DPRA: Tutup Perbatasan Hanya Sekadar Wacana di Aceh

Wacana menutup perbatasan ternyata hanya sekadar wacana di Aceh, Padahal, DPR Aceh sudah beberapa kali mendesak pihak eksekutif.
Ketua Komisi V DPR Aceh, M Rizal Fahlevi Kirani. (Foto: Tagar/Istimewa)

Banda Aceh - Kasus positif virus corona atau Covid-19 di Provinsi Aceh bertambah sebanyak 27 orang pada Rabu, 15 Juli 2020. Secara akumulatif, total jumlah kasus Covid-19 di Bumi Serambi Mekkah mencapai 137 kasus.

Penambahan 27 kasus pada Rabu kemarin merupakan yang tertinggi sejak pertama ditemukan di Tanah Rencong pada akhir Maret 2020 lalu. Setelah itu, kasus positif Covid-19 di Aceh naik turun, terlebih saat perbatasan Aceh-Sumatera Utara dilonggarkan.

Ketua Komisi V DPR Aceh, M Rizal Fahlevi Kirani menyebutkan, wacana menutup perbatasan ternyata hanya sekadar wacana. Padahal, DPR Aceh sudah beberapa kali mendesak pihak eksekutif untuk melakukan hal itu.

“Perbatasan kita sangat longgar, maka impor Covid-19 akan berjalan lancar di Aceh, dan itu terbukti, semua yang terindikasi kemarin itu mereka melakukan perjalanan ke luar daerah, yakni Medan,” kata Rizal saat dihubungi, Kamis, 16 Juli 2020.

Menurut Rizal, DPR Aceh sudah bosan mendengar jawaban wacana yang dilontarkan Pemerintah Aceh terkait rencana penutupan perbatasan. Pihaknya bahkan sudah beberapa kali memanggil dinas terkait membahas persoalan itu.

Dan itu terbukti, semua yang terindikasi kemarin itu mereka melakukan perjalanan ke luar daerah, yakni Medan.

“Wacana sudah capek, mereka selalu mengatakan akan mempersiapkan. Tetapi sampai hari ini masih longgar,” tutur Rizal.

Rezal berharap, jika memang dinas-dinas terkait tak mampu memperketat perbatasan, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah perlu mengevaluasi mereka atau menggesernya ke dinas lainnya yang tidak bertugas di bagian penanganan Covid-19.

“Kami harap kepala dinas dievaluasi bagi yang tidak mampu. Karena sekarang tidak ada kompromi lagi, perbatasan harus segera ditutup,” ujar Rizal.

Politikus PNA itu juga menyebutkan, apresiasi Presiden Joko Widodo terhadap Pemerintah Aceh terkait penanganan Covid-19 adalah kontrafiktif. Artinya, apresiasi tersebut tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

“Ini kontrafiktif dengan kejadian di lapangan. Artinya saat Pemda Aceh dapat apresiasi dari presiden, di situ dapat peningkatan signifikan di Aceh,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, pasien positif virus corona atau Covid-19 di Aceh melonjak pada Rabu, 15 Juli 2020, yakni 27 kasus. Dari jumlah ini, 11 di antaranya adalah tenaga medis. Sementara 2 pasien meninggal dunia.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan, kasus-kasus baru tersebut merupakan hasil tracing terhadap orang-orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 sebelumnya, baik tenaga medis maupun keluarganya.

“Dari 27 kasus baru tersebut, 11 orang tenaga medis, 6 orang kontak erat pasien positif terinfeksi virus corona, 5 orang kontak erat Kasus 107, 2 orang kontak erat tenaga medis, 1 orang dosen, dan 2 orang meninggal dunia,” kata Saifullah. []

Berita terkait
Karena Pacar, Remaja Aceh Tusuk Teman Sendiri
Hanya karena terbakar cemburu, seorang remaja di Aceh tega menikam temannya sendiri dengan benda tajam berbentuk rencong.
Setiap Bulan Ratusan Pasangan Menikah di Aceh Barat
Pasangan yang melangsungkan pernikahan selama masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Aceh Barat, Aceh mencapai 125 hingga 150 pasangan setiap bulan.
Berhenti Traffic Light Pengendara Jaga Jarak di Aceh
Pengendara di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Utara mulai menerapkan physical distancing atau jaga jarak di setiap traffic light.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.