Kreator Komik Menjaga Eksistensi Wayang Jawa Timur

Meski sebagai kreator komik, Danar Dwi Putra ingin membuat ulang wayang Jawa Timuran yang sudah sangat sulit ditemukan.
Kreator komik Surabaya, Danar Dwi Putra menunjukkan koleksi wayang Jawa Timuran. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya – Lapuk, kusam, dan berdebu, kondisi wayang-wayang dimiliki oleh Danar Dwi Putra, kreator Komik Manga yang kini tengah menggeluti hobi baru, yakni membuat wayang dengan menjiplak wayang kulit khas Jawa Timuran atau Brangwetan untuk digambar ulang di kertas.

Koleksi wayang dimiliki oleh Danar ini usianya sudah lebih dari 100 tahun, sehingga mengharuskannya untuk membuat ulang, namun tak keluar dari pakem lama. Itu dirinya lakukan agar wayang Jawa Timur tidak mati termakan usia.

Ya, tujuan saya di sini untuk membuat ulang wayang-wayang Jawa Timuran ini, karena sudah banyak yang hilang, bahkan bentuk asli wayang Jawa Timuran kini sudah ada di museum-museum Eropa

Danar, sapaan akrabnya melakukan semua pekerjaannya di kediamannya di Jalan Plampitan GG XI nomor 44 Surabaya. Pria berusia 30 tahun ini berencana menjiplak 250 karakter wayang Jawa Timur untuk melestarikan budaya.

Maklum, pria yang memiliki background seni rupa dan bermimpi ingin menjadi dalang ini prihatin melihat kondisi wayang Jawa Timur yang dirinya gambar sudah hampir terjun bebas, alias tak terurus. Dia khawatir jika tak dilestarikan, wayang khas Jatim ini bisa hilang dalam 10 tahun ke depan.

Wayang-wayang yang ia miliki juga tak sepenuhnya utuh. Banyak diantaranya sudah rapuh, bahkan tidak bisa digunakan untuk pentas. Sehingga Danar harus membuat ulang dengan menjiplak gambar wayang tersebut dalam kertas. Selanjutnya akan ia pindahkan di kulit Kerbau.

“Ya, tujuan saya di sini untuk membuat ulang wayang-wayang Jawa Timuran ini, karena sudah banyak yang hilang, bahkan bentuk asli wayang Jawa Timuran kini sudah ada di museum-museum Eropa,” kata Danar, sambil menunjukkan kondisi wayang ia miliki.

Namun, hingga kini Danar masih berusaha mengumpulkan seluruh tokoh wayang Jawa Timuran. Meski kini sudah memiliki ratusan, tapi dirinya masih berusaha mencari. Bahkan perjuangannya tidak gampang, karena ia harus menghubungi pengelola banyak museum di luar negeri.

Ia menjelaskan jumlah tokoh dalam wayang mencapai 250, dan ia hanya memiliki setengahnya. Sehingga kini Danar harus berusaha untuk mendapatkan foto-foto tokoh wayang yang sudah masuk di museum luar negeri.

“Jadi wayang Jawa Timuran ini sudah langka sekali, bahkan fisiknya sekarang kebanyakan sudah berada di luar negeri. Sehingga saya harus mencari kontak para pengelola museum sana untuk minta difotokan. Lalu saya pindah di gambar kertas,” imbuh danar yang mengaku mulai mengenal wayang kulit sejak 2008.

Wayang Jawa TimurKreator komik Surabaya, Danar Dwi Putra menunjukkan koleksi wayang Jawa Timuran. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Pengalaman Mistis Ditemui Sosok Semar 

Danar sendiri mengaku baru membuat empat tokoh wayang, dua diantaranya merupakan tokoh sangat sakral, yakni Semar dan Bagong. Sementara dua lainnya hanya karakter biasa, karena pesanan dari rekan dalang.

Namun, saat pertama kali membuat wayang Semar, Danar menceritakan pengalaman menarik yang berbau mistik. Saat membuat wayang tersebut pada 1 Ramadan tahun 2019 lalu, ia bermimpi ditemui sosok wayang yang akan ia buat.

“Itu (Semar) wayang pertama yang saya buat. Saya blat (jiplak) di Malang, dan ceritanya saat itu sangat aneh, saya sempat ditemui wayang Semar dalam mimpi,” kata Danar.

Setelah mendapatkan mimpi tersebut, Danar langsung menceritakan kepada gurunya di Malang. Saat bercerita, ia lantas ditertawakan, karena sang guru sudah menduga Danar akan mendapatkan hal semacam itu.

