Wisata Halal di Danau Toba, Mengancam Jati Diri Batak

Kami siap dengan kemajuan. Tapi jangan paksa kami dengan identitas budaya baru, apalagi yang disebut dengan wisata halal dan bersyariah.
Mangupar Manullang dengan pakaian tradisional Batak.(Foto: Tagar/Karmawan Silaban)

Doloksanggul - Wacana Danau Toba menjadi wisata halal dan wisata syariah yang digaungkan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menuai sikap penolakan keras dari warga Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.

"Wacana tersebut diyakini akan mengikis budaya Batak dan menghasilkan budaya baru," kata salah seorang tokoh masyarakat Humbahas, Mangupar Manullang, di Doloksanggul, Sabtu 31 Agustus 2019.

Pada prinsipnya, menurut Mangupar, masyarakat di kawasan Danau Toba termasuk di Kabupaten Humbahas sangat humanis dengan budaya lain. Tentu karena mengedepankan kebinekaan.

"Saya pikir masyarakat di kawasan Danau Toba terbuka dengan beraneka ragam budaya dan kepercayaan," kata mantan Kadis Pariwisata Humbahas itu.

Untuk diketahui, kata pria pemilik sabuk hitam bela diri karate itu, filsafat Batak sebagai landasan bersosial dan bermasyarakat, disebut dengan "Dalihan Natolu".

Kami siap dengan kemajuan. Tapi jangan paksa kami dengan identitas budaya baru, apalagi yang disebut dengan wisata halal dan bersyariah

"Somba marhula-hula, manat mardongan tubu dan elek marboru. Tempat status sosial, lakukan yang menjadi hak dan kewajibanmu," tandasnya.

Kemudian, berkaca dari daerah wisata yang selangkah lebih maju yakni Bali sebagai destinasi pariwisata yang cukup diminati, tradisi dan budaya di sana menjadi benteng kekuatan dalam mempertahankan jati diri.

"Budaya menjadi kekuatan masyarakat Bali dan siap sebagai tuan rumah yang baik," sebutnya.

Seturut dengan itu, program mewujudkan Danau Toba sebagai kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), diharapkan menjadi gerbang membangun pariwisata modern.

Tujuan turis mancanegara datang ke kawasan Danau Toba, selain untuk melihat indahnya panorama danau dan alam, juga melihat situs sejarah dan keunikan budaya yang ada di dalamnya, dikemas dalam paket wisata berkelas.

"Kami siap dengan kemajuan. Tapi jangan paksa kami dengan identitas budaya baru, apalagi yang disebut dengan wisata halal dan bersyariah. Jangan usik budaya kami, karena kami adalah tuan rumah yang baik," kata mantan Kasat Pol PP Humbahas itu.[]

Berita terkait
Penolakan Wisata Halal di Kawasan Danau Toba
Pernyataan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi soal kawasan Danau Toba akan dijadikan wisata halal akhir-akhir ini ramai diperbincangkan.
Aktivis Ini akan Gelar Festival Babi di Danau Toba‌ ‌
Pegiat literasi nasional dan aktivis lingkungan di Danau Toba, Togu Simorangkir berencana menggelar Festival Babi di Danau Toba, Sumatera Utara.
Wacana Wisata Halal Danau Toba vs Kearifan Lokal
Wacana wisata halal dan syariah mengusik kedamaian masyarakat di seputar tujuan wisata Danau Toba karena dinilai bertentangan dengan kearifan lokal
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.