Agam - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat telah melakukan tracing atau penelusuran pasca satu warga berinisial JD, seorang pedagang rokok dinyatakan positif Covid-19. Berdasarkan hasil tracing, dua anak perempuan JD juga turut dirawat di RSAM Bukittinggi.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 Agam Martias Wanto mengatakan JD dan kedua putrinya saat ini dirawat di RSAM Bukuttinggi.
“JD bersama kedua putrinya sudah dirawat di RSAM Bukittinggi. Mereka diantar langsung tim medis dengan ambulans Puskesmas Baso,” ujarnya, Sabtu, 2 Mei 2020.
Kendati masuk kategori orang tanpa gejala (OTG), JD dinyatakan positif terpapar Covid-19 setelah pemeriksaan swab-nya diambil Pemerintah Kota Payakumbuh dan dikirim ke Laboratorium FK Universitas Andalas.
JD bersama kedua putrinya sudah dirawat di RSAM Bukittinggi. Mereka diantar langsung tim medis dengan ambulans Puskesmas Baso.
Kemudian hasil swab diumumkan Jumat siang, 1 Mei 2020. Pemko Payakumbuh mencatat JD sebagai pasien positif kelima, sedangkan Pemkab Agam menerimanya sebagai kasus perdana. Martias Wanto menceritakan JD setiap pagi berdagang di Kota Payakumbuh dan malam hari pulang ke Kabupaten Agam.
JD diuji swab karena memiliki riwayat kontak dengan pasien positif di sana. Dijelaskan Martias, JD tercatat berdomisili di Kelurahan Nunang Daya Bangun, Kecamatan Payakumbuh Barat.
Dia menikah dengan warga Kabupaten Agam dan dikaruniai dua orang anak perempuan. Sejak ditinggal almarhumah istrinya beberapa tahun lalu, JD bolak-balik Payakumbuh-Agam untuk bekerja dan menghidupi keluarganya.
“Lokasinya terpapar di Kota Payakumbuh. Dia tinggal bersama kedua anaknya di Kabupaten Agam. Saat ini yang bersangkutan sudah dirawat di RSAM Bukittinggi bersama dua orang anaknya,” tutur Martias.
Setelah penelusuran riwayat kontak dilakukan, JD diketahui berinteraksi sosial dengan empat orang keluarga istrinya.
“Empat orang itu adalah kakak perempuan istri beserta anaknya, kakak laki-laki istrinya serta satu orang temannya. Mereka langsung diisolasi di Badan Diklat Kemendagri di Baso,” kata dia.
Bupati Agam Indra Catri mengakui pertahanan menghadang corona berbasis nagari (desa adat) mulai jebol. Karenanya, ia mengaku tidak tertutup kemungkinan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperpanjang.
“Warga jangan takut diisolasi. Demi kemaslahatan masyarakat banyak, harus rela berkorban dan sabar. Semua yang diisolasi di Balai Diklat Baso, kebutuhan makan mereka ditanggung Pemprov,” sebutnya.
Indra Catri juga mengintruksikan jajarannya segera melakukan monitoring dan tracing pergerakan JD dan keluarga beberapa hari sebelumnya. Dia juga meminta tim gugus tugas agar segera mengambil tindakan penanganan untuk memperingatkan warga dari bahaya Covid-19.
“Monitor dan tuntaskan proses trackingnya. Kita tak mau kecolongan dan ambil resiko. Kasus ini bisa dijadikan argumen untuk melanjutkan PSBB tahap II,” kata Indra Catri.[]