Sleman - Ketua RW 13 Kutungemplak Desa Sinduadi, Mlati, Sleman Nur Hidayat 39 tahun menjadi saksi penggeledahan Rumah Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) yang berada di RT 07/ RW 10 di Dusun Kragilan, Kutu Wates, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang dilakukan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri. Hasil penggeledahan itu tim menemukan cairan mencurigakan.
Setelah personel selesai menginventarisir dan melokalisir di dalam Rumah Paud, Nur mendapati ada beberapa barang yang mencurigakan diambil oleh Personel. Sehingga proses penggeledahan berlangsung cukup lama. Kendati demikian, Nur tidak mengetahui jelas barang tersebut seperti apa.
"Ada beberapa cairan yang ditemukan di dalam dua jeriken. Antara 5 sampai 10 botol ada yang berwarna merah kekuning-kuningan," kata Nur saat ditemui wartawan di rumahnya usai penggeledahan, Jumat 20 Desember 2019.
Nur mengatakan temuan cairan tersebut ternyata membawa kecurigaan Tim penggeledah. Sehingga Densus 88 sempat meminta bantuan tim penjinak bom (Jibom) untuk mengecek cairan-cairan itu. "Menelepon Jibom untuk menganalisis apakah itu ada unsur kimia berbahaya untuk bahan bom atau tidak," katanya.
Nur mengatakan bahwa PN dahulunya pernah bekerja jual beli motor. Namun setelah menikah, dia bersama istrinya yang berinisial NA kemudian mendirikan PAUD berbasis keagamaan sejak 8 hingga 9 tahun yang lalu. PN merupakan warga asli di tempat tinggalnya.
Sejak itu, ilmu yang dipelajari PN dan keluarganya berbeda dengan warga setempat pada umumnya. Bahkan, perbedaan tersebut juga sangat mencolok dari sikap PN yang tertutup dan jarang bersosialisasi dengan warga sekitar sejak 3-4 tahun lalu.
"Untuk hal agama secara eksklusif berbeda dengan kami pada umumnya. Sepertinya memiliki jaringan jamaah ekslusif yang mereka yakini, beda dengan kita," kata Nur.
Ada beberapa cairan yang ditemukan di dalam dua jeriken. Antara 5 sampai 10 botol ada yang berwarna merah kekuning-kuningan.
Menurutnya, saat personel menggeledah Rumah Paud, PN sudah tidak berada di rumah. Sementara istri dan kedua putrinya ikut menyaksikan proses penggeledah itu. Nur mengaku menjadi saksi setiap ruangan yang digeledah. "PN kabarnya sudah diamankan sejak di Puskesmas Kecamatan Mlati saat akan berobat," ucap Nur.
Informasi yang dihimpun, penggeledahan dimulai sekitar pukul 13:00 WIB tepatnya setelah salat Jumat. Nur diminta oleh kepolisan untuk menjadi saksi penggeledahan di rumah paud tersebut.
Adapun barang-barang lain yang diamankan oleh personel adalah charger handy talky (HT) headset, stik panjang seperti antena dan beberapa cairan yang ditemukan yang disimpan di dalam botol-botol.
"Ruang belajar, ruang kantor, ataukah ruang tidurnya, ruang tidur anaknya. Semuanya digeledah sedetail mungkin oleh personel itu," katanya.
Setelah pemeriksaaan selesai, semua barang-barang yang mencurigan dipaparkan di depan rumah oleh personel untuk dilakukan identifikasi. Selanjutnya, Nur diminta keluar dari rumah PN.
Kata Nur, dia juga sempat meminta izin pulang ke rumah untuk menunaikan ibasah salat Asar. Setelah itu, Nur sudah tidak bisa melihat perkembangan selanjutnya.
Petugas kepolisan juga memasang garis polisi sebanyak dua lokasi untuk menandakan area tersebut sementara harus seteril dari aktivitas warga sekitar.
Sementara itu Wakil Direktur Reskrimum Polda DIY, Ajun Komisaris Besar Polisi, Nugrah Trihadi membenarkan adanya operasi Densus 88 di wilayahnya. Nugrah menyebut pihaknya hanya memback up penggeledahan tersebut. "Iya (benar). Terkait penggeledahan apa, jawabannya ada di Densus ya. Tadi Kita hanya backup," ucapnya. []
Baca Juga:
- Kata Sultan HB X Soal Terduga Teroris di Yogyakarta
- Polisi Seragam Lengkap Geledah Rumah di Yogyakarta
- Densus 88 Antiteror Geledah Rumah di Sleman