Hermawan, Ahli Pijat Kejantanan di Banyuwangi

Hermawan bisa menjadikan lat kelamin pria yang semula lemas atau tidak bisa berdiri sama sekali menjadi lebih perkasa.
Dukun pijat tradisional dari Banyuwangi, Hermawan saat memijat pelanggannya. (Foto: Tagar/Rizki Restiawan)

Banyuwangi - Punya masalah kejantanan atau kurang greng saat bercinta di ranjang memang kerap menjadi kerisauan tersendiri bagi kaum pria. Apalagi bagi yang sudah membina rumah tangga, hal tersebut tentu akan menjadi masalah besar jika tidak diatasi dengan segera.

Di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) ada seorang dukun pijat tradisional yang sanggup mengatasi permasalahan kejantanan pria. Dia adalah Hermawan 38 tahun, seorang dukun pijat muda asal Dusun Sukodadi, Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi.

Walaupun usianya terbilang masih muda, namun kemampuannya membantu permasalahan kejantanan pria tidak perlu diragukan lagi. Melalui tangannya, Wawan sapaan akrab Hermawan bisa menjadikan alat kelamin pria yang semula lemas atau tidak bisa berdiri sama sekali menjadi lebih perkasa.

Setidaknya bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Meski diakui melalui tangannya, sang pemilik jagat menitipkan sedikit keajaiban sehingga ia bisa memijat, namun Wawan tidak pernah besar kepala atau takabur. Justru kemampuannya tersebut membuat Wawan menjadi lebih bersyukur karena dapat membantu orang lain.

“Alhamdulilah, setidaknya bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak,” ungkap Wawan saat ditemui Tagar di rumahnya, Rabu, 4 Desember 2019.

Sebelum melakukan ritual pemijatan, Wawan biasanya tanya jawab terlebih dahulu kepada pasiennya mengenai keluhan yang dirasakan. Dari jawaban pasien tersebut nantinya Wawan bisa mengetahui titik-titik mana yang akan dipijat.

Diakui Wawan, metode memijat yang ia gunakan selama ini untuk menyembuhkan pasiennya adalah dengan cara mencari titik saraf yang berada di telapak kaki. Sebab menurutnya, pusat titik saraf segala keluhan penyakit berada di situ.

"Setelah memijat pada bagian telapak kaki, pemijatan kemudian dilanjutkan ke bagian titik lain. Tapi yang pasti bagian telapak kaki tersebut harus lemas dulu, karena itu perlu dilakukan agar mempermudah proses pemijatan,” tutur Wawan.

Pijat KejantananDukun pijat tradisional, Hermawan saat memijat pelanggannya. (Foto: Tagar/Rizki Restiawan)

Putar Musik Biar Pasien Rileks

Menariknya, dalam proses ritual pijat kejantanan tersebut Wawan selalu memutar instrumen musik. Tujuannya, kata Wawan, agar si pasien yang hendak dipijat bisa rileks dan tidak tegang serta memudahkan untuk pemijatan.

"Kalau rileks otomatis otot atau urat yang akan dipijat itu bisa lentur. Karena kalau tegang akan sulit mengobati titik yang sakit," ungkapnya.

Sementara untuk titik lain setelah pemijatan di bagian telapak kaki, akan dilanjutkan pada bagian paha dalam diantara dua kaki. Pada titik tersebut, lanjut Wawan merupakan titik di mana urat kejantanan pria berada. Sehingga nantinya pemijatan akan dilakukan lebih intensif.

Wawan yang juga berprofesi sebagai tukang servis AC keliling tersebut bercerita, pemijatan kepada pasien yang mempunyai masalah kejantanan berbeda-beda. Tergantung dari tingkat permasalahannya. Bahkan pasien yang tidak kuat menahan sakit saat dipijat atau suka geli ketika dipijat juga ada trik khusus menanganinya.

Metode pemijatan kejantanan yang dilakukan oleh Wawan hanya dengan tangan kosong. Namun terkadang juga menggunakan alat bantu berupa kayu. Tergantung kondisi kesehatan dan fisik dari pasien.

Kesembuhan yang didapat pun juga tergantung dari keyakinan masing-masing. Wawan tidak bisa membuat sembuh, namun kata dia penyakit bisa disembuhkan karena semangat dan ketetapan hati diri sendiri.

"Kalau ada yang tanya berapa hari bisa sembuh, saya tidak bisa memastikan. Karena semua kehendak yang maha kuasa. Namun biasanya dua atau tiga kali dipijat sudah bisa dirasakan perubahannya," terangnya.

Pijat kejantananDukun pijat tradisional, Hermawan saat memijat pelanggannya. (Foto: Tagar/Rizki Restiawan)

Dapat Ilmu dari Sang Nenek

Wawan mengaku mempunyai keahlian ilmu pijat tradisional kejantanan tersebut tanpa melalui pendidikan kesehatan formal. Keahlian memijat tersebut ia dapatkan turun temurun.

"Mbah saya dulu memang dukun pijat, Mbah Miseri namanya. Jadi kalau dikaitkan sebenarnya ya aneh. Kok tiba-tiba saya bisa memijat, pernah dulu ada orang tua (orang pintar) yang bilang bahwa tanganmu ini tangan-tangan pemijat. Roso (kuat)," ujar Wawan di dalam bilik berukuran 3x3 meter yang biasa dipakai pasien pijatnya.

Lebih lanjut Wawan bercerita, awal mula ia menjadi seorang tukang pijat lantaran ketidaksengajaan dari penyakit yang diderita oleh sang istri. Saat itu istrinya sedang mengalami sakit asma akut.

