Gedung SMP di Manggarai Timur NTT Nyaris Roboh

Banyak gedung sekolah di Manggarai Timur, NTT, kondisinya memprihatinkan. Salah satunya bangunan enam ruang kelas di SMPN 10 yang nyaris roboh.
Kondisi bangunan ruang kelas di SMPN 10 Manggarai Timur, NTT, sangat memprihatinkan, Rabu, 6 November 2019. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Manggarai Timur - Pembangunan infrastruktur masih timpang di wilayah timur Indonesia. Di Pulau Flores, para pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 di Kampung Gulung, Desa Pong Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), belajar di tengah ancaman robohnya ruang kelas.

Pantauan Tagar di lapangan, bangunan sekolah yang rentan roboh digunakan kegiatan belajar mengajar kelas VII dan VIII. Bangunannya dibagi jadi enam ruang kelas, beratap seng, berlantai tanah dan berdinding pelupuh. Pelupuh adalah rangkaian bilahan bambu yang dibuat jadi papan.

Kondisinya sangat memprihatinkan karena pelupuh maupun bambu tiang penyangga bangunan sudah lapuk. Imbasnya bangunan jadi miring dan rentan ambruk. Alhasil, suasana belajar jadi sangat tidak nyaman.

"Kami sangat tidak nyaman ketika mengajar, siswa siswi juga begitu. Panas, berdebu, kasihan siswa siswi kami. Kami takut kalau gedung ambruk ketika kami sedang melaksakan proses belajar mengajar," kata guru matematika, Hendrik Aris Mandriani kepada Tagar Rabu, 6 November 2019.

Kepala SMPN 10 Marselinus Sadin menjelaskan bangunan sekolahnya dibangun tahun 2012. Pada tahun 2015 mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk membangun sebuah gedung baru yang sekarang difungsikan sebagai kantor dan ruang kelas IX.

"Di SMP kami ada lima rombongan belajar dan 17 tenaga pendidik yang terdiri dari tiga aparatur sipil negara," katanya.

Melihat fisik bangunan, belum lama ini para orang tua murid mengumpulkan dana senilai Rp 2 juta untuk memperbaiki tiang bambu yang dimakan rayap. Jika tak segera ditopang bambu baru maka bangunan sekolah akan roboh.

"Kami sudah ajukan proposal untul pembangunan ruang kelas baru namun sampai sekarang belum terealisasi," kata Sadin.

Kami sangat tidak nyaman ketika mengajar, siswa siswi juga begitu. Panas, berdebu, kasihan siswa siswi kami.

Khusus tiang dan dinding pelupuh, tiap tahun diganti yang baru. "Kami takut pada saat musim hujan dan angin. Kalau musim hujan saya perintahkan siswa agar tidak masuk ke ruang kelas. Takut ambruk. Daripada ada korban jiwa, lebih baik tidak usah masuk ruangan ketika musim hujan," ucapnya.

Ia berharap tahun 2020 sudah terwujud bantuan ruang kelas baru. Karena yang ditakutkan pada saat ujian nasional (UN) . "Kalau musim hujan tentu UN bisa tunda karena kondisi gedung sekolah ini bisa roboh atau ambruk," ujar dia.

Pada saat yang sama, anggota DPRD Manggarai dan Dinas Pemuda dan Olah Raga setempat berkunjung ke SMPN 10. Kepala Bidang SMP Vinsen Tala mengakui kondisi bangunan sekolah sangat memprihatinkan.

"Kebetulan saat ini musim kering. Tapi kalau pada musim hujan pasti terjadi banjir. Apalagi dinding bangunan ini terbuat dari pelupuh yang mulai lapuk dan lantainya masih beralas tanah, sangat tidak nyaman bagi guru dan siswa siswi di sini," kata dia.

Ketidaknyamanan suasana belajar mengajar tersebut segera dilaporkan ke pimpinan dan Bupati Manggarai Timur. "Juga akan kami bahas dengan anggota DPRD supaya tahun 2020 bisa dianggarkan dana untuk ruang kelas baru bagi SMPN 10," jelasnya.

Selain SMPN 10, lanjut Vinsen, masih ada belasan SMPN yang bernasib sama, bahkan kekurangan ruang kelas. Seperti di Pedak, SMPN di wilayah itu ada dua ruang kelasnya yang tidak memiliki atap. "Sudah saya laporkan ke Pak Kepala Dinas dan Bapak Wakil Bupati serta ke Komisi C DPRD Kabupaten Manggarai Timur," ujarnya.

Dikatakan, upaya mencerdaskan anak bangsa sebenarnya tidak diukur dari gedung sekolah. Model dan pola pembelejaran bisa di luar ruangan. Hanya saja, belajar di luar ruangan bukan berarti tidak memiliki gedung sekolah. Gedung sekolah tetap harus ada dan layak agar proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik.

Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur Floresia Pareira berjanji akan mengupayakan pembangunan ruang kelas baru SMPN 10. "Saya akan sampaikan hal ini ke Ketua Komisi C dan akan berjuang dalam membahas anggaran agar sekolah ini mendapat ruang kelas baru di tahun 2020," ujar politikus Partai Perindo tersebut. []

Baca juga:

Berita terkait
Atap Sekolah Runtuh, di Mana Nadiem Makarim?
SD Negeri di Pasuruan, Jawa Timur, atapnya runtuh, dua korban jiwa melayang, di mana Mendikbud Nadiem Makarim? Tulisan opini Bagas Pujilaksono.
Kementerian PUPR Renovasi 32 Sekolah di Sampang
Kementerian PUPR melakukan renovasi terhadap 32 sekolah di Kabupaten Sampang yang diantaranya 31 SDN dan 1 SMPN.
Sekolah di Bantaeng Porak-poranda Diterjang Angin
Angin kencang melanda Kabupaten Bantaeng menyebabkan sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Al-ihsan hancur.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.