Erdogan Tantang Perang Negara Uni Eropa

Erdogan menyebut Uni Eropa sebagai fasis dan memicu munculnya Perang Dunia ke 3. Erdogan menyatakan akan meninjau kembali hubungannya dengan Uni Eropa.
Para pendemo dengan spanduk Presiden Turki Tayyip Erdogan berkumpul diluar konsulat Turki untuk menyambut Menteri Keluarga Turki Fatma Betul Sayan Kaya, yang memutuskan untuk bepergian ke Rotterdam melalui jalur darat setelah penerbangan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dilarang mendarat oleh pemerintah Belanda, di Rotterdam, Belanda, Sabtu (11/3). (Foto: Ant/Reuters/Yves Herman)

Tel Aviv, (Tagar 22/3/2017) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menantang perang negara-negara Uni Eropa. Erdogan semakin kesal kepada Uni Eropa menyusul salah satu menterinya dilarang masuk saat akan menggelar kampanye yang akan memperkuat kekuasaannya di Turki. Negara yang membuat Erdogan berang ialah Jerman, Belanda dan Perancis.

Erdogan menyebut Uni Eropa sebagai fasis dan memicu munculnya Perang Dunia ke 3. Erdogan menyatakan akan meninjau kembali hubungannya dengan Uni Eropa. Erdogan menyebut negaranya tidak lagi berminat untuk menjadi anggota Uni Eropa.

Dengan tidak masuknya Turki di Uni Eropa, maka Turki tidak lagi ditekan atas kesepakatan sebesar USD 6 miliar, jika setuju menghentikan imigran gelap yang masuk ke Yunani sebagai ganti bantuan finansial.

Perang diplomatik Jerman dan Turki semakin membara ketika surat kabar pro-pemerintah Turki menggambarkan kanselir jerman sebagai pemimpin pergerakan fasis terhadap Turki. Selang beberapa hari, media terbesar Jerman, Bild, menyerang Erdogan yang dinilainya mengganggu stabilitas Eropa dan menyebutnya 'bernapsu untuk berkuasa'.

Jerman, Prancis dan Belanda merupakan negara yang mempersulit Turki untuk masuk Uni Eropa karena Erdogan berniat memberlakukan hukuman mati yang sebelumnya sudah dihapus di Turki sejak tahun 2004 lalu. (wwn)

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.