DPR Bidik Keterlibatan Asing di Papua

Komisi I DPR menyebut akan memanggil sejumlah lembaga negara dan kementrian perihal dugaan keterlibatan asing di Papua.
Petugas kepolisian melepaskan tembakan gas air mata untuk menghalau massa saat berlangsungnya aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Kamis (29/8/2019). (Foto: Antara/Indrayadi TH)

Jakarta - Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari menyebut akan memanggil sejumlah lembaga negara dan kementrian perihal dugaan keterlibatan asing dalam demonstrasi berujung kericuhan dan tuntutan kemerdekaan di Papua.

Pemanggilan Komisi I dilayangkan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Rencananya pertemuan akan dilakukan pada Kamis 5 September 2019. "Karena masalahnya cukup kompleks, maka kami akan rapat pada hari Kamis," ujar Abdul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa 3 September 2019.

Sejengkal tanah pun jangan sampai terlepas, artinya harus ada upaya persuasif yang baik.

Nantinya, rapat itu akan membahas pemblokiran akses internet di wilayah Papua dan Papua Barat sejak 19 Agustus 2019. Selanjutnya Komisi I akan menanyai lembaga negara dan kementrian perihal upaya yang telah dilakukan menjaga situasi Papua pasca ricuh.

"Kami akan lihat besok penjelasan Menkominfo seperti apa kami akan bisa menilai," ujar dia.

Komisi I memperingatkan jangan sampai refrendum terjadi di Papua, seperti kejadian di Timor Leste. "Sejengkal tanah pun jangan sampai terlepas, artinya harus ada upaya persuasif yang baik," kata Abdul.

Sebelumnya langkah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mendeportasi empat orang warga negara asing (WNA) asal Australia yang kedapatan berada di lokasi demonstrasi di Papua didukung Komisi I DPR.

Dukungan itu datang dari anggota Komisi I DPR RI Sukamta yang menilai kasus di Papua bisa menjadi liar apabila memang benar ada keterlibatan warga negara asing di dalamnya.

"Karena itu apapun alasannya, akibat perbuatan mereka yang disadari atau tidak, saya setuju mereka dideportasi ke negara asal. Aparat jangan sampai lalai," kata Sukamta di Jakarta, Selasa, 3 September 2019.

Anggota Komisi I DPR sekaligus Sekretaris Fraksi PKS DPR Sukamta mendukung langkah pemerintah mendeportasi empat warga negara Australia karena ikut dalam demo mendukung Papua merdeka.

Dia menilai kasus di Papua bisa menjadi liar apabila memang benar ada keterlibatan warga negara asing di dalamnya.

"Karena itu apapun alasannya, akibat perbuatan mereka yang disadari atau tidak, saya setuju mereka dideportasi ke negara asal. Aparat jangan sampai lalai," kata Sukamta di Jakarta, Selasa, 3 September 2019.

Lebih lanjut, dia mengatakan campur tangan warga asing dalam penyelesaian masalah Papua bisa jadi ancaman serius terhadap kedaulatan negara dan apabila bicara kedaulatan, maka harus tegas.

Baca juga:

Berita terkait
DPR Desak Pemerintah Audit Geometrik Tol Cipularang
Desakan ini menyusul terjadinya kecelakaan maut tabrakan beruntun di KM 91 tol tersebut.
DPR Minta Pemerintah Cepat Membuka Internet di Papua
Anggota DPR Fraksi PAN John Siffy Mirin mengatakan akses internet di Papua belum stabil, jangan dibuka-tutup jaringannya.
Iuran BPJS Kesehatan Naik, Begini Reaksi DPRD Sibolga
Jamil mengaku, meski masih sekadar wacana, namun pemerintah dinilai terlalu mendadak menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki