Facebook Rekam Saat Polisi Hong Kong Tembak Pendemo

Aksi kekerasan yang dilakukan polisi Hong Kong terhadap seorang pendomo saat aksi unjuk rasa direkam Facebook
Penumpang mengantri konter check-in saat bandara dibuka kembali sehari setelah aktivitas penerbangan dihentikan akibat protes di Bandara Internasional Hong Kong, China, Selasa, 13 Agustus 2019. (Foto: Antara/Reuters/Issei Kato)

Jakarta -Facebook merekam aksi kekerasan yang dilakukan polisi Hong Kong terhadap seorang demonstrans pro demokrasi. Dalam rekaman video yang disiarkan secara langsung (live streaming), terlihat seorang polisi menembak seorang pendemo yang memakai penutup wajah.

Sebelum melepaskan tembakan, polisi itu bergelut dengan pendemo yang juga memakai masker wajah. Pria berpakaian putih dan masker warna hitam berontak dan berusaha melepaskan diri. Saat itulah datang pria berpakaian hitam dan masker hitam mendekati polisi. Polisi melepaskan melepaskan tembakan dan mengenai dada pria berpakaian hitam yang langsung tersungkur ke aspal.

Saat pria berpakaian hitam jatuh tersungkur, pria berpakaian putih berhasil kabur dari dekapan polisi dan terus menjauh. Tidak tahu bagaiamana nasib pria berpakaian hitam dan bermasker  wajah yang terkena tembakan.

Seorang mahasiswa tewas saat ikut aksi demonstrasi di Hong Kong

Rekaman lain menunjukkan seorang pendemo yang terluka tengah berbaring dan dalam perawatan. "Dia sedang menjalani operasi dan dalam kondisi kritis," kata juru bicara Hospital Authority kepada BBC, Senin, 11 November 2019.

Ini merupakan kasus ketiga polisi menembak kerumunan pendemo dengan peluru tajam sejak meletus demonstrasi menolak RUU Ekstradisi pada Juni lalu. Insiden pertama terjadi pada tanggal 1 Oktober ketika Cina merayakan 70 tahun pemerintahan komunis. Kasus kedua, seorang remaja pria yang tertembak di kaki pada 4 Oktober lalu. 

Aksi demo telah menimbulkan korban jiwa. Jumat lalu seorang mahasiswa tewas setelah sempat di rawat di rumah sakit. Ia terjatuh di area parkir saat terjadi demo. Ia berusaha melarikan diri saat polisi melemparkan gas air mata di kerumuman pendemo.

Protes Hong KongDemonstrasi yang dilakukan masyarakat Hong Kong pada 16 Juni 2019 lalu menolak RUU Ekstradisi. (Foto: Wikipedia)

Polisi menyebutkan para pengunjuk rasa sebagai radikal dan melakukan tindakan yang ilegal. Polisi mendesak mereka untuk menghentikan aksi demonstransi yang bisa mengancam keselamatan. Sementara beberapa universitas meliburkan kelas selama aksi demo.

Aksi unjuk rasa pro demokrasi menentang RUU Ekstradisi yang telah berjalan lima bulan membuat
ekonomi Hong Kong mengalami resesi. Paul Chan, Sekretaris Keuangan Hong Kong mengatakan tidak ada tanda-tanda
dua pihak yang mau mengalah membuat tahun ini diperkirakan tidak akan terjadi pertumbuhan. 

Paul Chan mengatakan aksi demo telah memukul perekonomian secara komprehensif. Ia memperkiraan ekonomi pada dua triwulan terakhir akan mengalami kontraksi (istilah untuk menunjukkan resesi). "Sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan 0 hingga satu persen seperti perkiraan pemerintah," jelasnya seperti diberitakan dari Reuters, Senin, 28 Oktober 2019. 

Berita terkait
Ekonomi Hong Kong Alami Resesi Akibat Aksi Demo
Ekonomi Hong Kong mengalami resesi setelah aksi demonstransi menentang RUU Ekstradisi yang dilakukan pro demokrasi tak kunjung reda
Parlemen Hong Kong Akhirnya Cabut RUU Ekstradisi
RUU Ekstradisi yang menjadi biang merebaknya aksi demonstrasi telah dicabut oleh parlemen Hong Kong. RUU ini yang menyulut orang turun ke jalan.
Demo Lagi, Kantor Polisi Hong Kong Dilempar Bom Molotov
Hong Kong kembali diwarnai aksi demo menentang RUU Ekstradisi. Minggu 20 Oktober, demontrans menyerang kantor polisi dengan melempar bom molotov
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.