Jakarta - Pandemi corona Covid-19 menyerang nyaris seluruh negara di dunia saat ini, mengingatkan kisah serupa pada zaman dulu. Ternyata wabah penyakit juga pernah terjadi pada zaman Nabi.
Perhatian dunia sekarang terpusat pada virus corona Covid-19. Sebanyak 186 negara (ada 193 negara di dunia) melaporkan warganya terinfeksi virus berbahaya berasal dari Wuhan China itu.
Di dunia hingga Senin, 30 Maret 2020, pukul 10.05, tercatat 731,735 kasus positif corona Covid-19 dengan perincian 34.663 meninggal, 154,430 sembuh, selebihnya sedang dalam perawatan. Data ini dikutip dari www.worldometers.info/coronavirus.
Di Indonesia hingga Senin, 30 Maret 2020, kasus Covid-19 telah mencapai 1.414 terkonfirmasi positif dengan perincian 1.217 dalam perawatan, 75 sembuh, 122 meninggal.
Wabah Zaman Nabi
Wabah penyakit sudah pernah terjadi di zaman Rasulullah yaitu penyakit kusta atau lepra yang dapat menular dengan cepat dan juga menyebabkan kematian. Dalam menghadapi wabah ini, Nabi mengajarkan kepada sahabat untuk tidak memasuki wilayah yang tengah terjangkit, dan sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan Abdurrahman bin Auf.
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
“Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, maka janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri darinya” (HR. Muslim)
Rasulullah juga memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami kusta atau lepra.
لاَ تُدِيمُوا النَّظَرَ إِلَى الْمَجْذُومِينَ
Artinya: "Jangan kamu terus-menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta." (HR Bukhari)
Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya).
Wabah lain juga pernah terjadi di zaman Rasulullah, yakni ketika Nabi melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Diceritakan saat itu di Madinah dalam keadaan buruk dengan air keruh dan penuh wabah penyakit. Nabi pun meminta para sahabat agar menghadapi wabah itu dengan sabar dengan tetap berharap pertolongan dari Allah SWT.
Seperti diceritakan Aisyah, mereka yang bersabar dijanjikan syahid. “Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya)”. (HR Bukhori)
Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadis disebutkan janji surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi wabah penyakit.
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: "Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR Bukhari)
Wabah Zaman Umar bin Khattab
Pada zaman khalifah Umar bin Khattab juga ada wabah penyakit. Saat itu Umar sedang dalam perjalanan ke Syam (Syuriah) lalu ia mendapatkan kabar tentang wabah penyakit. Umar pun memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan. Kisah itu diceritakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abdullah bin 'Amir.
أَنَّ عُمَرَ، خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ، فَلَمَّا كَانَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّأْمِ، فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ " إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ "
Artinya: "Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilayah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhori).
Dalam hadis yang sama juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam Malik bin Anas, keputusan Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Ia adalah pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar.
Menurut Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya kembali karena bertentangan dengan perintah Allah SWT. Umar menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah SWT, namun menuju ketentuanNya yang lain. Jawaban Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan keputusan khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah penyakit. []
Baca juga: