EWI Menilai Ceramah Tengku Zul Memenuhi Unsur Pidana

Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) mengatakan ceramah Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain sudah memenuhi unsur tindak pidana.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain. (Foto: Instagram/@tengkuzulkarnain.id)

Jakarta - Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean mengatakan ceramah Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain sudah memenuhi unsur pidana yang tercantum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 156.

Selain itu, kata Ferdinand, dakwah Tengku Zul yang dinilai melecehkan dan merendahkan ustadz-ustadz Jawa dan Solo ini dapat dikategorikan sebagai diskriminatif ras dan etnis sesuai Undang-Undang Nomor 40 tahun 2008.

Pernyataan tersebut menurut saya memenuhi unsur pidana yang tercantum dalam KUHP Pasal 156 dan juga UU Nomor 40 terhadap penghapusan kekerasan terhadap ras, etnis

"Pernyataan tersebut menurut saya memenuhi unsur pidana yang tercantum dalam KUHP Pasal 156 dan juga UU Nomor 40 terhadap penghapusan kekerasan terhadap ras, etnis," katanya dihubungi Tagar, Minggu, 26 Juli 2020.

Lantas, dia menyarankan agar Tengku Zul segera mengucapkan permohonan maaf atas cemarahnya yang dianggap sudah melukai hati Suku Jawa. Pasalnya, Ferdinand berpandangan bahwa ungkapan itu mengandung provokasi terhadap suku tertentu.

"Saya pikir Tengku Zulkarnain ada baiknya mencabut dan menarik pernyataannya dan minta maaf kepada Suku Jawa, karena itu jelas-jelas memprovokasi, menyebar kebencian, dan merendahkan, serta melecehkan suku tertentu. Dari pada nanti saudara-saudara kita orang Jawa yang kemudian melaporkan Tengku Zulkarnain ke polisi?" ujarnya.

Dia berpandangan, penegak hukum akan dengan mudah memvonis Tengku Zul bersalah. Menurutnya, unsur pidana dalam ceramah itu sudah nyata adanya.

"Saya pikir unsurnya terpenuhi dan Tengku Zulkarnain akan diproses dan divonis bersalah menurut saya nantinya. Ini menurut pandangan saya. Ada baiknya dia meminta maaf dan menarik pernyataannya karena memang itu tidak patut diucapkan. Karena kita ini bangsa yang berbudaya," kata dia.

Politisi Partai Demokrat ini juga menyarankan agar Tengku Zul mempelajari lagi tentang karakter suku dan etnis yang ada di Indonesia.

"Menurut saya, Tengku Zulkarnain perlu mempelajari karakter nusantara. Kalaupun beliau selalu ceramah kemana-mana dan dia selalu mengaku 'maaf saya bukan mau rasis' bahwa beliau mengaku keturunan china dan saya pikir dia perlu belajar banyak tentang karakter orang penduduk nusantara ini yang aslinya seperti apa. Berbudaya luhur, berbudi pekerti dan tidak pernah menebar kebencian atau memprovokasi untuk saling menyerang dan membenci," ujarnya.

Dia juga menegaskan, karakteristik warga negara Indonesia cukup baik dan tidak pernah mau bermusuhan dengan suku dan etnis manapun.

"Karena dari Sabang sampai Merauke, kita punya karakter yang cukup baik, bersahabat, toleran dan tidak pernah merasa bermusuhan dengan suku atau etnis apapun," ucap Ferdinand Hutahaean. []

Berita terkait
Ceramah Tengku Zul Dapat Reaksi Keras dari Suku Jawa
Ketua Umum Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa) KP Norman Hadinegoro menegaskan, ceramah Tengku Zul sudah mendapat reaksi keras dari Suku Jawa
Ferdinand: Tengku Zul Coreng Wajah Orang Sumatera
Politisi Partai Demokrat menegaskan bahwa pernyataan Tengku Zulkarnain telah mencoreng nama baik orang Sumatera, termasuk Sumatera Utara.
Dianggap Berdusta, EWI: Anies Tak Pantas Jadi Capres
Ferdinand Hutahaean menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak layak menjadi Calon Presiden (Capres) tahun 2024 mendatang.
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.