Denny Siregar: Akar Perseteruan Megawati-Surya Paloh

Dengan tegas Jokowi menjawab tentang struktur kabinet barunya kelak, terutama posisi Jaksa Agung. Tulisan opini Denny Siregar.
Surya Paloh dan Megawati Soekarnoputri. (Foto: gesuri.id)

Oleh: Denny Siregar*

"Jaksa agung pasti bukan dari partai politik.."

Tegas Jokowi saat ditanya wartawan tentang struktur kabinet barunya kelak, terutama posisi Jaksa Agung. Dan perkataan Jokowi ini menambah aroma ketegangan antara partai koalisi dengan partai Nasdem ?

Loh, ada apa dengan Nasdem ??

Rumours beredar pada waktu pemilihan legislatif bahwa Nasdem sedang menggunakan "alat kekuasaan" untuk menekan pejabat di daerah yang berasal dari partai politik tertentu supaya pindah ke Nasdem, kalau tidak mereka akan bermasalah.

Jaksa Agung itu alat negara, bukan alat kekuasaan apalagi alat politik.

Yang disebut alat kekuasaan adalah posisi Muhammad Prasetyo, politisi Nasdem, yang menjabat Jaksa Agung.

Andi Arief dari Demokrat pernah membuat tweet itu tahun 2018 lalu, bahwa "Kejaksaan jadi alat politik Nasdem". Tweet Andi Arief ini merujuk kabar Ketua DPD Demokrat Sulawesi Utara Vicky Lumentut, pindah ke Nasdem.

Bahkan kader Demokrat, Yan Harahap, juga mentweet, "Ketua DPD Demokrat Sulut membelot ke Nasdem. Sebelumnya ia diduga terkait kasus dana banjir yg sedang diusut Kejagung."

Bukan hanya Demokrat, Golkar pun dikabarkan kesal karena Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pindah ke Nasdem. Dan banyak lagi cerita bahwa pejabat di daerah ditekan untuk pindah ke Nasdem karena mereka punya masalah.

Polemik dan kontroversi bertebaran sejak 2018 tentang perpindahan kader terbaik partai ke Nasdem. Dan itu dihubungkan langsung karena Jaksa Agung adalah kader Nasdem.

Suparji Ahmad, pengamat hukum dari Al Azhar, mengatakan kalau "Jaksa Agung itu alat negara, bukan alat kekuasaan apalagi alat politik. Banyak kepala daerah dari kader partai tertentu lalu berbalik bergabung ke Nasdem, karena ada indikasi kuat tersandera.."

Meskipun Surya Paloh Ketua umum Nasdem berkata dia tidak mengemis jatah kursi Menteri, tetapi dia tetap saja masih melirik kursi Jaksa Agung. "M Prasetyo bukan orang partai pertama yang jadi Jaksa Agung. Dulu ada Baharudin Lopa.." Katanya.

Kemungkinan besar inilah sumber ketegangan antara Megawati dan Surya Paloh sekarang ini, sehingga Mega bahkan tidak menyebut nama Surya Paloh saat kongres ke V PDIP di Bali kemarin.

Surya Paloh juga merasa bahwa ia akan "dibuang" dari koalisi, sehingga perlu juga menggertak dengan menggandeng Anies Baswedan saat Mega menggandeng Ahok di partainya.

Seru, saudara-saudara..

Kemungkinan peta di 2024 akan berubah total.

Nasdem dan PDIP yang kemarin berkawan, bisa jadi akan berhadap-hadapan. Apalagi ketika Jokowi mempreteli kursi Jaksa Agung dan Menteri Perdagangan, dua jabatan strategis yang disukai Nasdem karena berhubungan dengan "kebijakan".

Auuuuu... Jadi pengen seruput kopi dulu.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi 

Baca juga:

Berita terkait
Denny Siregar: Membangkang Perintah Jokowi
Perintah Jokowi beberapa hari lalu saat rapat kabinet seperti yang disampaikan Moeldoko. Jelas dan tegas. Tulisan opini Denny Siregar.
Denny Siregar: Kivlan Gugat Wiranto 1 Triliun Rupiah
Karma akan menemukan jalannya sendiri. Mungkin ini saatnya Wiranto menemui apa yang ia pernah lakukan pada masa lalu. Tulisan opini Denny Siregar.
Denny Siregar: PDIP Gerindra Makin Rapat, Demokrat Resah
Kongres ke 5 PDIP di Grand Inna Bali Beach berlangsung meriah, PDIP Gerindra makin rapat, Demokrat resah. Tulisan opini Denny Siregar.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.