Dalang Tiga Negara di Pagelaran Wayang Kulit Virtual

Dalang tiga negara tampil dalam pagelaran wayang kulit bertajuk Lakon Semar Bangun Jagat. Dalang berasal dari Indonesia, USA, Perancis.
Pagelaran wayang kulit Wayang Kulit Virtual Dalang Tiga Negara (Foto: Dok GM production/Tagar/Evi Nur Afiah).

Yogyakarta - Untuk menggerakkan roda ekonomi di masa sulit karena pandemi virus corona, Indonesia menggelar pagelaran wayang dalang tiga negara bertajuk Lakon Semar Bangun Jagat. Acara tersebut digelar di Resto Bali Ndeso Ngargoyoso Karanganyar pada Sabtu, 22 Agustus 2020 sekitar pukul 19.30 WIB.

Dalang yang tampil pada acara itu meliputi Ki Anang Sarwanto (Karanganyar, Indonesia), Ki Matthew Issac Cohen (Connecticut, USA), dan Nyi Cecile Herbault (Perancis). Sedangkan Ki Joko Susilo (New Zealand) sebagai dalang tamu.

Acara Spekta ini diinisiasi oleh duet Eko Christanto yang merupakan seniman berkebangsaan Indonesia dan Kusbaroto. Eko Christanto namanya sudah diakui secara internasional sebagai perupa yang mengkhususkan diri dalam seni instalasi. Pagelaran wayang kulit digital virtual ini diramu dengan pendekatan CI-EL (creativity, innovation, entrepreneurship, leadership) dengan budaya lokal.

"Pertunjukan ini menjadi inspirasi bahwa pembatasan Covid-19 harus disikapi dengan hal positif. Tetap berkreasi, melakukan sesuatu, dan berinovasi," kata Eko dalam sambutannya di Resto Bali Ndeso Ngargoyoso Karanganyar disaksikan melalui virtual.

Eko mengatakan, sebelumnya berhasil menggelar acara Senandung Satu Nada Dua Bangsa pada 12 Juli 2020 lalu, ternyata dampaknya luar biasa. Acara tersebut dianggap mampu mendongkrak ekonomi, maka keduanya membuat event lanjutan berupa Pagelaran Wayang Kulit Digi-Virtual, Dalang Tiga Negara ini. Kolaborasi yang sangat kuat ini mereka temukan di tokoh punokawan, ide tersebut kemudian didiskusikan dengan penggagas CI-EL, Hermawan Kartajaya.

Wayang Kulit VirtualPagelaran wayang kulit Wayang Kulit Virtual Dalang Tiga Negara (Foto: Dok GM production/Tagar/Evi Nur Afiah).

Kusbaroto menambahkan, tujuan acara ini, bisa melakukan kolaborasi di masa pandemi dengan negara lain dan menghasilkan sesuatu dengan melibatkan pemangku kepentingan di Indonesia. Menyerah bukan pilihan.

"Kami tahu semua ini berat. Kami berupaya meramu acara tersebut agar hubungan antarnegara semakin baik dan tercipta perdagangan di masa pandemi. Membuat konsep berupa kreativitas seniman diinovasikan dengan teknologi sehingga terjadi proses bisnis yang difasilitasi pemangku kebijakan melalui pendekatan budaya. Mampu mendongkrak perdagangan, komoditi, dan produk UMKM," ucap Kusbaroto.

Pertunjukan ini menjadi inspirasi bahwa pembatasan Covid-19 harus disikapi dengan hal positif. Tetap berkreasi, melakukan sesuatu, dan berinovasi.

Empat tokoh Punokawan dalam wayang kulit memiliki karakter berbeda-beda. Namun kolaborasinya kuat. "Ini memberikan insight, untuk menginisiasi bahwa punokawan bisa mereprentasikan konsep CI-EL, tokoh yang kreatif, inovatif, entrepreneur, dan leadership," ungkapnya. 

Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekda DIY Baskara Aji mengatakan, wayang kulit melambangkan kehidupan manusia yang memiliki nilai-nilai luhur terhadap bangsa Indonesia. 

Menurut dia, kolaborasi musik modern dengan tradisional menjadi obat rindu nonton wayang di tengah pandemi virus corona meskipun secara virtual. "Hal tersebut sebagai salah satu upaya agar terus berkarya di tengah pandemi," ungkapnya.

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan pagelaran wayang tiga negara, membuktikan eratnya hubungan antara negara di tengah pandemi Covid-19. Dia juga mengajak agar semua orang agar terus bersabar menghadapi pandemi ini dan untuk saling mendoakan. "Ada pesan sangat baik dari kegiatan ini yaitu untuk saling menguatkan dan saling mendoakan satu sama lain," ujarnya. []

Berita terkait
Pentas Wayang Tragedi Taman Eden di Kota Kupang
Sanggar Wayang Bengkel Drama dan Film (Bengdrafi) Kupang melaksanakan pementasan wayang Wahyu dengan judul Tragedi di Taman Eden. Ini jadwalnya
Kreator Komik Menjaga Eksistensi Wayang Jawa Timur
Meski sebagai kreator komik, Danar Dwi Putra ingin membuat ulang wayang Jawa Timuran yang sudah sangat sulit ditemukan.
Tokoh Pewayangan di Satlinmas di Kota Cirebon
Kepada Satlinmas yang baru diresmikan, Azis memberikan nama Pandu Jagat Nata. Nama ini mengandung makna filosofis yang kuat.