputusan tidak akan menunda rencana keluar dari Uni Eropa. Johnson mengatakan proposal terakhir telah dipersiapkan dan akan segera disampaikan kepadaa pimpinan Uni Eropa (UE).
Johnson dalam pembicaraan via telpon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron seperti dikutip dari juru bicara, Downing Street mengatakan, UE tidak bisa membujuk dengan keyakinan yang keliru bahwa Inggris harus tetap bergabung dengan UE. Johnson menegaskan tidak akan meminta penundaan lagi meskipun Parlemen Inggris telah mengeluarkan undang-undang baru yang mengharuskan pemerintah meminta penundaan bila gagal mendapatkan persetujuan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) UE pada 17-18 Oktober.
Undang-undang yang baru saja dikeluarkan parlemen bisa melemahkan posisi Inggris dalam melakukan negosiasi dengan Uni Eropa. Inggris telah membuat tawaran besar dan penting. Namun Komisi Eropa (UE) berharap pemerintah Inggris mau melakukan kompromi. "Jika tidak, Inggris keluar tanpa ada kesepakatan," ucap sumber Downing Street.
(Dimas Wijanarko)