Percaya tidak, kalau situasi tetap seperti sekarang, masyarakat terus ketakutan, tidak mau keluar dari rumah dan bekerja, Indonesia akan bangkrut pada tahun 2021? Pengangguran sudah bertambah 10 juta orang. Tiap hari ratusan usaha kecil tutup karena pengetatan. Usaha besar yang mempekerjakan ribuan orang menunggu ambruk. Kas pemerintah sudah mulai cekak, karena raturan triliun rupiah harus diedarkan untuk konsumsi, bukan produksi. Pendapatan negara anjlok ke level terbawah.
Karena itu pandemi ini dinyatakan sebagai perang. Dan perang butuh senjata, yaitu vaksin sebagai baju jirah. Ketika warga divaksin, kepercayaan dan keberanian kembali bekerja akan pulih. Ekonomi akan normal kembali. Orang-orang bisa beraktivitas kembali. Dan negara selamat dari kehancuran.
Action speaks louder than words.
Dan sebagai Presiden, Panglima tertinggi, Jokowi memimpin paling depan. Memakai baju perang pertama dengan segala risikonya. Memompa semangat dengan bahasa, "Hei, rakyat Indonesia, bangkitlah. Jangan mau kalah dengan pandemi, kita perangi bersama ketakutan."
Dia tidak sibuk konferensi pers. Tidak repot dengan retorika di media sosial. Langsung duduk, disuntik, dan disiarkan ke seluruh negeri. Action speaks louder than words. Dia bertindak, bukan meracau.
Itulah sejatinya pemimpin. Dia ada di depan, bukan main perintah dari belakang. Tidak peduli dengan sindiran-sindiran sinis banyak orang. Buat Jokowi, pemimpin yang baik adalah yang menginspirasi.
Kalau Panglima tertinggi sudah turun lapangan, saya yakin, ke depan negeri ini akan maju karena kita punya teladan. Kita butuh orang yang menggerakkan, bukan pengkhianat yang sibuk menebar ketakutan. Karena negeri ini harus bergerak, kalau tidak, hancur dalam kegelapan.
Ayo, Pak Jokowi, pimpin kami dalam perang melawan pandemi ini. Saya menunggu giliran dipanggil, sambil seruput secangkir kopi. Saya siap jika dibutuhkan negara. Kata arek Suroboyo, "Wani, thok!" Kalau bukan kita yang berani, harus siapa lagi?
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi