Dishub Sul-Sel Sebut Pak Ogah Tewas Serangan Jantung

Dinas Perhubungan Sul-Sel menyebut, pak ogah yang meninggal dunia akibat di razia Dishub meninggal dunia karena serangan jantung.
M Salim saat disemayamkan di rumah duka di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makassar. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Misteri meninggalnya salah seorang pengatur lalu lintas nonformal alias pak ogah di Kota Makassar, Sul-Sel, M Salim, 63 tahun, saat terjaring razia akhirnya terungkap. Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sul-Sel, sebut jika pria paruh baya itu meninggal dunia karena terkena serangan jantung.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sul-Sel, Pahlevi mengakui jika pihaknya yang melakukan kegiatan penertiban dijalanan yang berujung adanya pak ogah meninggal dunia. Namun, Pahlevi membantah jika meninggalnya pak ogah tersebut karena ada tindakan kekerasan, melainkan karena serangan jantung.

"Kita tidak pernah melakukan kekerasan saat razia dan pak ogah kemungkinan meninggal dunia karena serangan jantung," kata Pahlevi kepada Tagar melalui via telepon, Rabu 27 November 2019.

Menurut kepala seksi kami ada visumya dia jantung.

Dugaan serangan jantung yang menyebabkan pak ogah ini meninggal dunia dikuatkan adanya hasil visum atau surat keterangan rumah sakit jika almarhum M. Salim mempunyai riwayat penyakit jantung. Selain itu, dugaan itu juga diperkuat dengan keterangan dari pihak keluarga M. Salim.

"Menurut kepala seksi kami ada visumya dia jantung," tambahnya.

Pahlevi menerangkan bahwa M. Salim ini bukan kali pertamanya terjaring razia terkait aktifitas pak ogah. Pahlevi bahkan menyebutkan jika M. Salim sudah terjaring razia hingga empat kali dan juga telah menulis pernyataan tidak akan mengulaingi kegiatannya tersebut, tapi malah kembali menjadi pak ogah yang meresahkan masyarakat dan pengguna jalan.

"Dia sudah beberapa kali terjaring razia dan kalau tidak salah sudah empat kali," paparnya.

Kegiatan penertiban pak ogah di Kota Makassar menurut dia, harusnya mendapat dukungan dari masyarakat dan terutama dari warga yang melakukan kegiatan pengatur lalu lintas non formal alias pak ogah itu sendiri. Karena ini merupakan langkah untuk menyelamatkan pak ogah, sejatinya jalanan bukan tempat mereka.

"Sebenarnya pak ogah harus berterima kasih, kita menyelamatkam mereka. Mereka tak seharusnya ada di jalan," imbuh Pahlevi.

Dia sudah beberapa kali terjaring razia dan kalau tidak salah sudah empat kali.

Sebelumnya, seorang pengatur lalu lintas non formal alias pak ogah di Kota Makassar, Sul-Sel, M. Salim, 63 tahun, meninggal dunia usai dirazia oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub) di Makassar. Pria paruh baya ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Selasa 26 November 2019.

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko mengatakan pihaknya akan terus mendalami meninggalnya M. Salim. Dan dalam penyelidikan itu, pihaknya akan memanggil dan memeriksa sejumlah saksi terkait termasuk dari petugas Dishub yang terlibat merazia.

"Kita akan periksa dulu semua yang terkait dan masih koordinasi dengan pihak rumah sakit. Dia ditangkap sehat, kok' di pulangkan jadi mayat, jadi kita akan periksa semuanya termasuk dari anggota Dishub," tegasnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Penampakan Alat Perang Mahasiswa UNM Makassar
Dua kelompok mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali bentrok puluhan senjata tajam jenis parang, anak panah dan senjata rakitan disita.
Pria Makassar Perlihatkan Alat Kelamin Gangguan Jiwa
Pria yang sengaja memperlihatkan alat kelaminnya kepada dua siswi SMP di kota Makassar ternyata mengalami gangguan kejiwaan.
Pemotor Tewas Digilas Truk Tronton di Makassar
Kecelakaan tragis di alami seorang pengendara morot bernama Akbar Nasir, dimana dia tewas mengenaskan akibat tergilas truk tronton.