Setelah itu, Danar pun diberi pesan kepada gurunya untuk tidak kaget, sebab akan ada hal-hal yang diluar nalar manusia. Karena akan ada ujian besar dihidupnya sampai wayang Semar itu jadi.

Sehingga setelah bercerita kepada gurunya, keesokan harinya Danar mendapatkan momen yang paling dirinya ingat, yakni laptop untuk menggambar komik itu tiba-tiba tidak bisa menyala alias rusak. Serta kulit yang dipesannya untuk membuat wayang Semar tak kunjung datang sampai 3 minggu.

“Saat itu saya merasa frustasi, karena banyak tekanan yang saya rasakan, bertengkar sama orang tua dan tidak ada orderan pekerjaan sama sekali selama tiga minggu,” ujar Danar.

Wayang Semar yang dibuat oleh Danar itupun akhirnya dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun. Tapi dalam prosesnya menurutnya sangat tidak wajar, ia selalu mendapatkan ujian di pekerjaan dan lain sebagainya.

Bahkan setelah laptopnya bisa, orderan gambar ia terima pun diluar kemampuannya. Bahkan dalam sehari ia sampai menerima puluhan orderan gambar komik dari kliennya.

“Wah ini benar-benar tidak wajar, saya cerita sama guru saya, dia hanya bilang, kan pasti ada saja. Jadi tidak perlu tirakat. Kalau tirakat malah kata guru, saya tidak akan berhasil,” tutur dia.

Setelah beberapa kejadian, dan pas setahun proses pembuatan wayang tersebut, Danar akhirnya bisa melewati dan menyelesaikan membuat wayang Semar. Dari situ, gurunya pun bilang bahwa kini ia sudah layak dan sudah mendapatkan julukan Empu.

“Akhirnya bisa melalui, meski lama satu tahun. Lalu saya bertemu guru saya dan beliau bilang saya sudah layak membuat wayang dan sudah mendapat gelar Empu,” tambah dia.

Wayang Jawa Timur

Koleksi wayang Jawa Timur milik kreator komik Surabaya, Danar Dwi Putra. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Wajib Berpuasa Sebelum Membuat Wayang Jawa Timuran

Pasca menjalani beberapa kejadian yang menurut Danar tidak normal, ia pun berkeliling Jawa Timur untuk menemui beberapa dalang. Ia menceritakan semua kejadian pernah dialami, sampai mereka semua menyarankan untuk melakukan tirakat seperti puasa mutih, bertapa dan lain sebagainya.

Selanjutnya, saran yang didapat dari banyak dalang-dalang sepuh tersebut ia ceritakan kepada gurunya di Malang. Lagi-lagi tak memerintahkan Danar untuk menjalankan semua hal tersebut. Hanya memintanya untuk mengerjakan suatu hal yang tidak menggoyahkan imannya sebagai seorang muslim.

“Akhrinya saya memutuskan untuk tirakat sesuai agama dan kepercayaan saya (orang Islam) yakni dengan puasa hajat dan salat hajat sebelum saya membuat wayang,” ucap dia.

Selain hal itu, Danar mengatakan, berpuasa sebelum membuat wayang hanya ia lakukan sehari. Karena ia tidak mau terlalu aneh-aneh.

"Intinya apapun pekerjaan kita harus bismillah dulu sebelum memulai. Nah memulai ini saya berpuasa sekali saja, sebelum membuat blat gambar wayang itu," ujar dia.

Tak hanya berpuasa, Danar juga mendoakan para wayangnya ini supaya bisa menjadi berkah untuk pelestarian budaya. Serta untuk bisa menjadi tempat rezeki baik bagi dalang, dan orang lain.

"Doa saya dalam hati sebelum puasa yakni saya niati semoga wayang saya ini barokah bisa dilestarikan, dan jikalau ini rezeki saya berikan rezeki yang barokah."

Wayang Jawa TimurKreator komik Surabaya, Danar Dwi Putra berusaha membuat wayang Jawa Timur. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Pameran dan Launching Komik Wayang Jawa Timuran

Setelah nantinya bisa membuat seluruh karakter Wayang Jawa Timuran, Danar bermimpi untuk bisa menggelar pameran tunggal. Ia ingin memajang seluruh hasil karyanya, sekaligus mengenalkan salah satu kekayaan Jawa Timur.

“Jadi wayang semua buatan saya akan saya pamerkan, dan jarang ada pameran wayang dari satu penatah. Sekaligus Wayang Kulit ini kan jadi kekayaan kita orang Jawa Timur," ucap Danar.

Sebelum menggelar pameran, Danar ingin melaunching komiknya yang sebentar lagi akan ia buat. Dalam komik tersebut, ia akan menonjolkan karakter Semar dan Bagong.

