Demo, Orang Kaya di Hong Kong Siap Kabur ke Luar Negeri

Kerusahan yang dipicu penolakan RUU Ekstradisi memicu kekhawatiran orang kaya di Hong Kong. Mereka siap kabur ke luar negeri memburu visa emas.
Pengunjuk rasa anti rancangan undang-undang ekstradisi beristirahat saat bandara dibuka kembali sehari setelah aktivitas penerbangan dihentikan akibat protes, di Bandara Internasional Hong Kong, China, Selasa, 13 Agustus 2019. (Foto: Antara/Reuters/Issei Kato)

Jakarta - Ketidakpastian meredanya kesuruhan yang dilakukan para prodemokrasi menentang RUU Ekstradisi memicu kekhawatiran para orang kaya di Hong Kong. Mereka siap kabur ke luar negeri dan tengah memburu visa emas. Tingginya minat pembuatan visa emas membuat kantor imigrasi di kewalahan. Seorang pejabat imigrasi kepada BBC News membenarkan adanya lonjakan permintaan pembuatan visa emas sejak merebaknya aksi demo pada Juni lalu.

Seorang konsultan keimigrasian, John Hu mengatakan permohonan pembuatan visa emas melonjak empat kali lipat sejak terjadi kerusuhan di negara bekas koloni Inggris itu. "Pemerintah sepertinya tak bisa berbuat banyak untuk meredam aksi demo yang memicu kekhawatiran para orang kaya tentang nasib Hong Kong," katanya seperti dikutip dari BBC News, Jumat 5 Oktober 2019.

Kemudahan tinggal di Uni Eropa membuat banyak warga Hong Kong yang tertarik berburu visa emas ke negara-negara Eropa seperti Portugal, Irlandia, dan Malta.

Negara favorit yang menerima visa dengan persyaratan yang ketat dan biaya mahal adalah negera-negara di Eropa dan Kepulauan Karabia. Negara-negara tersebut biasanya mengajukan persyaratan ketat yakni pemohon harus menanamkan investasi atau membeli properti. Minimum investasi, donasi atau pembelian properti dalam pengajuan persyaratan visa emas berbeda-beda. Di Antigua dan Barbuda di Kepulauan Karabia, pemohon harus menyerahkan donasi senilai 100.000 dolar AS atau sekitar Rp 1,4 miliar. Kalau di Siprus, pemohon harus berinvestasi di sektor properti dengan nilai 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 28,2 miliar.

"Kemudahan tinggal di Uni Eropa membuat banyak warga Hong Kong yang tertarik berburu visa emas ke negara-negara Eropa seperti Portugal, Irlandia, dan Malta," kata John Hu. Ia mengatakan konsultannya telah mengurus 30 aplikasi visa emas ke Irlandia sejak merebaknya kerusuhan. Padahal donasi yang diminta cukup tinggi sebesar berkisar 500 ribu euro hingga satu juta euro.

Perusahaan konsultan lainnya, Arton Capital mengaku permintaan pembuatan visa emas melonjak dua kali lipat. "Portugal merupakan negara tujuan favorit karena harga properti di sana relatif murah," kata Kepala Arton Capital wilayah Asia Pasifik, Philippe.

Namun ada juga orang-orang kaya di Hong Kong yang masih menunggu perkembangan dan belum mengajukan permohonan visa emas. Hong Kong adalah salah satu rumah bagi orang-orang kaya Asia. Berdasarkan data Credit Suisse tahun 2018 lalu, ada 179.000 miliuner yang tinggal di Hong Kong. []

Baca juga:

Berita terkait
Redam Rusuh Demo, Hong Kong Larang Penggunaan Masker
Pemerintah Hong Kong akan membuat undang-undang baru berupa larangan penggunaan masker di tempat publik untuk meredam rusuh demo anti-pemerintah
Wartawan Indonesia Tertembak Peluru Karet di Hong Kong
Wartawan asal Indonesia, Veby Mega Indah dari Harian Suara, tertembak peluru karet di dekat mata saat meliput unjuk rasa di Hong Kong.
Resesi Ekonomi Hong Kong Dipicu Demo RUU Ekstradisi
Gelombang protes yang terjadi selama 5 bulan membuat beberapa sektor ekonomi Hong Kong terganggu.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.