Semarang - Kota Semarang, Jawa Tengah dipastikan tak bisa new normal dalam waktu dekat. Ini setelah Pemkot Semarang memutuskan memperpanjang Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) usai PKM jilid empat berakhir Minggu, 5 Juli 2020.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan perpanjangan PKM kali ini beda dengan PKM awal maupun PKM perpanjangan hingga jilid empat. Sebab perpanjangan PKM saat ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
"Perpanjangan perwal (PKM) berikutnya ini tanpa periode," tutur Hendrar Prihadi di kantor Dinas Kesehatan Kota Semarang, Minggu, 5 Juli 2020.
Menurut Hendi, sapaan Hendrar Prihadi, perpanjangan PKM dipengaruhi oleh terus meningkatnya kasus Covid-19 di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini. Hingga saat ini tercatat ada 718 kasus positif covid, 934 pasien sembuh dan 135 meninggal dunia.
Perpanjangan perwal (PKM) berikutnya ini tanpa periode.
Peningkatan itu terjadi karena jajaran Pemkot Semarang dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 intens melakukan tes massal, baik itu rapid test maupun swab test. Menyikapinya, butuh payung hukum lagi setelah payung hukum Perwal PKM jilid empat berakhir, sebagai dasar kerja penanganan corona.
"Kami memutuskan bahwa PKM atau Perwal PKM harus diteruskan karena sebagai payung hukum untuk kegiatan patroli yang melibatkan TNI, Polri dan juga kawan-kawan dari pemkot," ujar dia.
Hendi menambahkan meski perpanjangan PKM tanpa periode bukan berarti PKM akan diterapkan selamanya. PKM bisa saja ditiadakan ketika angka kasus corona menurun.
Sebaliknya, di masa tanpa batas itu, PKM justru akan lebih diperketat ketika angka kasus covid lebih banyak. "Kalau ternyata angkanya naik terus maka PKM ini ditambahi beberapa pasal yang yang menuntut pengetatan-pengetatan di dalam kegiatan masyarakat," katanya.
Hendi meminta ada peran bersama dari masyarakat untuk lebih mendisiplinkan diri mencegah penyebaran Covid-19. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan pemerintah selama PKM jilid empat ternyata malah ditangkap beda di lapangan.
"Jadi kalau kita semakin sering masuk ke pasar, semakin sering masuk ke mal, semakin sering masuk ke cafe, maka kemudian kemungkinan untuk mendapatkan teman-teman yang OTG (orang tanpa gejala) tapi dia membawa Covid-19 semakin besar," ucap dia. []
Baca lainnya:
- UTBK Undip Semarang: Suhu Lebih 37,5, Tes Berikutnya
- Peserta BPJS Semarang Diminta Bayar Biaya Perawatan
- Penjelasan PDAM Semarang soal Naiknya Tagihan Air