Jakarta - Hari jomblo atau singles' day merupakan perhelatan belanja online terbesar di dunia yang digelar setiap tanggal 11 November. Di hari itu, konsumen rela menghabiskan miliaran dolar untuk belanja secara daring. Namun hati-hati, ancaman penipu selalu mengintai dan siap menilep uang Anda.
Belanja online bakal meningkat signifikan pada hari jomblo ini ditengah pandemi Covid-19. Selain mereka yang tidak bisa keluar rumah lantaran pembatasan sosial, mereka yang tidak bisa melancong ke luar negeri bakal "balas dendam" secara online.
Penipu itu kemudian meminta korban untuk menyebutkan nomor rekening bank agar refund bisa segera dilakukan.
Ini menjadi lahan bagi penipu yang telah bertahun-tahun selalu mengincar para alkoholik belanja online. Seperti diberitakan dari BBC News, Rabu, 11 November 2020, mereka telah menemukan cara yang semakin inovatif untuk mengelabui konsumen, antara lain dengan memakai aplikasi palsu dan klaim palsu kerusakan pakaian terkena bahan kimia formaldehida.
Beberapa pembeli di China telah kehilangan puluhan ribu dolar karena penipuan menggunakan aplikasi belanja online palsu. Kepolisian China dari beberapa provinsi termasuk Anhui, Jiangsu dan Sichuan telah mengeluarkan peringatan di platform media sosial Weibo tentang penipuan dengan modus pengembalian uang (refund).
Ia kena tipu Rp 426 juta dari seorang yang menelpon mengaku dari platform e-commerce Taobao.
Modus penipuan itu dengan mengaku sebagai petugas layanan perusahaan e-commerce. Ia menelpon korban dengan menyebutkan pesanannya sudah habis atau rusak. Sebagai kompensasi, perusahaan akan memberikan refund dengan nilai yang sama dengan pembelian.
"Penipu yang mengaku bekerja sebagai pelayan itu kemudian meminta korban untuk menyebutkan nomor rekening bank agar refund bisa segera dilakukan," kata pejabat polisi.
Pejabat polisi itu menambahkan, pihaknya menerima banyak laporan penipuan serupa dalam beberapa minggu terakhir, sebelum hari jomblo. Seorang wanita di provinsi Yunnan baru-baru ini kehilangan 200.000 yuan atau setara Rp 426 juta karena penipuan dengan modus refund.
"Ia kena tipu dari seorang yang menelpon mengaku dari platform e-commerce Taobao, yang katanya akan mengembalikan refund atas pembelian pakaian senilai 200 yuan (Rp 426 ribu)," kata pejabat polisi itu lagi.
Menurut penuturan korban, ia telah mentransfer uang ke scammer beberapa kali. Ini dilakukan setelah penipu memberitahu bahwa ada masalah dengan sistem mereka, dan korban harus membayar untuk mencairkan akunnya.
Modus penipuan uang refund selalu terulang selama perayaan hari jomblo dan sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Pada tahun 2018, penipu dilaporkan menyamar sebagai petugas layanan pelanggan yang menawarkan refund untuk pembelian pakaian yang katanya rusak kena bahan kimia formaldehida berlebihan.
Seorang wanita di kota Wuxi kehilangan 44.000 yuan (Rp 93,7 juta) dengan modus pakaian yang ruak karena bahan kimia formaldehida. Ia mengakui uangnya raib setelah memindai kode QR yang dikirim oleh scammer menanyakan detal banknya.
Tahun lalu, modus formaldehida dipakai untuk mengelabui para ibu agar percaya bahwa bahan kimia tersebut telah mencemari pesanan popok bayi mereka. Untuk itu, penipu menyebutkan akan membelikan refund setelah korban mengirimkan data perbankan sebagai persyaratan untuk menerima uang pengembalian.
Penipuan lainnya dengan modus dengan memakai aplikasi belanja palsu selama belanja online hari jomblo. Aplikasi itu dibuat mirip dengan aslinya, seperti Taobao dan JD.com. Aplikasi yang begitu mirip, membuat para korban terpeaya untuk memberikan informasi pribadi seperti nomor ponsel dan detail rekening bank.
Menurut laporan 2018 yang dirilis perusahaan keamanan online China, 360 Security Brain, hampir 4.000 aplikasi belanja palsu diunduh di lebih dari 300.000 perangkat seluler pada November tahun itu. []
- Baca Juga: Hari Belanja Online di Indonesia, Apa Beda 11.11 dengan 12.12
- Kenapa Belanja Online di China Disebut Hari Jomblo?