Demonstrasi Tolak Omnibus Law Bikin Polda Jateng Khawatir

Demonstrasi tolak Omnibus Law bikin jajaran kepolisian Jawa Tengah ketar-ketir. Demo membuat potensi penyebaran Covid-19 meningkat.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iskandar Fitriana Sutisna mengkhawatirkan demonstrasi tolak Omnibus Law berdampak pada penyebaran Covid-19 di masyarakat. (Foto: Tagar/Humas Polda Jateng)

Semarang - Demonstrasi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang terjadi di Kota Semarang dan berbagai daerah lain belum lama ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi jajaran Polda Jawa Tengah (Jateng). Kekhawatiran tersebut terkait dampak aksi demo, yakni potensi masifnya penyebaran Covid-19 ke masyarakat.  

Kepala Bidang Humas Polda Jateng Komisaris Besar Polisi Iskandar Fitriana Sutisna mengatakan potensi ledakan kasus Covid-19 baru dikhawatirkan akan terjadi di Kota Semarang, maupun daerah lain yang muncul aksi unjuk rasa Omnibus Law. 

Bukan tanpa alasan, sebab ada kerumunan hingga ribuan orang yang turun ke jalan tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Peserta demo tidak memperhatikan physical distancing hingga terpantau mengenakan masker secara tidak benar. 

"Apalagi aksi unjuk rasa sulit untuk menghindar dari jarak atau kerumunan massa," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Senin, 12 Oktober 2020. 

Lebih baik kita sekarang berdoa dari rumah karena aspirasi masyarakat sudah didengar oleh anggota DPR dan pemerintah.

Iskandar menyatakan Polda Jawa Tengah tidak akan mengeluarkan izin terhadap aksi unjuk rasa atau izin keramaian selama masa pandemi. Termasuk tidak memberikan izin terhadap aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja. Semata bukan untuk membungkam aspirasi namun lebih kepada upaya mencegah mata rantai penularan Covid-19.

Pemerintah sudah menyampaikan penyampaian aspirasi bisa dilakukan dengan baik, dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan. 

"Lebih baik kita sekarang berdoa dari rumah karena aspirasi masyarakat sudah didengar oleh anggota DPR dan pemerintah," tambahnya.  

Dalam kesempatan itu, Iskandar kembali mengingatkan agar masyarakat mengutamakan kesehatan dan keselamatan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

"Utamakan kesehatan dan keselamatan, pandemi Covid-19 masih menghantui kita dan keluarga. Selalu pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan," ujar dia.

Baca juga: 

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Argo Yuwono mengungkapkan sebanyak 150 pedemo yang diamankan pihaknya, diketahui 145 orang reaktif Covid-19 usai jalani rapid test. Mereka telah dibawa ke Wisma Atlet untuk menjalani isolasi.

"Dari hasil rapid test ditemukan ada 145 reaktif Covid-19. Semua (pedemo) yang kami amankan dilakukan protokol kesehatan, itu kami menemukan 145 reaktif," kata Argo. 

"Dan di Polda Metro Jaya, ada 27 orang yang sudah kami kirim ke Wisma Atlet. Kami kirim malam itu juga setelah dilakukan rapid test. Biar dari Gugus Tugas Covid-19 yang merawat," imbuhnya. [] 

Berita terkait
Demo Omnibus Law Berlanjut, Ganjar: Mari Bicara Baik-baik
Demo tolak Omnibus Law bakal berlanjut. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta hal itu dibicarakan baik-baik guna menghindari kerumunan.
Kang Emil - Khofifah Bersurat, Ganjar Buka Aspirasi Ciptaker
Jika Kang Emil dan Khofifah memilih mengirim surat penolakan UU Cipta Kerja ke Presiden Jokowi, Ganjar Pranowo membuka ruang aspirasi.
Demo di Tugu Muda Semarang, Desak 4 Mahasiswa Dibebaskan
Empat mahasiswa di Semarang ditahan polisi. Namun tidak menciutkan nyali para mahasiswa dan buruh tolak Omnibus Law Cipta Kerja.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.