Erick & Luhut Dilaporkan Soal PCR, Irma Kupas Keganjalannya

Menko Luhut dan Menteri BUMN dilaporkan soal bisnis tes PCR oleh Prima. Politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago ungkap keganjalannya.
Politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago. (Foto: Tagar/Tribun)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan keterlibatan dalam bisnis polymerase chain reaction (PCR) oleh Partai Rakyat Adil Makmur (Prima).

Menanggapi kegaduhan framing adanya cuan dari bisnis PCR ini, Irma Suryani Chaniago selaku Politisi Partai NasDem melakukan bincang-bincang ringan dalam program Tanpa Basa Basi dari Tagar.id di saluran YouTube Tagar TV pada Rabu, 24 November 2021.

Irma mengatakan bahwa Erick Thohir dan Luhut Binsar Pandjaitan merupakan menteri yang dipercayakan dan diberi amanah oleh Presiden Joko Widodo dalam menangani pandemi Covid-19 yang sedang marak terjadi.


Dapat dibayangkan dengan 6 % saham yang dimiliki oleh yayasan kemanusiaan tentunya tidak signifikan bisa memperoleh laba yang kemudian dituduhkan menjadi bagian dari keuntungan yang diambil oleh Bapak Erick thohir pribadi.


Erick dan Luhut dengan kepercayaan Presiden melakukan berbagai perjalanan ke luar negeri untuk mendapatkan vaksin Covid-19 yang saat itu diperebutkan oleh semua negara di dunia.

Lalu, akhirnya Luhut Binsar Pandjaitan, Erick Thohir, dan Menteri Luar Negeri RI, Retno Lestari Priansari Marsudi berhasil mendapatkan sejumlah vaksin yang diperuntukkan untuk memvaksinasi seluruh rakyat Indonesia agar terhindar dari Pandemi Covid-19.

Namun, Irma menyayangkan terdapat media yang menuliskan dugaan keterlibatan Luhut dan Erick pada distribusi PCR.

“Yang saya sayangkan ada media yang menulis terkait keterlibatan dua tokoh dengan menyebutkan ada dugaan dibalik distribusi atau pengelolaan PCR di Indonesia, padahal kalau diteliti lagi tulisan ini sama sekali tidak menggunakan data yang baik” ujar Irma Chaniago.

Irma menjelaskan terkait tidak digunakannya data yang baik tersebut adalah dalam tulisan itu tidak disebutkan berapa jumlah sebenarnya PCR yang sudah terdistribusikan. 

Irma menambahkan bahwa jumlah PCR yang sudah didistribusikan sampai hari ini sekitar 28 juta. Sementara, tulisan tersebut tidak menyertakan data itu.

Kemudian Irma menuturkan bahwa dari banyak perusahaan yang bergabung PT PGI, salah satunya yayasan kemanusian yang bergabung dengan saham sebesar 6 %.

“Dapat dibayangkan dengan 6 % saham yang dimiliki oleh yayasan kemanusiaan tentunya tidak signifikan bisa memperoleh laba yang kemudian dituduhkan menjadi bagian dari keuntungan yang diambil oleh Bapak Erick thohir pribadi,” ujar Irma.

Irma mengatakan sudah jelas bahwa yayasan kemanusiaan tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan keberadaan Menteri BUMN. Alasan Irma mengungkapkan itu karena diketahui Erick Thohir setelah diamanahkan sebagai Menteri BUMN sudah melepaskan semua jabatan-jabatan bisnisnya dan fokus membantu Presiden Jokowi.

Menutup bincang-bincang ringan, Irma menuturkan bahwa Indonesia sudah mampu mengendalikan Covid-19 walau belum sempurna dan akan menjadi sempurna apabila pemerintah dan rakyat bersatu untuk memutus rantai pandemi Covid-19 ini dengan menaati protokol kesehatan.

(Putri Fatimah)

Berita terkait
Tes PCR Gratis Sulit Terealisasi
Tes PCR gratis hanya ada di Puskesmas. Namun hanya berlaku bagi masyarakat yang berstatus kontak erat dan suspek Covid-19.
Tes PCR Semua Moda Transportasi, Dasco: Perlu Dikaji Ulang
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta pemerintah untuk mengkaji ulang rencana untuk mewajibkan Tes PCR untuk semua moda transportasi.
Gubernur Bali: Aturan Wajib Tes PCR Pilihan Terbaik
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan bahwa aturan penumpang pesawat wajib PCR adalah pilihan terbaik yang harus didukung oleh pelaku pariwisata.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.