Ibas Ingatkan Pemerintah Tak Permainkan Dana Desa

Ibas meminta agar dana desa tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran dan tidak ada dana desa fiktif.
Wakil Ketua Banggar DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono saat mengunjungi Gedung Negara Grahadi, Senin 9 Desember 2019. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya - Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono mengingatkan pemerintah agar dana desa tidak dipermainkan. Apalagi terkait isu soal desa fiktif yang dihembuskan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. 

Pria yang akrab dipanggil Ibas itu menegaskan dana desa dikucurkan rata-rata antara Rp 900 juta hingga Rp 5 milliar. Dia meminta agar dana desa tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran. Dengan begitu, tidak ada dana desa yang fiktif.

"Kami tidak ingin ada isu yang seperti itu (desa fiktif)," ujar Ibas usai hearing dengan Pemprov Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Senin 9 Desember 2019.

Politisi Partai Demokrat itu menjelaskan dengan kucuran dana desa, DPR optimis ketimpangan dan kesenjangan bisa berkurang. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia dan pembangunan wilayah.

Kami tidak ingin ada isu yang seperti itu (desa fiktif).

Menurut putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu, inovasi yang diciptakan masyarakat seperti pembuatan desa wisata dapat memberikan nilai tambah.

"Percepatan pembangunan itu kembali ke desa tanpa ada penyalahgunaan, kami yakin pertumbuhan itu bisa tumbuh walaupun kontribusinya tidak terlalu besar," ungkapnya.

Sementara anggota Banggar DPR RI, Anisya Syakur berharap agar dana desa dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya dan tertuang dalam Undang Undang (UU). Dengan dana desa, masyarakat bisa sejahtera karena jumlah kemiskinan berkurang.

"Kita harapkan dengan adanya dana desa masyarakat bisa sejahtera. Kemiskinan berkurang," ujarnya.

Politisi asal PKB itu menginginkan ada kreativitas untuk menciptakan desa yang memiliki daya tarik. Dengan begitu, pengangguran bisa berkurang karena tercipta lapangan pekerjaan baru.

"Jangan tetap seperti dulu. Dengan desa kreatif, bisa ciptakan lapangan kerja," tambahnya.

Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak menjelaskan menerangkan empat desa di Sidoarjo yang disebutkan sebagai desa fiktif. Padahal desa tersebut sudah tenggelam karena lumpur Lapindo dan telah diusulkan untuk dihapus ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Sudah dihapus, sudah diusulkan. Terus di Kemendagri sekarang juga sudah oke," kata Emil.

Empat desa di Sidoarjo yang terdampak lumpur Lapindo yakni Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Desa Ketapan dan desa Kedungbendo Kecamatan Tanggulangin, serta Sesa Besuki, Kecamatan Jabon.

Penghapusan empat desa tersebut masih menunggu pemerintah pusat sebagai pemilik kewenangan. Hal ini untuk menghilangkan potensi masalah administrasi.

"Kami memang sudah mengusulkan resmi dari dulu malah sebenarnya (penghapusan), jawabannya ya kan berproses, rapat dibahas," ucapnya. []

Berita terkait
Komnas HAM: Impunitas Mengancam Demokrasi
Impunitas menjadi penghalang dalam setiap penuntasan kasus HAM di Indonesia. sehingga tidak tuntas penyelesaiannya.
Angin Kencang Terjang Kediri, Satu Warga Meninggal
Angin kencang di Kediri menumbangkan 18 pohon dan menyebabkan satu orang meninggal dunia, satu luka berat, dan 3 mobil milik ringsek.
Habitat Terganggu, Ular Kobra Ancam Warga Jember
Damkar Jember mengatakan serangan ular kobra dikarenakan habitat ular yang awalnya terdapat di gumuk atau bukit pasir beralih fungsi
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban