Elegi Pantai Anyer Setelah Gempa

Pantai Florida Pasir Putih Anyer di Kabupaten Serang, Banten, masih sepi mengunjung setelah Selat Sunda dihantam tsunami.
Anak kecil sedang berada di atas bananaboat ditemani orang tuanya di pinggir pantai Florida Pasir Putih Anyer (Foto: Tagar/Moh Jumri)

Serang - Sore itu mentari di langit Serang belum berlabuh di ufuk timur. Debur ombak Pantai Florida Pasir Putih Anyer terus nyinyir menari menyisir tepian yang sesekali dikejar anak-anak.

Ada sejoli yang duduk sembari memandang luasnya hamparan pantai. Sekelompok anak-anak asik bermain bananaboat. Sebagian pengunjung lain berenang menikmati pantai sembari menunggu terbenamnya matahari.

Begitulah Anyer selalu diburu penikmat senja. Tua, muda, anak-anak, berdamai di desir ombak pantai yang bentangan daratannya mencapai 14 hektare.

Sebelum tsunami, pantai ini ramai dipadati wisatawan luar daerah.

Biasanya pantai yang berlokasi di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, dipadati pengunjung setiap hari dan tidak bergantung ke hari libur. Namun, setelah tragedi tsunami melanda Selat Sunda, kondisinya berubah hampir 180 derajat.

Dari pantauan Tagar, Minggu 27 Oktober 2019, mayoritas pengunjung yang datang di akhir pekan didominasi wisatawan lokal dan jumlahnya sangat minim. Kedai kopi, warung makan di sepanjang pantai yang biasanya sesak pendatang, kini justru lengang.

Deretan mobil yang biasanya antri kini tak lagi terlihat ramai. Juru parkir dulunya letih mengatur sepeda motor, kini justru banyak duduk dan bermenung. Jumlah pengunjung bahkan nyaris dapat dihitung jari. Konon, kondisi ini berlangsung hampir setahun atau sejak Selat Sunda dihantam tsunami yang merenggut 437 nyawa itu.

Salah seorang pengujung Pantai Anyer Rohadi, 18 tahun, mengatakan suasana akhir pekan kali ini tak seperti hari libur sebelum terjadinya tsunami. Biasanya berduyun-duyun orang dari luar daerah datang ke Anyer. Namun kini hanya didatangi wisatawan lokal, seperti dirinya sendiri yang berasal dari Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang.

Kondisi ini diperparah dengan himbauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menganjurkan masyarakat di wilayah pesisir pantai mengevakuasi diri ke lokasi lebih tinggi.

"Sebelum tsunami, pantai ini ramai dipadati wisatawan luar daerah. Bahkan kawasan ini tetap padat meski tidak sedang tanggal merah," katanya.

Pantai AnyerPengunjung sedang bermain di kawasan Pantai Florida Pasir Putih Anyer di Kabupaten Serang, Prvinsi Banten (Foto: Moh Jumri)

Atas kondisi ini, Rohadi ingin pengelola pantai gencar mengkampanyekan kembali kondisi Pantai Anyer hari ini. Promosi itu bisa dilakukan di media sosial (medsos) atau dengan cara lainnya. Sehingga pengujung yang pernah datang ke sini, kembali tertarik berlibur di Anyer.

Tak hanya itu, pihak pengelola juga dianjurkan menambah fasilitas pantai agar kian menggoda pengunjung datang ke Anyer. "Harga tiket masuk dan parkir kendaraan motor Rp 25 ribu masih standar-lah, nggak mahal. Tapi mungkin promosinya kurang begitu masif dan gencar," tuturnya.

Senada dengan itu, pengunjung lainnya Rizky, 28 tahun, mengatakan pengelola bisa memberikan update informasi kepada masyarakat terkait kondisi pantai Anyer hari ini.

"Tadi pada saat berenang, masih ada sedikit sampah, mungkin masukan bisa dibersihkan kembali agar saat pengunjung berenang tak merasakan perih," kata pengunjung asal Jakarta itu.

Tak hanya pantai dan pedagangnya, sejumlah penginapan dan hotel di kawasan Anyer Serang Banten juga sepi pengunjung. Meski pun sampai hari ini, hotel-hotel tersebut masih beraktivitas sepertia biasa.

Jika pantai ramai, ekonomi masyarakat pedagang juga semakin menggeliat.

Pengelola Hotel Marbela, Ririt, mengatakan Anyer memang tidak terdampak langsung tsunami Selat Sunda. Bencana tersebut bahkan tidak merusak sedikit pun bangunan hotelnya. Namun setelah gempa berlalu, tingkat kunjungan ke Hotel Marbela masih saja lesu.

Jelang malam Tahun Baru 2019, sempat tercatat 166 kamar yang dipesan pelanggan. Namun akhirnya tidak semua yang benar-benar datang. Mereka mengaku masih khawatir tentang bencana gempa dan tsunami.

"Jelas mengurangi keuntungan hotel dengan waktu yang cukup panjang. Mungkin bisa puluhan miliar kalau dihitung dari Januari," katanya.

Kembali Berbenah

Ketua Badan Penyelamat Wisata Tirta, Kabupaten Serang, Dede Sulaiman, tak menampik soal merosotnya jumlah kunjungai ke Pantai Pasir Putih Florida Anyer. Menurutnya masyarakat masih terpengaruh informasi setelah tsunami. Padahal gempa Agustus 2019 terjadi di Sumur, Pandeglang. Sedangkan Pantai Anyer sendiri hanya terkena dampaknya.

"Sebelum gempa kunjungan di Pantai Anyer mencapai 5 ribu orang setiap akhir pekan. Kalau hari libur seperti idul fitri dan natal, kunjungan bisa tembus delapan ribu. Nah hari-hari biasa pengunjung sampai seribu orang," katanya.

Ini demi Anyer kembali diserbu wisatawan.

Dede berharap media-media lokai di Banten tidak terlalu gencar memberitakan soal informasi gempa, jika bencana tersebut tidak terlalu berpotensi. Namun kalau potensinya ke arah tsunami tinggi dan bisa membahayakan, tentu wajib dikabarkan cepat.

"Setelah tsunami kondisi pantai normal. Jangan sampai dibuat isu yang bisa merugikan daerah, terutama pelaku usaha di sepanjang pantai yang bergantung hidup dari kunjungan wisatawan," katanya.

Dede bersama bersama pengurus pantai terus mencoba memberikan pelayanan baik terhadap pengunjung. Seperti membersihkan sampah di area pantai dan menyediakan tempat sampah di setiap sudut area pantai.

"Semoga Pantai di Anyer kembali ramai kunjungan. Jika pantai ramai, ekonomi masyarakat pedagang juga semakin menggeliat," tuturnya.

Senada dengan itu, Kepala Bidang Bina Destinasi Sarana Usaha Parawisata, Disparpora Kabupaten Serang, Winardi, mengatakan saat ini pihaknya sedang merencanakan berbagai kegiatan untuk meramaikan pantai.

Beragam agenda pemerintah Kabupaten Serang dipusatkan di Pantai Anyer. Mulai dari pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), Anyer Krakatau Culture Festival (AKCF), kegiatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan sebagainya.

"Ini demi Anyer kembali diserbu wisatawan. Kementerian Pariwisata sejak kejadian tsunami sampai kini, terus berupaya membangkitkan keinginan wisatawan agar kembali berkunjung ke Anyer dan Cinangka," katanya.

Disamping itu, Winarmi juga mengajak seluruh penggerak dan pelaku usaha sektor wisata di Kabupaten Serang untuk bersama-sama menjaga keindahan objek wisata Pantai Anyer. Sebab keindahan adalah satu dari sekian syarat yang memikat wisatawan berkunjung.

"Banyak hal yang dicari wisatawan. Mulai dari pantai bagus, bersih dan indah, wisata sejarah, religi, edukasi wisata dan lain-lain," tuturnya.

Seperti diketahui, gempa dan tsunami menerjang Kecamatan Sumur Pandeglang, Provinsi Banten, Sabtu 22 Desember 2018. Bencana ini sempat memutus akses transportasi di sejumlah desa di pesisir pantai. Sedikitnya terdapat tujuh desa di Kecamatan Pandeglang. Masing-masing Desa Sumberjaya, Kertajaya, Cigorondong, Dwsa Tunggal Jaya, Kertamukti, Desa Taman Jaya dan Desa Ujung Jaya.

Salah satu desa yang sulit dijangkau adalah Desa Sumberjaya. Bahkan untuk menyalurkan bantuan menuju lokasi itu, menghabiskan waktu selama dua hari. Warga terdampak di desa-desa putus akses kala itu, sempat mencari makanan di sisa-sisa reruntuhan gempa. []

Berita terkait
Belajar Ilmu Kebal di Tanah Jawara Banten
Banten sudah turun temurun dikenal banyak melahirkan jawara. Bukan tanpa sebab, karena di provinsi terujung Barat Pulau Jawa ini orangnya kebal.
Misteri Makam Keramat Syeh Rako di Pandeglang Banten
Makam itu berada di antara dua pohon besar berusia lebih dari 300 tahun di Desa Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Anak SD Lebak Banten Taruhan Nyawa Demi Sekolah
Sudah puluhan tahun para pelajar SD dan pendulang rupiah di Lebak, Banten harus bertaruh nyawa saat melintasi jembatan bambu reyot di atas sungai.