Jakarta - Direktur Utama (dirut) PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hexana Tri Sasongko mengatakan saat ini perseroan yang dipimpinnya tengah menyusun skema penyehatan. Penyusunan, kata dia tidak dilakukan sembarangan karena melibatkan profesional di bidangnya.
“Kami sedang susun skema final untuk penyehatan, yang jelas kami pakai konsultan, pakai business modelling, kami punya simulasi,” ujar Hexana saat rehat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Kendati demikian, ia belum dapat membeberkan seperti apa sekma penyehatan perusahaan asuransi tertua dalam negeri itu. "Belum bisa saya sampaikan. Skemanya dalam dua minggu ini akan kami siapkan," tuturnya.
Tapi yang jelas, Hexana optimistis berbagai usaha untuk penyehatan Jiwasraya mampu mengembalikan kepercayaan publik. Termasuk restrukturisasi di dalamnya.
"Begitu perusahaan ini berhasil direstrukturisasi, kemudian bisnis modelnya sehat, saya kira publik akan percaya sebagai perusahaan yang dikelola dengan sehat," kata dia.
Baca juga: Sengkarut Jiwasraya, Taspen Malah Untung Rp 388 M
Erick Selamatkan Jiwasraya
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan langkah untuk menyelamatkan Jiwasraya tidak bisa dilakukan secara instan. Langkah pertama yang ia lakukan untuk menyembuhkan Jiwasraya yakni holdingisasi pada Februari mendatang.
"Holdingisasi kan baru ditandatangani, prosesnya pada pertengahan Februari, dari situ baru bisa terlaksana," ujar Erick di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 15 Januari 2019.
Erick memperkirakan holdingisasi mampu mendatangkan dana segar (cash flow) sekitar Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun, yang nantinya digunakan untuk membayar polis nasabah mencapai Rp 12,4 triliun.
Langkah Erick selanjutnya adalah mengumpulkan pundi-pundi rupiah melalui Jiwasraya Putra, anak usaha Jiwasraya. Ia akan mencari partner strategic untuk Jiwasraya Putra agar menghasilkan pundi-pundi rupiah kisaran Rp 1 triliun sampai Rp 3 trilun.
"Tentu pembentukan holding itu kalau kita tarik 4 tahun ke depan kan bisa sampai Rp 8 triliun," ucapnya.
Langkah lain yang akan ditempuh Erick yakni melikuidasi aset saham yang masih dimiliki Jiwasraya. Karena, nilai valuasi kata dia sekitar Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun.
"Ada aset saham yang hari ini kita deteksi valuasinya bisa sampai Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun, dengan konsep itu ya saving plan bisa berjalan," tuturnya.
Tak hanya mengumpulkan dana, Erick menuturkan akan melakukan restrukturisasi untuk menyelamatkan Jiwasraya. Agar tidak ada lagi tindakan memanipulasi atau window dressing dalam laporan keuangan Jiwasraya.
"Dengan restrukturisasi dari tadinya yang bunganya tinggi jadi bunga yang real. Bunga beneran, kalau itu bunga beneran kan cash flownya akan terjamin dan dengan dana terkumpul itu tadi akan dikembalikan bertahap ke nasabah," kata dia.
Langkah-langkah penyelamatan Jiwasraya ini menurutnya akan disampaikan juga pada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 20 Januari 2020.
"Kita yang penting jelaskan secara terbuka transparan, yang pasti kita amat mempriortiaskan sesuai arahan Presiden untuk penyelesaian ke nasabah," ucap Erick. []