Karena saat itu ekonomi keluarga sedang seret, akhirnya Wawan memutuskan untuk mengobati sendiri penyakit asma yang diderita oleh sang istri. Maklum, mantan bos cafe tersebut baru pulang merantau dari Pulau Dewata Bali.

Berbekal bondo (modal) nekat, akhirnya ia memberanikan diri untuk memijat bagian tubuh istrinya yang sakit. Hari demi hari ia telateni, ternyata lambat laun setelah istrinya dipijat ada perubahan yang dirasakan. Penyakit yang diderita berangsur membaik.

Sakit sesak nafas akibat asma yang dialami oleh sang istri mulai hilang dirasakan. Dari situlah kemudian cerita tutur soal penyembuhan penyakit melalui pemijatan yang dilakukan oleh Wawan berkembang ke tetangga rumahnya.

Lambat laun cerita Wawan si dukun pijat beredar luas hingga kemudian banyak yang meminta tolong jasanya. Bahkan pasien dari luar kota Banyuwangi pun rela jauh-jauh datang ke rumahnya hanya untuk dipijat.

"Saya juga bertanya-tanya sampai sekarang. Kok bisa saya ini jadi tukang pijat. Cita-cita juga tidak ada, apalagi sampai berfikiran jadi dukun pijat beginian. Tapi ya disyukuri saja," ungkapnya.

Wawan menekuni pijat tradisional ini baru sekitar 6 tahunan. Meski masih tergolong baru di dunia pijat memijat, tapi semangat untuk mempelajari disiplin ilmu pijat ini terus ia lakukan.

"Saya sering mencari buku soal pijat tradisional. Bahkan literaturnya saya perbanyak. Terkadang juga nyari di internet soal bagaimana memijat yang baik dan nyaman bagi pasien," jelas Wawan.

Diakui, selain bisa melayani permasalahan kejantanan, Wawan juga sanggup melayani pijat refleksi penyembuhan berbagai macam penyakit. Metodenya pun tidak jauh berbeda dengan cara pijat kejantanan di mana fokus pijatannya pada bagian telapak kaki.

"Pegel-pegel, nyeri pinggang, nyeri sendi, saraf kejepit, cedera bahu atau sakit stroke. Insyallah kalau kita yakin, pasti sembuh. Kalau saya sendiri tidak bisa menyembuhkan, karena semua kembali kepada Allah SWT," jelas Wawan.

Praktik pijat tradisional yang dilakukan oleh Wawan buka setiap malam. Sengaja malam hari karena dianggap lebih nyaman dan durasi waktunya lebih panjang. Namun, menurut bapak dua anak ini jika ada pasien yang membutuhkan jasanya kemudian halangan tidak bisa ke rumahnya, ia rela menghampiri.

"Kadang kalau mendesak karena sakit dan enggak memungkinkan jalan ke sini, ya saya yang ke rumahnya. Atau kalau sudah langganan ya bisa panggilan," kata dia.

Meski begitu dirinya mengaku tidak semua pasien yang meminta jasa panggilan ia dituruti. Sebab Wawan juga punya kesibukan lain diluar dari aktivitasnya memijat.

"Jadi selain memijat dan servis AC keliling, kebetulan istri kan ada usaha kecil-kecilan. Jadi ya bantu-bantu pastinya, jadi ya mohon maaf kalau semisal tidak bisa kami layani. Monggo bisa langsung ke rumah saja. Insyallah setiap malam saya ada," tuturnya.

Tak Patok Tarif Pijat

Setiap proses ritual pemijatan, Wawan tidak pernah pamrih. Untuk mahar sendiri ia tidak pernah mematok harga apalagi meminta imbalan. Bahkan jika menemui pasien yang kurang mampu, jika dikasih mahar maka Wawan dipastikan akan menolak.

"Niatnya memang membantu tanpa pamrih. Kalau ada yang memberi imbalan ya kita terima, kalau tidak ada ya sudah tidak apa-apa, ikhlas," ujar Wawan.

Sementara itu Riswan, salah satu pelanggan asal Kecamatan Tegalsari mengatakan, sejak rutin mengunjungi praktik pijat di rumah Wawan. Ia langsung merasakan perbedaan nyata usai dipijat oleh Wawan

"Kalau saya merasakan, setelah dipijat tidak pernah njarem (memar) di tubuh. Mas Wawan tahu karakter orang yang akan dipijat. Metode yang digunakan pun beda dari yang lain," ungkapnya.

Riswan mengaku setelah selesai dipijat, ia selalu diberikan ramuan khusus berupa racikan jamu herbal untuk dikonsumsi. Selain membantu dari luar tubuh, juga membantu pemulihan dari dalam.

"Ini yang beda dari yang lain," ujar Riswan.

Jadi bagaimana pendapat anda? Apakah Anda berminat untuk jadi pasien selanjutnya dari Mas Wawan. Kalau iya, silakan bisa datang ke Banyuwangi, Jawa Timur. []

Berita terkait
Rasanya Menjadi Istri dan Anak Prajurit TNI
Ratusan prajurit TNI Kodam XIV Hasanudin berangkat ke Lebanon untuk misi perdamaian dunia. Kesedihan dari anak istri mengiringi kepergian mereka.
Pasar Wagean Wates Kulon Progo, Riwayatmu Kini
Kota Wates memiliki kenangan tersendiri bagi warga Kulon Progo, salah satunya pasar Wagean. Pasar burung ini akhirnya resmi ditutup atau dipindah.
Sumur Tua Menyeramkan di Pabbineang Bantaeng
Sumur tua di Kecamatan Bantaeng, banyak cerita seram tentangnya. Namun, sumur tua itu juga menjadi sumber kehidupan warga setempat.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.