Jakarta - Ketua Umum DPP Forum Komunikasi Santri Indonesia (FOKSI) Muhammad Natsir Sahib mendukung tindakan tegas Kapolri Jendral Pol Idham Azis dan Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo yang telah mencopot tiga jenderal atas kasus buronan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia terkait pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra.
Tiga jenderal yang dicopot adalah Kepala Divisi Hubungan Internasional Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte, Sekretaris NCB Interpol Indonesia Brigadir Jenderal Nugroho Slamet Wibowo, dan Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Bareskrim Polri Brigjen Prasetijo Utomo.
Semoga tindakan pencopotan ini dapat ditindaklanjuti dengan mengusut tuntas kasus Djoko Tjandra
"Kami mengapresiasi Kapolri dan Kabareskrim yang melakukan aksi cepat dengan mencopot tiga oknum polisi berpangkat Jenderal serta membentuk tim gabungan untuk mengusut kasus Djoko Tjandra," kata Natsir di Jakarta pada hari Sabtu, 25 Juli 2020.
Menurutnya, langkah cepat yang dilakukan oleh Idham Azis dan Listyo Sigit menunjukkan komitmen kepolisian untuk menjaga nama baik institusi penegak hukum dari oknum-oknum yang menjelekkan marwah Korps Bhayangkara.
"Ini menunjukkan tidak ada ruang bagi kejahatan meski oleh jenderal sekalipun. Semoga tindakan pencopotan ini dapat ditindaklanjuti dengan mengusut tuntas kasus Djoko Tjandra. Penegakan hukum harus diterapkan tanpa pandang bulu dan keadilan sebagai panglima tertinggi," katanya.
Dia juga mengingatkan semua pihak untuk mendukung upaya pengusutan yang dilakukan kepolisian saat ini. Ia meminta semua pihak untuk tidak melakukan gerakan-gerakan yang justru memperkeruh dan mengaburkan persoalan.
"Saat ini kita harus mendukung Kapolri dan Kabareskrim membersihkan institusinya dari oknum-oknum yang mencoreng nama baik kepolisian. Namun saya melihat di luar ada yang mencoba melakukan gerakan-gerakan tambahan, seperti aksi demonstrasi, pernyataan sikap, ataupun gerakan liar lainnya. Saya rasa gerakan-gerakan itu justru mengaburkan fokus persoalan," katanya.
Lantas Natsir pun menduga kuat ada yang ingin melakukan kampanye hitam dan menggoreng persoalan Djoko Tjandra untuk mendiskreditkan Kapolri dan Kabareskrim.
"Saya tidak mau berpraduga, namun sepertinya ada gerakan-gerakan yang ingin melakukan black campaign, padahal tim gabungan yang dibentuk kepolisian saat ini sedang menjalankan pengusutan. Jadi saya rasa gerakan-gerakan tambahan harus dihentikan. Kita berikan kepercayaan penuh kepada Kapolri, Kabareskrim, dan tim gabungan untuk melakukan pengusutan," Muhammad Natsir Sahib. []
- Baca juga: Skandal Djoko Tjandra, DPR Harus Panggil Idham Azis
- Baca juga: Ferdinand: Saya Tak Pernah Temukan Orang Jawa Lemah!