Rhenald Kasali: Mengenal Flexing di Era Internet

Pendiri Rumah Perubahan, Prof Rhenald Kasali mengatakan jika tren flexing di era internet ini sangat menguntungkan. Simak ulasannya.
Prof Rhenald Kasali. (Foto: Tagar/Instagram/@rumah_perubahan)

Jakarta - Tren flexing sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu, hingga kini tren flexing masih berkembang. Pendiri Rumah Perubahan, Prof Rhenald Kasali mengatakan jika tren flexing di era internet ini sangat menguntungkan. Sehingga mungkin saja ada pihak lain yang memainkan dan memanfaatkan tren ini.

“Karena ia pamer harta berhasil, entah dirinya sendiri yang menjalankan atau ada orang lain di belakang mereka. Karena memiliki network dengan jumlah subscribes yang besar, di dunia internet ini menjadi sangat berharga sekali,” kata Rhenald Kasali

Ia juga mengatakan ketika sesorang memiliki pengaruh maka mereka berusaha mempengaruhi orang lain untuk menjadi kaya raya. “Ketika mereka memiliki itu dan berpengaruh, maka mereka bisa mempengaruhi orang lain dan orang lain pun seakan-akan nanti akan bisa menjadi kaya seperti dia,” katanya dalam wawancara di kanal YouTube Tagar TV, Jumat, 4 Februari 2022.


Ketika invest, kalau itu barang baru jangan taruh sebanyak-banyaknya, taruh sedikit-sedikit saja dulu.


Dalam trend flexing ini, Rhenald Kasali membagi pelaku flexing menjadi dua yaitu influencer yang didanai orang lain dan influencer yang bermutasi sehingga peranan orang dibelakang layar semakin sedikit.

Dalam kasus flexing yang dilakukan influencer Binary Option, Rhenald Kasali mengatakan jika kemungkinan ada orang dibalik layar yang menjalankan investasi bodong ini dan sengaja mendirikannya di negara dengan pajak yang rendah sehingga mereka tidak akan dikejar pajak.

“Jadi kemungkinan besar ini ada induknya yang hanya terdiri dari satu atau dua komplotan tersendiri”, katanya.

Dalam wawancara tersebut, Rhenald Kasali mengatakan jika tidak ingin terjebak dalam marketing flexing khususnya dalam investasi adalah mengenali hubungan antara keuntungan dengan resiko yang ditawarkan.

“Kita investasi tentu harus mempertimbangan resiko, semakin kita tidak kenal, itu semakin beresiko tinggi,” katanya.

Ia juga mengatakan ketika berinvestasi, harus berhati-hati dan banyak belajar “Ketika invest, kalau itu barang baru jangan taruh sebanyak-banyaknya, taruh sedikit-sedikit saja dulu,” katanya.

“Ongkos belajar itu penting, learn before you earn,” ucapnya.

Tidak hanya peran masyarakat, tentu dalam kasus ini perlu adanya peran pemerintah. Disamping menggunakan instrumen regulasi yang ada, pemerintah harus update dalam perkembangan zaman. 

Rhenald Kasali juga mengatakan pemerintah harus melihatkan anak muda yang mengerti algoritma, instrumen-instrumen baru. Selain itu pemerintah baiknya melakukan pemindaian secara berkala scanning ketika menjalankan pengawasan, scanning secara rutin.

(Ni Nyoman Mastika Mega Puspita)

Berita terkait
Pemerintah Hadirkan Jaringan Internet 5G di Presidensi G20
Layanan 5G secara khusus akan mendukung kegiatan streaming video untuk seluruh peserta yang hadir dalam forum ini.
5 Tips Menggunakan Internet Banking yang Aman
Internet banking adalah layanan online perbankan yang beroperasi menggunakan teknologi internet.
Fasilitasi Silaturahim Online Nataru, Jasa Raharja Bagi-Bagi Kuota Internet Gratis
Program tidak mudik pada libur Nataru dibuat sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah membatasi mobilitas orang di masa pandemi.
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya