Hybrid Working, Kerja yang Diprediksi Makin Diminati 2021

Suasana masih pagebluk diprediksi cara kerja hybrid working makin diminati pada 2021. Berikut alasannya.
Ilustras Hybrid Working (Foto: Pixabay)

Yogyakarta - Adanya pagebluk membuat terjadinya perubahan kerja dari semula harus berada di kantor atau tempat kerja beralih bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH). Selain karena alasan kesehatan untuk memutus mata rantai virus corona, pola-pola bekerja WFH atau lebih dikenal saat ini dengan sebutan Hybrid Working diprediksi makin diminati para karyawan pada 2021 mendatang.

Di era new normal yang sudah berlangsung selama beberapa bulan, konsep bekerja secara remote terbukti cocok dan efektif untuk mengatasi ketidakpastian terkait penularan virus corona. Meski demikian, tidak semua karyawan atau divisi tertentu bisa terus-menerus bekerja dari rumah. Lalu, apakah masyarakat akan kembali pada kebiasaan sebelum adanya pandemi?

Baca Juga:

Devie Rahmawati seorang doktor komonunikasi sekaligus Peneliti Sosial meyakini bahwa situasi pandemi adalah jembatan terhadap masa depan dan akselerator untuk transformasi digital. Situasi tidak akan kembali seperti sebelum adanya pandemi, namun masyarakat akan terus beradaptasi pada perubahan zaman dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.

"Masyarakat telah menjadi pribadi yang adaptif di tengah ketidakpastian akan pandemi dengan beradaptasi pada perubahan melalui cara-cara baru untuk menjalani aktivitas kesehariannya," papar dia saat menjadi salah satu pembicara diskusi virtual yang diinisiasi Lark, Senin 14 Desember 2020.

Dengan konsep yang fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban terhadap era baru.

Dia pun mencontohkan beberapa hal tersebut. Mulai dari penerapan cara bekerja dari rumah, sekarang masyarakat mulai menyongsong penerapan model kerja hybrid atau disebut dengan hybrid working yang membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. "Dengan konsep yang fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban terhadap era baru," imbuh Devie.

Fenomena di atas diperkuat dengan hasil penelitian terkini dari Cisco yang menunjukkan bahwa meningkatnya cara bekerja hybrid berdampak pada operasional perusahaan. Diprediksi, 77% organisasi besar akan meningkatkan fleksibilitas kerja, sementara 53% organisasi besar akan memperkecil ukuran kantor.

Devie RahmawatiDoktor komunikasi sekaligus peneliti sosial Devie Rahmawati saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi virtual yang diinisiasi Lark, Senin 14 Desember 2020. (Foto: Tagar/istimewa)

Namun, penerapan hybrid working bukan semata-mata hanya bagaimana sebuah usaha mengubah struktur organisasi dan penempatan strategis (strategic positioning), tapi juga memberikan efek pada semua level dalam bisnis seperti pengaturan tugas, aktivitas, proses manajemen, dan penguasaan teknologi. Jika model kerja remote memang sepenuhnya mengandalkan teknologi, dalam model kerja hybrid justru kombinasi antara kompetensi tenaga manusia dengan teknologi menjadi yang utama.

"Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan peran pemimpin yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok, baik untuk usaha besar, menengah, maupun kecil," tuturnya.

Roestiandi Tsamanov, CEO Rumah Siap Kerja, menambahkan, nilai kepemimpinan sangat penting dalam menentukan performa bisnis ke depan, terlebih di era post normal yang akan memberikan perubahan besar di industri. Sebagai seorang pemimpin perusahaan maupun UMKM perlu berfikir secara solutif ditengah tantangan yang sedang dihadapi untuk tetap bertahan dan menjaga kestabilan bisnis. Komunikasi juga harus dibangun secara terus menerus agar mempererat hubungan antar pegawai dan perlu adanya penerapan teknologi yang baik untuk mendukung hal tersebut.

"Inisiatif yang dapat dilakukan dalam beradaptasi pada era cara kerja baru harus diperkuat dengan indikator kerja utama yang tepat. Hal ini menjadi penting untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi dalam bekerja, sekaligus menunjang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dengan pengukuran yang ideal," sambung dia.

Baca Juga:

Suryanto Lee, Senior Professional Service Consultant Lark mengatakan, platform kolaborasi digital, Lark, hadir sebagai inovasi cara kerja virtual yang mentransformasi cara berkolaborasi di tempat kerja dengan menggabungkan berbagai collaboration tools penting dalam satu platform yang saling terhubung.

"Hal ini menjadi keunggulan bagi para pengguna karena dapat mengerjakan berbagai macam hal, dari membuat dan mengedit dokumen, menerima email, mengirimkan pesan, mengelola agenda, hingga menelepon, serta melakukan video conference dalam satu aplikasi tunggal. Sehingga mampu memaksimalkan produktivitas karyawan dalam bekerja dan meningkatkan kompetensi digital dalam penerapan hybrid working," katanya. []

Berita terkait
Pemkot Malang WFH Pasca Wali Kota dan Sekda Positif Corona
Wali Kota Malang, Sutiaji mengumumkan jika dirinya positif terinfeksi Covid-19. Sebelumnya Sekda Kota Malang juga terinfeksi.
WFH Berakhir, Pemprov Sulbar Kembali Kerja dari Kantor
Setelah beberapa minggu kerja dari rumah karena beberapa pegawainya terpapar Covid-19, kini pegawai lingkup Pemprov kembali masuk kantor.
25 Persen ASN Terpapar Corona, Pemprov Papua Berlakukan WFH
Pemerintah Provinsi Papua kembali menerapkan kerja dari rumah menyusul 25 persen ASN terpapar Covid-19.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara