Subulussalam - Guna memantau keberadaan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang dilaporkan tengah berkeliaran di sekitar perkampungan Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Aceh memasang sebanyak 10 unit camera trapping (kamera pemantau).
10 unit kamera tersebut dipasang di 10 titik sejak sepekan yang lalu di sekitar areal perkebunan sawit warga Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh yang jaraknya tidak jauh dari rumah penduduk atau berkisar radius 50-100 meter sebagai upaya penanganan konflik satwa yang dirasa telah meresahkan warga.
Kamera trap sudah dipasang sejak beberapa minggu lalu, pemasangan itu untuk memastikan ada berapa jumlahnya dan kondisi satwanya seperti apa, remaja atau dewasa.
Dari hasil pantauan kamera tersebut, berdasarkan informasi yang diterima Tagar dari tim Balai KSDA terekam dua ekor harimau yang berlalu-lalang di sekitar areal perkebunan sawit warga
Dua ekor harimau Sumatera yang terekam kamera, seekor telah berhasil masuk kandang perangkap yang di pasang oleh tim KSDA, Jumat, 6 Maret 2020. Sedangkan seekornya lagi diprediksi masih berkeliaran di sekitar areal perkebunan warga.
Menurut bincang-bincang Tagar bersama tim KSDA Aceh yang tengah bertugas di lokasi terperangkapnya harimau, mengatakan situasi desa belum dinyatakan aman, sebab masih adanya seekor harimau lagi yang belum berhasil dijerat.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Aceh, Agus Arianto kepada Tagar menjelaskan pemasangan camera trapping bertujuan untuk memastikan jumlah dan kondisi satwa.
"Kamera trap sudah dipasang sejak beberapa minggu lalu, pemasangan itu untuk memastikan ada berapa jumlahnya dan kondisi satwanya seperti apa, remaja atau dewasa," kata Agus ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp, Jumat, 6 Maret 2020, sore.
Agus mengatakan, usia dan bobot harimau yang diperangkap tersebut belum dapat diprediksi, namun yang diketahui harimau tersebut adalah harimau remaja berjenis kelamin betina.
"Kita masih menunggu tim dokter dan teman-teman FKL (forum konservasi Leuser) bersama WCS-IP (wildlife conservation society indonesia program) sedang mencoba turun ke lokasi untuk mengecek," tutur Agus.
Lebih lanjut ia menambahkan, langkah selanjutnya harimau tersebut akan ditranslokasi. "Langkah selanjutnya harimau ini akan dilepas liarkan kembali ini masih didiskusikan lokasi mana yang memang savety untuk kita lepaskan," ucapnya.[]
Baca juga:
- Teror Harimau, Warga Subulussalam Aceh Semakin Cemas
- Keselamatan Warga Subulussalam Terancam dari Harimau
- Seekor Harimau di Subulussalam Masuk Perangkap BKSDA
- Ternak Warga Subulussalam Aceh Dimangsa Harimau
- Harimau Masuk Kampung Aceh, BKSDA Datangkan Pawang