Pematangsiantar - Festival Babi Danau Toba yang dicetuskan oleh aktivis lingkungan, Togu Simorangkir benar-benar serius dikerjakan.
Menurut Togu, yang juga peraih ragam penghargaan atas dedikasinya di dunia literasi nasional itu, respons banyak pihak membuatnya bersemangat melaksanakan kegiatan atau ide yang tak awam ini.
"Sore ini, Direktur Muara Inspirasi, Ishak Aritonang menghubungiku. Dia dan teman-temannya siap menjadi parhobas (panitia) di Festival Babi Danau Toba," kata Togu, Sabtu 31 Agustus 2019.
Mereka kata Togu, ingin menjadikan ini momentum kebangkitan pariwisata di Muara, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Rencananya festival digelar selama dua hari yakni 25-26 Oktober 2019.
Event ini disebut akan menggeliatkan ekonomi kerakyatan di Muara. Homestay, parkir, kuliner dan lain-lain akan bergerak. Ribuan orang akan memadati Muara.
"Acaranya akan sederhana, tapi efeknya ke ekonomi lokal akan membahana," tukasnya.
Sejumlah kegiatan yang digelar di sana, kata Togu yakni, lomba menggambar dan mewarnai untuk anak-anak, lomba kuliner berbahan daging babi: babi panggang, saksang, tanggo-tanggo, babi arsik, babi kecap, steak babi, babi guling, dan pizza babi.
Ikan arsik, naniura, susu horbo, ayam gotah semua akan disiapkan orang Muara
Kemudian ada lomba lari babi, lomba menebak berat babi, lomba menangkap babi, lomba memanggil babi, lomba kebersihan kandang babi, lomba panjambaran, lomba babi tersemok, lomba selfie dengan babi, stand up comedy, dan music festival.
"Dalam kegiatan ini juga akan berisi pelatihan dan edukasi tentang babi. Akan ada pelatihan pengolahan pakan babi yang murah dan berkualitas bagi masyarakat. Edukasi tidak membuang limbah kotoran babi ke Danau Toba dan sampai akan membuat energi alternatif berupa biogas dengan kotoran babi," katanya.
Bagi pengunjung nantinya akan diadakan Parsubang Corner, yaitu bagi pengunjung yang tidak makan daging babi.
"Ikan arsik, naniura, susu horbo (kerbau), ayam gotah semua akan disiapkan orang Muara," tukasnya.
Sebelumnya, Togu mengaku melemparkan ide ini sebagai bentuk perlawanannya atas wacana wisata halal di Danau Toba yang dilontarkan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
"Tidak perlu mengkotakkan wisata. Orang datang ke rumah kita, ya tamu harus menyesuaikan. Orang datang ke rumahku, ngga kupaksa makan babi walaupun ada babi di rumah. Bukan jadi ngga makan babi awak di rumah awak karena ada tamu awak yang ngga makan babi. Itulah toleransi," ujarnya.
Dia kemudian menyarankan Gubernur Sumatera Utara sebaiknya mengurusi perusakan lingkungan di Dabau Toba. "Urus saja perusahaan perusak lingkungan di Danau Toba," tegasnya.[]