Jakarta – Pada kenyataannya, menabung saja memang tidak cukup. Kita juga harus menanam aset dalam berbagai bentuk untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dan lebih cepat dari tabungan.
Dengan berinvestasi, kita menambah penghasilan di luar pekerjaan utama dan menjadikan tabungan kita bernilai tambah untuk jangka panjang.
Setiap jenis saham mempunyai risiko masing-masing sesuai ekspektasi terhadap return (tingkat pengembalian investasi). Apa saja? Simak penjelasannya.
Tunai
Investasi tunai artinya menyimpan modal dalam bentuk uang di institusi perbankan. Tingkat risikonya terbilang kecil, begitu pula dengan tingkat pengembaliannya. Beberapa produk investasi yang termasuk dalam jenis ini adalah:
Tabungan
Pasti banyak di antara kamu yang tidak sadar bahwa tabungan termasuk investasi. Tabungan disebut investasi karena memberi nilai tambah berupa bunga. Suku bunga tabungan biasanya disesuaikan dengan bank penerbit dan jenis tabungan. Suku bunga dihitung dalam satuan persen per tahun.
Keuntungan investasi tabungan terletak pada fleksibilitasnya. Kita bisa menarik dana dalam tabungan kapanpun dan dimanapun kita butuh. Yang penting, ada bank, ATM, atau mini market yang melayani penarikan tunai.
Sisi negatifnya, tabungan begitu mudah ditarik sehingga kerap tidak bertahan lama (apalagi jika kamu boros). Selain itu, Suku bunganya pun relatif kecil sehingga nilai tambahnya tidak terlalu terasa. Kesimpulannya, tabungan lebih cocok untuk investasi jangka pendek.
Deposito
Deposito merupakan salah satu bentuk produk investasi berjangka yang ada di bank, yang jangka waktunya sudah ditetapkan di awal (misalnya 1,3,6, atau 12 bulan).
Namun, investasi jangka panjang ini juga membuat kamu jadi sulit menarik dana ketika kondisi mendesak karena dana deposito hanya dapat ditarik dalam jangka waktu yang disepakati. Mana lagi, jumlah minimal setoran awal biasanya lebih besar dari tabungan.
Bentuk investasi lainnya
Reksadana
Reksadana artinya menginvestasikan dana ke berbagai pos dengan bantuan Manajer Investasi (MI). Jenisnya ada 4, yaitu pendapatan tetap, pasar uang, saham, dan campuran.
Reksadana bisa menyulitkan jika kamu tidak puas dengan performa MI. Besaran untungnya pun tidak setinggi saham. Selain itu, kamu juga perlu memberikan fee kepada MI.
Forex Trading (perdagangan valuta asing)
Investasi ini termasuk jenis dengan risiko paling besar karena negara kita menggunakan sistem Free Floating (tergantung permintaan dan penawaran di pasar) yang sangat fluktuatif. Jenis satu ini terbilang sangat menantang. kamu harus jeli membeli valas saat turun, lalu menjualnya di saat naik.
Melakukan investasi forex memang memerlukan keahlian khusus, kamu harus mampu menganalisa tidak hanya secara fundamental tapi juga teknikal.
Jadi Itulah lika-liku perjuangan dan resiko seseorang dalam berinvestasi, pandai lah dalam melakukan investasi untuk masa depan.[]
(Erlangga)
Baca Juga:
- Wah! 18 Manajer Investasi di Suspensi OJK, Ini Alasannya!
- Memodernisasi Pabrik, Ford Investasi di Thailand
- 5 Tips Dapat Bunga Tinggi dari Investasi Deposito
- 3 Ciri Kredit Investasi, Solusi Modal Besar untuk Berbisnis