Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam dari rumah sakit St. Carolus, Jakarta dr. Laurentius Aswin Pramono mengatakan stres berdampak buruk untuk kesehatan dan memicu munculnya penyakit autoimun.
"Autoimun tidak hanya dipicu genetik, tetapi juga faktor lingkungan. Kalau tidak diobati seperti lupus, bisa berbahaya. Stres sangat erat kaitannya dengan penyakit autoimun," ujar dia di Jakarta, Senin, 13 Januari 2020, seperti diberitakan Antara.
Laman Healthline menyebutkan penyakit autoimun bisa muncul karena mengonsumsi makanan tinggi lemak, tinggi gula dan olahan yang memicu peradangan dan respons pada sistem kekebalan. Namun, ini belum terbukti.
Stres sangat erat kaitannya dengan penyakit autoimun
Seseorang yang terkena penyakit autoimun mengalami masalah dalam sistem kekebalan tubuh. Sejumlah penyakit autoimun, yakni psoriasis, multiple sclerosis (MS), penyakit Grave, penyakit Addison, Sjögren’s syndrome dan Hashimoto’s thyroiditis.
Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ, misalnya diabetes tipe 1 yang merusak pankreas. Sementara penyakit lain, seperti systemic lupus erythematosus (SLE). Hal ini bisa mempengaruhi seluruh tubuh.
Aswin menyebutkan beberapa cara agar stres tak berkembang menjadi depresi, diantaranya, mendengarkan musik, atau berlibur.
Sementara itu, psikiater dari Asosiasi Psikiatri Indonesia wilayah DKI Jakarta, Dr. Eva Suryani menyampaikan kepada masyarakat untuk memahami gejala dini dan penyebab stres tersebut. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan beradaptasi yang baik agar dapat menghadapi kondisi yang tak sesuai harapan. []
Baca juga: