Hong Kong - Demonstran di Hong Kong berencana akan kembali menggelar aksi unjuk rasa menuntut pelaku penganiayaan terhadap aktivis HAM beberapa waktu lalu. Aksi akan digelar di berbagai kawasan pada pekan ini. Mereka mengancam akan mengerahkan massa lebih besar lagi.
Demonstrasi dimulai pada Jumat, 18 Oktober 2019 malam dengan mebuat rantai manusia di berbagai lokasi dekat stasiun MTR. Nantinya, ribuan orang diperkirakan akan turun ke sepanjang kawasan pusat bisnis dan perbelanjaan.
Demonstran sepakat akan melanjutkan aksi pada hari Minggu, 20 Oktober 2019. Namun, hingga kini masih menjadi tarik ulur, pasalnya polisi tak memberi izin. Alasan kepolisian menolak memberikan izin karena setiap kali aksi selalu berujung ricuh ketika menjelang malam hari.
Diketahui, aktivis HAM, Jimmy Sham, diserang secara brutal pada Rabu, 16 Oktober 2019 lalu. "Kami tidak akan mundur bahkan setelah Jimmy Sham, anggota Front Hak Asasi Manusia Sipil, diserang. Kekuatan terbesar kami adalah kesatuan dan ketahanan terhadap masyarakat sipil," kata salah satu kelompok pembela HAM tersebut. Demonstrasi pekan ini juga bersamaan dengan peringatan dua minggu peresmian larangan penggunaan masker wajah.
Efek dari RUU Ekstradisi
Aksi demo menentang RUU Ekstradisi sudah berlangsung sejak Juni 2019 dan belum ada titik terang penyelesaiannya. Para demonstran menolak pembahasan RUU Ekstradisi yang dianggap sebagai upaya intervensi China. Lambat laun, tuntutan demonstrasi semakin meluas. Antara lain, mendesak penerapan demokrasi menyeluruh dan menolak pengekangan oleh pemerintah China, meminta penyelidikan atas kekerasan polisi, dan meminta pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mundur.
Sejumlah massa aksi Hong Kong tidak segan-segan menyerang polisi. Selain itu juga merusak sejumlah fasilitas umum dan toko atau kantor perusahaan yang terkait dengan China. Tidak hanya itu, demonstran radikal juga sempat menyerang sesama warga Hong Kong yang berbeda pendapat dengan mereka di jalanan.
- Baca Juga: Polisi Hong Kong Temukan Bom Rakitan Saat Aksi Demo
- Demo, Orang Kaya di Hong Kong Siap Kabur ke Luar Negeri