Ferdinand Hutahaean: Dokter Tirta Lebih Baik Diam!

Kadiv Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyarankan dokter Tirta Mandira Hudi untuk diam agar tidak disangkakan menjadi buzzer
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean. (Foto: Twitter @LawanPoLitikJW)

Jakarta - Kadiv Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai dokter Tirta Mandira Hudi yang belakangan ramai menjadi perbincangan publik sebagai sosok yang aneh. Dia juga menyarankan agar dokter bergaya eksentrik itu lebih baik tidak banyak bersuara, supaya tidak menimbulkan stigma negatif.

"Saya pikir orang ini aneh dan lebih baik diam. Jangan sampai nanti distigmakan orang pada dirinya sebagai buzzer yang bicara berdasar pesanan, itu tidak baik," kata Ferdinand kepada Tagar, Senin, 30 Maret 2020.

Jadi daripada republik ini makin gaduh, lebih baik Tirta diam dan tidak lagi menyampaikan pernyataan-pernyataan yang saling bertolak belakang.

Menurutnya, Tirta besuara keras, lantang, bahkan agak kasar. Adapun soal keanehan yang dimaksud, kata Ferdinand, yaitu lantaran kelabilan Tirta ihwal keinginannya supaya pemerintah menerapkan kebijakan karantina wilayah per provinsi. 

"Pertama dari video yang beredar di Instagram-nya, terlihat dia anti-lockdown dan sangat keras menentang dengan alasan kehidupan rakyat kecil," ucapnya.

Baca juga: Dokter Tirta, Pejuang Corona Bergaya Funky Curi Perhatian

Kemudian, kata dia, setelah beredar foto pertemuannya dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Tirta jadi berubah 180 derajat menjadi sangat keras dengan mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menerapkan lockdown.

Meskipun secara pribadi tidak mengenal Tirta, Ferdinand mengaku memeroleh informasi soal dokter bergaya funky itu melalui media sosial, karena yang bersangkutan kerap membangun narasinya menyangkut virus corona.

Ferdinand menyatakan perlu menghargai sosok Tirta sebagai relawan penanggulangan Covid-19. Namun, menurutnya, pernyataan-pernyataan Tirta di tengah publik belakangan ini cenderung hanya membuat gaduh dan disampaikan tanpa prinsip.

"Jadi daripada republik ini makin gaduh, lebih baik Tirta diam dan tidak lagi menyampaikan pernyataan-pernyataan yang saling bertolak belakang," kata dia.

Kemudian, Ferdinand menyarankan agar Tirta tetap menjadi relawan dengan catatan tidak membuat suasana di negeri ini lebih gaduh lagi.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Tepis Kebijakan Lockdown

Sebelumnya, dokter Tirta meminta Presiden Jokowi untuk segera melakukan karantina wilayah per provinsi. Dia menilai keputusan lockdown sangat penting terutama bagi Jakarta.

Meski demikian, pria kelahiran Surakarta 30 Juli 1991 itu sadar bahwa status lockdown akan membawa dampak besar bagi perekonomian. Dia pun mengusulkan agar pemerintah mengundang para pakar ekonomi ke Istana Negara untuk menghitung jumlah kerugian. 

"Pak @jokowi saya tahu ini kewenangan Anda. Saya tahu beban negara berat, seberat-beratnya. Sebelumnya, saya berduka atas wafatnya ibunda. Oke. Tapi, ini saatnya karantina wilayah per provinsi. Ini penting pak, terutama Jakarta," tulis @dr.tirta melalui akun Instagram-nya. []

Berita terkait
Nestapa Warga Migran India Pasca Lockdown
Jutaa warga India yang bekerja sebagai buruh migran melakukan eksodus ke kampung halaman pasca pemerintah memberlakukan karantina total (lockdown).
Over-Religius dan Gaduh Warganet soal Lockdown
Terdapat tiga alasan mengapa warganet di Indonesia menjadi gaduh saat pandemi virus corona (Covid-19), yang dikatakan pengamat politik LIPI Wasisto
Dampak Corona, Odong-odong Bang Masri Ikut Lockdown
Wabah Covid-19 membuat usaha hiburan anak-anak ikut terkena imbas, odong-odong milik Bang Masri terpaksa ikut lockdown.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)