Untuk Indonesia

Denny Siregar: Jakarta Kasih ke Risma, Beres Semua

Jakarta dengan APBD hampir 90 triliun sibuk buang uang, beda dengan Tri Rismaharini dan Surabaya. Tulisan opini Denny Siregar.
Tri Rismaharini. (Foto: Antara)

Oleh: Denny Siregar*

"Berapa?" kata Risma, Wali Kota Surabaya kaget.

"3,7 triliun rupiah," kata Besari Barus, Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD DKI waktu berkunjung ke Surabaya untuk melihat bagaimana Surabaya mengelola sampah. Dengar besarnya anggaran DKI untuk kelola sampah, Risma seperti mau ketawa sambil menyandarkan tubuh ke meja dengan akting seperti orang pingsan.

"Kalau di Surabaya anggaran kami hanya 30 miliar," kata Risma. Gegerlah jagat media sosial ketika video itu tersebar. Gile, anggaran kelola sampah di DKI besar banget.

Surabaya memang lebih kecil dari DKI Jakarta. Luas wilayah Jakarta 5 kali luas Surabaya. Penduduknya pun 3 kali lipat dari Surabaya. Tapi anggaran pengelolaan sampahnya lebih dari 100 kali lipat dari Surabaya.

Apa masalahnya?

Masalahnya adalah Surabaya serius dengan anggaran mereka yang jauh lebih kecil, sehingga mereka harus kreatif dalam mengelola bujet yang pas-pasan. Tapi kebaikan yang terjadi adalah dengan situasi terbatas itu, Surabaya malah jauh lebih mampu mengelola masalah menjadi peluang untuk mereka.

Jelas Jakarta iri pada Surabaya. Surabaya sungainya bersih, kotanya jadi sejuk dan cantik karena ditumbuhi bunga tabebuya di sepanjang jalan.

Sedangkan Jakarta dengan APBD hampir 90 triliun, malah sibuk buang-buang uang hanya untuk mengelola sampah. Mereka menjadi tidak kreatif karena "uang ada", dan tanpa sadar mereka ternyata sudah membakar uang lebih besar dari yang seharusnya.

Bayangkan, seandainya pengelolaan sampah di Jakarta bisa dihemat sampai 500 miliar rupiah saja, masih ada 3,2 triliun rupiah yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain.

"Apa Bu Risma mau diboyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah di Jakarta bisa selesai kalau Bu Risma mau pindah ke Jakarta pilkada mendatang," kata Besari Barus lagi yang disambut tepuk tangan peserta.

Sebagai orang politik, Besari Barus sudah memberikan kode politik bahwa Jakarta kehilangan model kepemimpinan pekerja sejak Ahok tidak ada. Yang ada sekarang gubernur yang lebih banyak muncul di media daripada menyelesaikan banyak masalah.

Dan jelas Jakarta iri pada Surabaya. Surabaya sungainya bersih, kotanya jadi sejuk dan cantik karena ditumbuhi bunga tabebuya di sepanjang jalan.

Sedangkan Jakarta? Maaf ya, selama sekian tahun ke depan, warga Jakarta akan "eceng gondok" karena diledek oleh "lidah mertua".

Seruputt....

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.