Kulon Progo - Beragam cara dilakukan agar pandemi virus Covid-19 segera berakhir. Selain melalui medis, upaya tersebut juga bisa dilakukan lewat doa agar virus tersebut segera hilang dan kehidupan bisa kembali normal kembali.
Salah satu bentuk doa tersebut diwujudkan melalui pementasan wayang kulit di Amphiteater Taman Budaya Kulon Progo pada Rabu, 16 September 2020 malam. Acara digelar oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo. Pementasan wayang tersebut mengambil lakon Abimanyu mbangun Ksatrian Tanjung Anom, dengan dalang Ki Nanang Hadi Sutrisno.
Baca Juga:
Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulon Progo, Yudono Hindriatmoko mengatakan, masih terus meningkatnya jumlah kasus virus corona, tentunya mengundang keprihatinan. Karena itulah sebagai bagian dari doa agar pandemi ini segera berakhir, maka digelar pertunjukan wayang kulit yang bisa ditonton melalui YouTube, yang merupakan bagian dari penerapan protokol kesehatan.
Yudono menambahkan, selain melalui pagelaran wayang, doa tersebut juga diwujudkan melalui parade seni religi. "Pertunjukan wayang ini juga dalam rangka memperingati Muharram," ungkapnya di Kulon Progo, Rabu, 16 September 2020 malam.
Saya juga berharap pagelaran wayang kulit tersebut menjadi bagian dari doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Covid-19 ini segera berakhir.
Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Niken Probo Laras mengatakan, pagelaran wayang kulit tersebut adalah fasilitasi dari Dinas Kebudayaan Kulon Progo kepada Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (MLKI). Pada tahun sebelumnya, pagelaran wayang kulit MLKI di masing-masing desa.
Namun karena Covid-19 dan dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan maka kemudian pagelaran wayang kulit ini diadakan di Taman Budaya Kulon Progo. "Pagelaran ini hanya dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, pembina MLKI Kulon Progo, dan lainnya. Masyarakat bisa menyaksikan Ssecara langsung melalui live streaming akun channel YouTube Dinas Kebudayaan Kulon Progo," ungkap Niken.
Baca Juga:
Bupati Kulon Progo, Sutedjo mengatakan, Muharam berbeda dengan bulan lainnya sehingga memiliki makna tertentu secara spiritual. Melalui kegiatan budaya ini, Sutedjo mengharapkan, berbagai potensi budaya yang ada di Kulon Progo bisa semakin lestari.
"Saya juga berharap pagelaran wayang kulit tersebut menjadi bagian dari doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Covid-19 ini segera berakhir. Hal ini agar aktivitas bisa normal kembali dan tidak ada kekhawatiran yang disebabkan oleh ancaman Covid-19," tuturnya. []