Hadiah Tangkap Pembuang Sampah di Selokan Mataram

Kelompok Petani Kalasan Sleman, Yogyakarta buka sayembara, bagi penangkap orang yang membuang sampah di Selokan Mataram dapat Rp 500.000.
Spanduk peringatan bagi pembuang sampah dipasang di Selokan Mataram oleh Kelompok Tani Kalasan. Warga yang memergoki pembuang sampah di saluran ini akan mendapatkan Rp 500.000 (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Sleman - Kelompok Petani Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta membuka sayembara berhadiah uang tunai Rp 500 ribu bagi setiap orang yang bisa menangkap basah pelaku pembuang sampah di Selokan Mataram Yogyakarta. Mereka geram dengan ulah orang tak bertanggung jawab yang mengotori sungai peninggalan mendiang Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB IX ini.

Sampah yang memenuhi aliran sungai tersebut berdampak terhadap ladang pertanian mereka. Keluh kesah yang dirasakan kelompok petani Kalasan ini sudah lama. Mereka sangat prihatin dengan keadaan sampah yang dibuang di kanal irigasi yang menghubungkan Kali Progo di barat dan Sungai Opak di timur oleh orang tidak bertangggung jawab.

Ketua Forum Petani Kalasan Janu Riyanto mengungkapkan saat ini air di sungai sepanjang 31,1 kilometer (Km) tersebut sudah tercemar limbah. Sepanjang aliran banyak ditemukan sampah rumah tangga, popok bayi, plastik, kasur, bangkai kucing, bangkai ayam, sampai bangkai kambing semuanya masuk ke aliran sungai.

Padahal air selokan itu menurutnya untuk pertanian. Akibat ulah orang yang tidak bertanggung jawab dapat merugikan banyak orang. Mulai dari mengganggu pandangan, kesehatan juga mempengaruhi hasil pertanian. "Pertumbuhan tanamananya kurang bagus hasilnya juga kurang sehat karena airnya tercemar," kata Janu kepada wartawan saat ditemui pada Selasa 18 Februari 2020.

Sebagai perwakilan kelompok tani, Janu mengutuk pembuang sampah itu. Pihaknya bekerja sama dengan petugas Selokan Mataram bersama Kecamatan Kalasan, Koramil, dan kelurahan untuk bersinergi mengatasi pembuang sampah yang mengabaikan lingkungan itu.

Sehingga mereka akan mengadakan sayang bara bagi siapa yang menangkap basah pelaku beserta buktinya (membuang sampah) di Selokan Mataram akan mendapat hadiah sebesar Rp 500 ribu. "Hadiahnya Rp 500 ribu bagi siapa saja yang memergoki orang yang ketahuan membuang sampah di aliran sungai ini," katanya.

Pelaku yang terbukti membuang sampah akan dibawa ke polsek setempat tanpa disakiti atau dihakimi warga. Hal itu mereka lakukan agar pelaku jera bahwa yang sudah dilakukan itu merugikan orang lain.

Hadiahnya Rp 500 ribu bagi siapa saja yang memergoki orang yang ketahuan membuang sampah di aliran sungai ini.

Jika pelaku ingin diambil oleh keluarganya juga harus dihadiri oleh ketua RT, RW dan Lurah setempat. Jika salah satunya tidak ada, pelaku tidak diperbolehkan pulang. Aturan ini berlaku bagi siapa pun baik itu pelajar atau mahasiswa, pekerja maupun pengangguran.

"Ini sebagai pembelajaran bagi mereka yang suka membuang sampah karena ini merugikan banyak orang. Mereka tidak tahu kalau ini merugikan petani. Agar semuanya sadar akan kebersihan," ucapnya.

Sampah di Selokan MataramSampah menumpuk di Selokan Mataram dikeluhkan para petani di Yogyakarta. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Pembuang sampah selama ini kebanyakan berasal dari pengendara dan warga. Apalagi limbah rumah tangga yang kerap dibawa oleh pekerja pabrikan. Sambil pergi bekerja mereka membuang sampah dari rumahnya ke sungai tersebut.

Sampah yang memenuhi saluran yang dibangun di era pendudukan Jepang ini memang sudah lama. Empat tahun terakhir Selokan Mataram mati karena tidak ada air. Sekarang sudah ada air malah dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk membuang sampah.

"Kami sudah berjuang untuk mengalirkan air ke Selokan Mataram tapi jangan dialihfungsikan sebagai tempat pembuangan sampah. Kami tidak rela," katanya sedih.

Sampah itu bisa menyumbat ke aliran sawah-sawah. Seperti popok bayi sudah biasa masuk ke lahan sawah para petani. Akibat tumpahan limbah dari berbagai sampai itu mengakibatkan airnya menjadi gatal. Padahal petani sendiri merawat dan menjaga Selokan Mataram dengan baik. "Kami akan bergerak apa pun caranya agar solokan terbebas dari sampah," ucapnya. []

Baca Juga:

Lihat Foto:

Berita terkait
Nasib Sampah Menggunung di TPST Piyungan Bantul
Sampah menggunung di TPST Piyungan Bantul sampai saat ini masih menunggu investor yang bersedia mengolahnya. Ada investor Korea yang tertarik.
Kiat Mahasiswa Semarang Kelola Sampah Karimunjawa
Mahasiswa KKN UIN Walisonongo Semarang memunguti sampah di pantai Karimunjawa, Jepara. Sampah diubah menjadi produk kreatif.
Perekam Buang Sampah di Padang Dapat 100 Ribu
Warga yang merekam aktivitas buang sampah sembarangan di Kota Padang, Sumatera Barat, akan mendapatkan bayaran sebesar Rp 100 Ribu.