Magelang - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meninjau sejumlah tempat pengungsian di Kabupaten Magelang yang kini dipergunakan oleh warga lereng Gunung Merapi. Menurut Ganjar, tempat pengungsian yang disiapkan sudah paling siap dan paling bagus dibanding daerah lain.
"Ini sebenarnya tempat pengungsian yang saya inginkan, jauh lebih baik dari yang saya mau malah. Kenapa saya langsung menuju ke sini, karena ini the best. Sampai hari ini belum pernah ada yang membuat seperti ini, kalau ini bisa dijadikan contoh ini keren," kata Ganjar, saat meninjau tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat, 6 November 2020.
Ganjar menambahkan, dirinya membayangkan tempat pengungsian di masa pandemi Covid-19 hanya berupa kotak-kotak dari kardus.
"Jadi kotak-kotaknya dulu saya hanya berpikir pakai kardus, ini malah bisa pakai multipleks sehingga antarkeluarga bisa dibatasi. Dengan begitu meskipun Merapi aktif, mereka mengungsi, tapi posisi di pengungsian semua protokol kesehatan dijaga," bebernya.
Ganjar juga mengapresiasi penerapan protokol kesehatan berupa rapid test yang diterapkan di tempat pengungsian. Menurutnya, para pengungsi merupakan kelompok rentan sehingga perlu mendapat perhatian yang pertama.
Adapun untuk mengantisipasi kekurangan tempat pengungsian apabila jumlah pengungsi bertambah, Ganjar meminta gedung sekolah yang sedang tidak terpakai untuk digunakan.
"Banyak yang bisa dipakai, sekolah-sekolah kan sedang tidak dipakai. Kalau gedung terbatas, area terbatas, bisa dibuatkan tenda. Yang penting dibuat seperti ini, atau minimal dikotaki, kalau bisa seperti ini sangat bagus sekali," imbuhnya.
Baca juga:
- Sepiring Bubur Gratis Tiap Hari Jumat di Magelang
- Dinsos Magelang Latih Disabilitas Bisnis e-Marketing
- Nasib Sial Maling Kotak Amal saat Dikejar Warga di Magelang
Salah satu pengungsi, Samini, 50 tahun, mengaku merasa nyaman dengan kondisi pengungsian yang disiapkan pemerintah. Sebab, semua pengungsi dipisah dengan keluarga masing-masing.
"Nyaman teng mriki, soale dipisah-pisah (nyaman di sini, soalnya dipisah-pisah)," katanya.
Samini yang tahun 2010 juga pernah mengungsi mengatakan, pembatasan dengan sekat membuat ia dan keluarganya lebih nyaman. "Mbiyen umpel-umpelan, sakniki jembar (dulu berdesakan, sekarang lebih lebar tempatnya)," ucap dia. []