“Nah sekalian launching komik saya. Karena komik ini nanti tujuannya untuk mengenalkan kepada para anak-anak bahwa ini wayang, dan ini karakter tokohnya," tutur dia.

Selanjutnya, kalau komik itu jadi, Danar berencana akan menyebarkan cerita wayang tersebut ke Facebook dan Instagram. Supaya dapat bisa sampai ke anak-anak

Memilih untuk menggunakan dua sosial media ini menurut Danar merupakan momen yang tepat. Lantaran, Facebook dan Instagram sendiri banyak digandrungi kaula muda, juga anak-anak banyak yang mengaksesnya.

"Tapi sebelum itu, saya akan membuat tokoh-tokoh wayang yang memang sudah terkenal, seperti Gatot Kaca, Bima dan semuanya yang populer saya buat dulu, dan tokoh yang besar-besar ini. itu yang nanti saya prioritaskan, kare anak-anak akan suka," ucap Danar.

Di kesempatan yang sama, Danar terlihat raut wajah sedih dengan mata berkaca-kaca, ketika menceritakan kondisi Wayang Jawa Timuran yang hendak terjun bebas. Alasannya sampai saat ini tidak ada mengurusi, dan bahkan koleksi wayang terdahulu masuk dalam museum di luar negeri.

Belum lagi, wayang di Jawa Timur sudah terpengaruh Wayang Solo yang kalau dilihat perbedaannya adalah ukurannya lebih besar. Hal ini menurutnya karena terpengaruh pasar dan lebih populer di masyarakat.

“Intinya ndak sampai memprihatinkan Wayang Jawa Timuran ini, masih bisa bernafas, tapi tidak ada dan masih belum bisa terkenal seperti wayang lain seperti Wayang Solo dan Jogja," ujar dia.

Di Surabaya, menurut Danar Wayang Jawa Timuran, atau lebih dikenal di Kota Pahlawan dengan nama Wayang Jekdong malah sudah hampir hilang. Maka dari itu, ia kini menjadi satu-satunya pembuat wayang asli dari kerajaan majapahit, tidak ada unsur menambah-nambahi.

Bahkan kata Danar, pembuat wayang kini sudah hampir 50 persen bahkan 80 persen merubah bentuk atau pakem wayang yang sebenarnya. Hal itu karena pengaruh pasar dan menyesuaikan permintaan dari pemesan.

"Sekarang ini malah sudah hampir tidak tau gimana sebetulnya bentuk asli wayang, karena sudah banyak tambahan-tambahannya," lanjut dia.

Danar membeberkan ciri-ciri Wayang Jawa Timuran yang ia buat. Yakni mempunyai karakteristik tersendiri dengan menggunakan empat jenis pathet (ukuran). Selanjutnya hanya menyajikan dua panakawan yakni Semar dan Bagong.

Sedangkan, soal perkembangan Wayang Jawa Timuran perkembangannya terbatas. Artinya hanya dinikmati oleh golongan tertentu saja atau golongannya sendiri, seperti di wilayah Kabupaten Jombang, Mojokerto, Malang Pasuruan, Sidoardjo, Gresik, Lamongan dan di pinggiran kota Surabaya.

"Sidoarjo ini ada, tapi sudah tidak banyak. Gresik tersisa dua dalang, Lamongan satu dalang jadi kalau dalang ini mati sudah tidak ada. Tuban hilang, begitu juga Surabaya," ucap Danar.

Melihat kondisi yang hampir memprihatinkan ini, Danar ingin memperkenalkan lagi. Supaya ada wayang Jawa Timuran yang menjadi kekayaan masyarakat provinsi ini.

“Harapan saya yaitu tetap ingin melestarikan wayang Jawa Timuran ini supaya bisa dikenal dan Kembali menjadi kekayaan budaya kita. Nah kalau bukan kita yang memulai melestarikan, lalu siapa?," ucap Danar. []

Berita terkait
Cerita Umar bin Khattab dan Janda Miskin Kelaparan
Umar sendiri yang meminta maaf dan mengaku bersalah dan berdosa karena telah membiarkan seorang ibu dan anaknya kelaparan di wilayahnya.
Laki-laki yang Kunikahi Ternyata Perempuan
Memakai jas hitam, peci menutupi rambut cepaknya, dia tampak gagah layaknya pria tangguh. Hingga kemudian rahasianya terungkap. Dia perempuan.
Terbengkalainya Makam Sultan Di Aceh
Makam Bate Balee di Aceh minim perhatian pemerintah. Padahal kawasan tersebut merupakan makam sultan era kerajaan Samudera Pasai.
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.