Denny Siregar: New Normal atau Mati

New normal, yang biasanya kerja tanpa masker, harus pakai masker. Yang biasanya berdesakan harus jaga jarak. New normal atau mati. Denny Siregar.
Penumpang memakai masker di dalam gerbong kereta api luar biasa relasi Gambir-Surabaya Pasar Turi lintas selatan di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa, 12 Mei 2020. (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

Kondisi new normal itu bukan lagi pilihan, tapi sudah menjadi keharusan. Para pengusaha yang mempekerjakan ratusan ribu karyawan di Indonesia, sudah mengibarkan bendera putih. Mereka bilang cuma bisa bertahan sampai Juni, kalau tidak, mereka terpaksa harus PHK besar-besaran bahkan mungkin harus menutup perusahaannya.

Dan kalau itu terjadi, maka dampak sosialnya akan dahsyat. Pengangguran bisa membawa api kerusuhan dan bisa menggoyang kestabilan negara.

Situasi inilah yang ditunggu para politikus busuk yang "sok pro rakyat" bahwa new normal adalah pembunuhan massal. Jika terjadi guncangan ekonomi, mereka juga yang akan ngompor-ngompori untuk demo besar dan tujuan akhirnya menggoyang pemerintahan.

Bergerak atau mati. Cuma itu pilihan yang ada, mau ambil yang mana?

Ilustrasi MaskerIlustrasi memakai masker. (Foto: Antara/Shutterstock)

New normal adalah konsep menjalankan kembali kehidupan yang normal dengan gaya baru, gaya yang disesuaikan dengan keadaan. Yang biasanya kerja tanpa masker, harus pakai masker. Yang biasanya berdesak-desakan harus jaga jarak.

Tapi intinya tetap, yaitu kembali bekerja. Karena kalau kita tidak bergerak, kita mati sendiri.

Pilihannya memang sama-sama tidak enak, antara kesehatan atau kelaparan. Memangnya Jokowi dengan senang mengambil keputusan itu? Dia hanya mengambil keputusan yang buruk dari situasi yang paling buruk.

Bangsa kita sudah berkali-kali dihadapkan pada situasi paling sulit dalam perjalanannya. Tapi kita mampu beradaptasi, bertahan bahkan menyeimbangkan diri lagi.

Dulu saja tahun 98, ekonomi kita runtuh. Negara hampir jatuh. Tapi kita akhirnya mampu menyeimbangkan diri meski awalnya tertatih.

Percaya dirilah, bahwa kita terlahir bukan sebagai bangsa cengeng. Yang terus sembunyi dan menangisi diri, dengan rasa ketakutan yang amat sangat. Kita bangsa petarung, yang mampu melewati badai seberapa besarnyapun ia mengurung.

Bergerak atau mati. Cuma itu pilihan yang ada, mau ambil yang mana?

Pilihan ada di cangkir kopi Anda.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
New Normal di Sumut, Gubernur Masih Bikin Konsep
Gubernur Sumatera Utara siap menerapkan new normal di wilayahnya. Namun, sejauh ini pihaknya masih akan mengkonsep tatanan dimaksud.
Bantaeng Terapkan New Normal Juni Mendatang
Pemerintah Kabupaten Bantaeng menerapkan skenario new normal pada Juni 2020 mendatang. Ini alasannya.
Mensos Minta Alumni SMA Budi Mulia Siantar Lokomotif New Normal
Menteri Sosial Juliari Batubara meminta alumni SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar sebagai lokomotif mensosialisasikan tatanan new normal.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.