Festival Naskah Nusantara di Kawasan Danau Toba

Sejak dini generasi muda harus didorong untuk memiliki jati diri, menumbuhkembangkan budaya sebagai kearifan lokal.
Turis asal Inggris sedang mencicipi kuliner lokal pada Festival Naskah Nusantara V di Sipinsur, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Karmawan Silaban)

Doloksanggul - Sejak dini generasi muda harus didorong untuk memiliki jati diri, menumbuhkembangkan budaya sebagai kearifan lokal dengan nilai toleransi dan akulturasi.

Hal itu dikatakan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor pada kegiatan Festival Naskah Nusantara V di objek wisata Sipinsur, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, Senin 19 Agustus 2019.

Kegiatan Festival Naskah Nusantara mendorong generasi muda memiliki tanggung jawab melestarikan budaya bangsa secara khusus warisan budaya Batak.

"Diharapakan partisipasi seluruh elemen masyarakat agar kearifan lokal Nusantara terus tumbuh dan berkembang," kata Dosmar.

Bentuk tanggung jawab Pemkab Humbahas dalam melestarikan kearifan lokal itu, kata Dosmar, akan berkoordinasi dengan Perpustakaan Nasional (Perpunas) dalam pembentukan indentitas dan jati diri kebudayaan melalui dunia pendidikan.

Artinya bukan hanya potensi panorama atau keindahan alam penarik wisatawan, potensi kearifan lokal juga salah satu daya tarik

"Bila memungkinkan, diprogramkan dalam memperkenalkan budaya ke tingkat anak didik melalui pembiayaan APBD Humbahas," kata Dosmar.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Ofi Sofiana menyebut, Festival Naskah Nusantara digelar mendorong semua pihak terlibat dalam pelestarian budaya.

"Dari konten harus diperbaiki medianya. Demikian juga dari dari fisik budaya perlu direstorasi agar bisa dibaca generasi berikutnya," ujarnya.

Menurut dia, Danau Toba menjadi salah satu tujuan pariwisata prioritas. Nantinya keberadaan naskah budaya mendukung potensi wisata.

"Artinya bukan hanya potensi panorama atau keindahan alam menarik wisatawan, potensi kearifan lokal juga salah satu daya tarik," tukasnya.

Ditambahkan, untuk mengetahui makna yang terkandung dalam setiap naskah, Perpusnas mempromosikan pada tingkat nasional dan internasional.

Bahwa nilai naskah sangat luar biasa. Dengan dasar itu, Perpusnas memiliki tanggung jawab untuk melestarikan budaya tersebut.

Meskipun terlebih dahulu melakukan penelitian dan kajian terhadap naskah dengan interdisipliner yang melibatkan ahli dan stakeholder.

"Hasilnya akan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat masa kini," bebernya.

Kegiatan diselenggarakan Perpusnas bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) yakni asosiasi profesi yang bergerak di bidang pernaskahan Nusantara, Pemprov Sumatera Utara dan Pemkab Humbahas.

Kegiatan festival, dengan tema "Dunia Batak, Lintas Sejarah dan Silang Budaya", akan mendorong pembangunan manusia berjati diri, menginspirasi dan menumbuhkembangkan kearifan lokal seperti nilai-nilai toleransi dan akulturasi.

Digelar juga seminar internasional, dengan narasumber terkait naskah kuno yakni Prof Uli Kozok, Prof Robert Sibarani dan lainnya.

Festival Naskah Nusantara juga mengadakan workshop penulisan aksara Batak, menulis lontar Bali, lontar Bugis, lontar Sunda, menulis Jawi dan Kaligrafi, wayang Berber, kertas Dalaung, seni ukir Gorga, dan tenun Ulos Batak.[]

Berita terkait
Yetty Aritonang, Diaspora Batak di Prancis
Wanita yang fasih berbahasa Batak ini mengaku bangga bisa memperkenalkan budayanya pada dunia, khususnya di Prancis.
Budaya Batak Bukan "Dijual" untuk Pariwisata
Pembangunan di Tanah Batak, khususnya kawasan Danau Toba, seringkali tak menyentuh kondisi sosial dan budaya.
Ephorus HKBP: Anak Sekarang, Malu Sebagai Orang Batak
Menurutnya, ada banyak anak sekarang yang tidak tahu budaya Batak, tidak tahu berbahasa Batak.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.