Jakarta - Saat ini Istilah flexing mendadak viral di media sosial, Namun , apa sebenarnya makna dari flexing?
Rhenald Kasali, dosen sekaligus pendiri yayasan Rumah Perubahan mengatakan flexing merupakan sebuah istilah yang memiliki makna pamer kemewahan. Kegiatan ini banyak dijumpai di sejumlah media sosial, seperti Instagram, Tiktok, YouTube, atau platform lainnya.
Rhenald menuturkan, Flexing dilakukan dengan cara mengunggah kemewahan atau hasil pencapaian yang dimiliki seseorang.
"Banyak vlogger atau content creator yang menjadikan ajang flexing atau pamer kemewahan ini sebagai konten di laman media sosialnya, yakni dengan menunjukkan barang branded hingga rumah mewah," ujarnya melalui akun Youtube Rhenald Kasali.
Menurut Rhenald, aksi flexing dilakukan untuk mendapat opini dari publik bahwa dia adalah orang yang mampu. Imbasnya, keluarlah julukan seperti "Sultan" atau "crazy rich" yang memiliki arti orang-orang dengan hidup mewah serta bergelimang harta.
Kebalikan dari para orang memiliki real kekayaan Rhenald mengatakan orang yang benar-benar kaya cenderung akan memilih diam daripada memamerkan harta mereka kepada publik dan berikut adalah ciri- ciri orang kaya dan orang yang pura-pura kaya.
1. Malas membahas kekayaan dengan membicarakannya kepada orang lain atau menampilkannya di media sosial
Tipe orang seperti ini biasanya tidak akan tertarik untuk membicarakan mengenai kekayaan mereka dan umumnya akan bersikap lebih santai serta tidak begitu memiliki minat yang besar untuk membahas hal-hal tersebut.
Sebaliknya, orang yang hanya berpura-pura “kaya” akan selalu bersemangat dan dengan sukarela akan menghabiskan banyak waktunya hanya untuk sekedar menunjukkan dan melebih-lebihkan kekayaannya kepada orang lain di sekitarnya.
2. Menabung adalah suatu kewajiban bukan pilihan
Ciri khas lainnya yang dimiliki orang tipe ini adalah mereka gemar menabung. Bahkan menurut Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia, sepertiga dari penghasilan seseorang seharusnya dialokasikan untuk menabung. Artinya, menabung bagi orang yang bahkan sudah memiliki banyak aset adalah hal yang sangat penting. Berbeda dengan orang yang hanya berpura-pura “kaya”, justru mereka lebih senang menghamburkan uangnya untuk hal-hal yang bersifat konsumtif ketimbang ditabung
3. Fokus pada investasi, bukan hanya sekadar konsumsi
Sebagai contoh, Reino Barack memilih untuk memulai bisnis restoran dengan dana yang berasal dari keuntungan investasi saham di perusahaan Apple. Jadi, saat orang-orang tengah demam menggunakan produk Apple, dia justru membeli sahamnya. Kini Reino sukses berbisnis dengan caranya sendiri.
4. Mempunyai strategi berhemat dari setiap pengeluaran
Orang kaya beneran memiliki strategi dalam memanfaatkan pengeluarannya. Tidak semata-mata memiliki uang banyak lalu bebas untuk langsung membeli suatu barang tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu
(Mohamad Fahmi Apriyano)