Desa Parulohan, Kisah Kampung Ular di Humbahas

Desa Parulohan, di Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, sebuah kampung yang konon dihuni banyak ular.
Salah satu spot wisata panorama alam Panoguan Solu di Desa Parulohan, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Karmawan Silaban)

Humbahas - Desa Parulohan, di Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, sebuah kampung konon dulunya dihuni banyak ular.

Sejak tahun 1903 kampung itu kabarnya dipenuhi berbagai macam ular, dari ular berbisa hingga ular tidak berbisa. Itu sebabnya disebut Desa Parulohan, dalam bahasa Indonesia berarti desa ular. 

Di dataran seluas 659 hektare dengan jumlah penduduk 372 kepala keluarga, itu Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu sudah menginjakkan kakinya. 

Jokowi di sana bersama beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju seperti Menteri Kematiman RI Luhut Binsar Panjaitan dan beberapa petinggi lainnya, dalam rangka kunjungan ke kawasan Danau Toba.

Ohya, Desa Parulohan, selain punya cerita tentang ular, juga memiliki daya tarik alam memikat dan indah, yakni panorama Panoguan Solu. 

Sejauh memandang, dari sini akan jelas terlihat perbukitan yang mengelilingi kampung kelahiran Pahlawan Nasional Sisingamangaraja yaitu Kecamatan Baktiraja dan beberapa pulau kecil milik marga Sihombing, Simamora dan pulau lainya.

Keindahan panorama alam di Panoguan Solu, mirip lukisan karya Yohanes Constable berkebangsaaan Inggris. Untuk sampai ke Desa Parulohan yang berada di ketinggian 1.600 mdpl, dapat ditempuh melalui perjalanan darat dari Bandara Internasional Silangit kurang lebih 30 menit.

Desa ParulohanAnak anak di Desa Parulohan, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbahas, bebas bermain di lokasi pemandian tanpa gangguan ular. (Foto: Tagar/Karmawan Silaban)

Kalau sudah tiba di Desa Parulohan, jangan berpikir untuk menyewa pawang ular, atau menyewa guide dengan ilmu penjinak ular atau bahkan menggelar acara ritual agar terhindar dari serangan ular. 

Karena belum ditemukan kasus manusia digigit ular berbisa sejenis kobra dan ular berbisa lainnya di tanah kelahiran Bupati Humbahas, Maddin Sihombing periode 2005-2010 dan 2010-2015 tersebut.

Asal Muasal Nama Desa

Cerita turun-temuran dari nenek moyang, perkampungan Desa Parulohan adalah tempatnya ular. Di setiap lokasi perladangan, pemandian, hutan dan tempat lain, ular akan ditemukan dengan berbagai ukuran dan jenis.

Bahwa ular sudah jarang ditemukan di daerah kami ini, penyebabnya kami tidak tahu pasti

"Cerita para pendahulu kami, di perkampungan ini, sangat banyak ditemukan ular. Justru karena banyaknya ular maka di kampung parulohan disebut menjadi Desa Parulohan," tutur Kepala Desa Parulohan, Budi Sihombig kepada Tagar, Kamis 19 Desember 2019.

Ketika mendengar nama desa, tentu menjadi bahan diskusi. Sama halnya dengan Dusun Pamunuan Bababiat (tempat pembantaian harimau) di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.

"Tidak ada habisnya dan asyik, ketika bercerita sejarah tentang asal-muasal Parulohan. Meskipun, bukti sejarah peninggalan ular saat ini, sudah sangat jarang ditemukan. Kalaupun ditemukan jumlahnya cukup kecil," ungkapnya.

Cerita tentang Desa Parulohan pernah dituturkan warga di sana, Guru Tall Sihombing, menyebut bahwa di setiap waktu dan lokasi ular, selalu saja akan hadir. 

Namun kehadiran ular-ular itu tidak mengganggu, bahkan sudah menjadi bagian kehidupan warga setempat. Ular dengan warga, rukun dan damai. 

Salah satu cerita sejarah tertulis, warga pernah berseteru dengan seorang pendeta pada tahun 1903, bersamaan dengan berdirinya gereja HKBP di Desa Parulohan.

"Perseteruan berujung salah paham. Ketika itu pendeta melintasi jalan dengan naik kuda di Parulohan. Tiba-tiba di tengah jalan, seekor ular besar dan panjang sedang berjemur di jalan. Pendeta merasa terganggu, pendeta tersebut langsung menginjakkan kaki kuda persis mengenai ular. Tindakan itu dilihat warga, lantas warga mengingatkan perilaku pendeta itu," kisah Budi.

Cukup misterius memang, hilangnya hewan melata itu dari Desa Parulohan. Tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Apakah lantaran perubahan iklim, cuaca atau faktor lain. Menjadi pertanyaan dan sekaligus misteri bagi warga di sana.

"Bahwa ular sudah jarang ditemukan di daerah kami ini, penyebabnya kami tidak tahu pasti. Kemungkinan ular bertransmigrasi ke daerah lain, dan mudah-mudahan tidak ada teror ular terjadi seperti di Klaten, Yogyakarta, Bogor, Jember, Jakarta Timur, Makassar dan daerah lainnya," katanya mengakhiri.[]


Berita terkait
Kopi Lintong Humbahas Berlaga di Pasar Internasional
Wild Kopi Luwak Sumatera Lintong Coffee dari Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, masuk di situs Amazon.com.
Resep Lezat Sate Ular Kobra
Ular kobra memang menyeramkan, tetapi kalau pintar mengolahnya menjadi olahan makanan, tentu rasanya lezat dan gurih.
Lezatnya Ular Kobra, Inilah Gerai Kobra di Jakarta
Marak teror ular kobra, siapa sangka dagingnya bisa diolah berbagai makanan. Inilah sejumlah gerai dan tempat khusus yang menyajikan menu kobra.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.