Ekonomi Hong Kong Alami Resesi Akibat Aksi Demo

Ekonomi Hong Kong mengalami resesi setelah aksi demonstransi menentang RUU Ekstradisi yang dilakukan pro demokrasi tak kunjung reda
Ribuan demonstran Hong Kong menduduki bandara Internasional. Penerbangan dibatalkan.(foto:istimewa)

Hong Kong  - Aksi unjuk rasa pro demokrasi menentang RUU Ekstradisi yang telah berjalan lima bulan membuat
ekonomi Hong Kong mengalami resesi. Paul Chan, Sekretaris Keuangan Hong Kong mengatakan tidak ada tanda-tanda
dua pihak yang mau mengalah membuat tahun ini diperkirakan tidak akan terjadi pertumbuhan.

Minggu, 27 Oktober 2019, aksi saling serang kembali memanas di jalan-jalan utama Hong Kong. Para demonstrans berpakaian hitam dan bertopeng membakar toko-tokoh dan melempar bom molotov ke polisi. Sementara polisi tidak tinggal diam dengan menembakkan gas air mata, meriam air dan peluru karet.

Paul Chan mengatakan aksi demo telah memukul perekonomian secara komprehensif. Ia memperkiraan ekonomi pada dua triwulan terakhir akan mengalami kontraksi (istilah untuk menunjukkan resesi). "Sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan 0 hingga satu persen seperti perkiraan pemerintah," jelasnya seperti diberitakan dari Reuters, Senin, 28 Oktober 2019.

Demo HongkongPenumpang mengantri saat bandara dibuka kembali sehari setelah aktivitas penerbangan dihentikan akibat protes, di Bandara Internasional Hong Kong, China, Selasa, 13 Agustus 2019. (Foto: Antara/Reuters/Issei Kato)

Aksi lanjutan demo Minggu lalu itu untuk melawan kebrutalan polisi yang telah melakukan aksi kekerasan terhadap jurnalis. Akhir pekan lalu, polisi menyerang pendemo yang lari ke arah masjid dengan menembakkan meriam cairan berwarna biru. Bentrokan itu juga melukai sejumlah jurnalis yang tengah meliput aksi demo.

Aliansi Jurnalis Televisi Hong Kong (RTHK) mengecam kekerasan terhadap jurnalis. RTHK meminta polisi untuk mengidentifikasi petugas yang menyerang dan merobek masker penutup wajah salah seorang jurnalis."Seharusnya polsi bisa membedakan mana pendemo dengan jurnalis karena jurnalis dilengkapi rompi dan tanda pengenal saat meliput," kata penjelasan RTHK.

Hong Kon Free Press, sebuah layanan berita online, meminta polisi membebaskan seorang fotografer lepas yang ditangkap saat meliputi demo Minggu. Klub jurnalis asing juga mengutuk aksi kekerasan terhadap jurnalis dan meminta dilakukan penyelidikan independen terhadap oknum polisi. Polisi menyangkal menggunakan kekuatan berlebihan dalam penanganan aksi demo, dan dijadwalkan akan menggelar konferensi pers pada Senin ini.

Berita terkait
Parlemen Hong Kong Akhirnya Cabut RUU Ekstradisi
RUU Ekstradisi yang menjadi biang merebaknya aksi demonstrasi telah dicabut oleh parlemen Hong Kong. RUU ini yang menyulut orang turun ke jalan.
Demo Lagi, Kantor Polisi Hong Kong Dilempar Bom Molotov
Hong Kong kembali diwarnai aksi demo menentang RUU Ekstradisi. Minggu 20 Oktober, demontrans menyerang kantor polisi dengan melempar bom molotov
Demo, Orang Kaya di Hong Kong Siap Kabur ke Luar Negeri
Kerusahan yang dipicu penolakan RUU Ekstradisi memicu kekhawatiran orang kaya di Hong Kong. Mereka siap kabur ke luar negeri memburu visa emas.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.