Imbauan BPBD Sleman Usai Kejadian Longsor di Ngemplak

Tanah longsor terjadi di Kecamatan Ngemplak. Berikut imbauan BPBD Sleman untuk meminimalisir agar kejadian serupa tidak terulang.
Kondisi Talut Ambrol di Padukuhan Gebang Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman. (Foto: Istimewa)

Sleman - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mengimbau masyarakat untuk mempertimbangkan kemiringan tanah sebelum mendirikan bangunan.

Imbauan ini menyikapi kejadian ambrolnya talut penahan halaman bangunan di wilayah Padukuhan Gebang Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Minggu 1 November 2020 lalu. Ambrolnya talut setinggi 3 meter dan panjang 16 meter itu menyebabkan tiga unit sepeda motor tertimbun tanah.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menuturkan hujan deras dalam waktu singkat bisa berpotensi menyebabkan tebing longsor atau talut ambrol. Pasalnya, aliran air yang tidak terarah menyebabkan lapisan tanah tergerus.

Baca Juga:

Pelajaran yang dapat diambil yang didapatkan dari peristiwa talut ambrol Minggu kemarin kondisi tebing tidak terlalu tinggi. Namun karena aliran air sangat deras, maka talut ambrol dan menghanyutkan tiga unit motor yang ada di atasnya.

"Pembuatan talut harus ada suling-suling air dan pengaturan airnya. Dan jangan membangun di atas tanah yang kondisinya miring" jelasnya saat dikonfirmasi, Senin 2 November 2020.

Pembuatan talut harus ada suling-suling air dan pengaturan airnya.

Diungkapkan Makwan, beberapa daerah perbukitan di Kabupaten Sleman masih dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan pemukiman oleh masyarakat. Namun kebanyakan tanpa disertai dengan pembangunan talut. "Karena biaya pembangunan talut biasanya jauh lebih mahal daripada pembangunan rumah," tandasnya.

Menurut Makwan, upaya untuk mengarahkan aliran air hujan dinilai sangat penting dan cukup efektif untuk mengantisipasi adanya tanah longsor. "Air hujan dalam jumlah banyak harus diarahkan jalannya sendiri. Masyarakat yang berada di dekat perbukitan, perlu waspada jika hujan deras," tegasnya.

Dilanjutkan Makwan, bila ada pihak yang berani memotong kaki bukit untuk dibuat rumah, maka sudah seharusnya diiringi dengan pembangunan talut yang kuat. "Sejauh ini, BPBD Sleman juga sudah membuat penguatan tebing di beberapa titik/ Kebanyakan di daerah Cangkringan dan Prambanan. Penguatan tebing ini khususnya dilakukan titik-titik yang ada fasilitas umumnya," ujarnya.

Baca Juga:

Kejadian longsor ini dampal hujan lebat yang terjadi pada Minggu, 1 November 2020. Dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa, namun longsor menyebabkan tiga unit sepeda motor yang sedang terparkir tertimbun.

Kapolsek Ngemplak Kompol Wiwik Haritulasmi menjelaskan, peristiwa terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. “Saat itu hujan deras, ada saksi bernama Serly yang tinggal di kos setempat. Serly mendengar suara gemuruh dari talud depan tempat tinggalnya. Setelah dicek ternyata talud longsor dan longsoran tanah menimbun kendaraan yang parkir di bawah tanggul,” kata Kapolsek. []

Berita terkait
Sebulan Diresmikan, Talut Longsor Jembatan Ambrol di Bantul
Jembatan bailey di Imogiri Bantul ambrol setelah talut di kanan kiri jembatan longsor. Jembatan tersebut baru sebulan diresmikan.
Tanah Longsor di Kulon Progo Timbun Jalan di Desa Gerbosari
Tanah longsor di Kulon Progo menimbun jalan desa di Gerbosari. Warga terpaksa melewati jalan lain.
Longsor Terjang Dua Rumah hingga Rata Tanah di Kulon Progo
Tanah longsor terjadi di Kulon Progo, Yogyakarta. Dua rumah tertimbun longsor hingga rata dengan tanah.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.