NasDem Tawarkan Tri Rismaharini Maju di Pilgub DKI

NasDem DKI Jakarta menawarkan politikus PDIP Tri Rismaharini untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
Wakil Ketua NasDem DKI Jakarta, Bestaris Barus. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem DKI Jakarta mulai bermanuver dengan menawarkan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tri Rismaharini untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.

Hal itu disampaikan secara langsung Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus saat kunjungan kerja di kantor Balai Kota Surabaya, Senin 29 Juli 2019.

Dia berharap, ke depan DKI Jakarta dapat dipimpin oleh sosok pemimpin seperti Tri Rismaharini atau beken disebut Risma.

"Mudah-mudahan bisa saya sebutkan ke beliau itu, selamat datang di Jakarta, kita menunggu Bu Risma di Jakarta," ujarnya.

Bu Risma saya kira sudah sangat baik sekali mengelola wilayah ini dengan keterbatasan

Pria yang tak lain Wakil Ketua DPW NasDem DKI Jakarta mengatakan, jika DKI Jakarta dipimpin sosok Wali Kota Surabaya itu, maka permasalahan akut yang ada di ibu kota negara itu bisa terselesaikan.

"Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau di pilkada yang akan datang beliau pindah ke Jakarta," katanya.

Saat kunjungan kerja, Bestari menilai wali kota sarat prestasi itu, berhasil mengelola sampah yang ada di Surabaya. Apalagi, dengan keterbatasan anggaran, kata dia, mampu menciptakan suatu hal yang baik, efektif, dan efisien.

"Bu Risma saya kira sudah sangat baik sekali mengelola wilayah ini dengan keterbatasan anggaran, mampu kemudian menciptakan taman hutan kota yang baik," katanya.

Pria berdarah Karo ini pun mengaku kaget jika anggaran yang disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk penanganan dan pengelolaan sampah hanya sebesar Rp 30 miliar. Ia mengungkapkan, untuk pengelolaan sampah Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan anggaran sebesar Rp 3,7 triliun.

Ia memaparkan pengelolaan sampah di Jakarta masih menggunakan pola konvensional yakni dengan cara ditumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantargebang, Kota Bekasi.

Namun pada 2021 nanti, TPA tersebut akan mengalami kelebihan kapasitas, sehingga dibutuhkan teknologi pengelolaan seperti di Kota Surabaya.

Dia menerangkan, sampah di DKI Jakarta saat ini bisa mencapai 7.500 ton per hari, sementara kapasitas di TPA terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, Jakarta butuh teknologi pengelolaan sampah seperti yang telah diterapkan di Surabaya.

Sebelumnya, Tri Rismaharini mengaku Pemkot Surabaya sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 30 miliar untuk penanganan masalah sampah. Ia mengaku angka tersebut sudah merupakan penghematan yang dilakukan pemkot.

"Kalau di Surabaya hanya menghabiskan dana Rp 30 miliar. Karena kita menghemat biaya-biaya yang tidak perlu. Kita juga punya rumah-rumah kompos dan berhati-hati untuk menimbang sampah," katanya.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)