Demonstran di Prancis Serukan Presiden Emmanuel Macron untuk Lindungi Hak-hak Perempuan

Aksi protes untuk menghormati 900 perempuan yang tewas dibunuh oleh pasangan mereka selama masa kepresidenan Emmanuel Macron
Kata "kekerasan" disematkan pada sebuah dinding oleh sekelompok perempuan di sebuah area di Paris, Prancis, 31 Oktober 2019. (Foto: voaindonesia.com/AP/Kamil Zihnioglu)

TAGAR.id – Sejumlah aktivis Prancis, pada Kamis (8/2/2024), melakukan aksi protes untuk menghormati 900 perempuan yang tewas dibunuh oleh pasangan mereka selama masa kepresidenan Emmanuel Macron.

Sebuah poster sepanjang 15 meter yang dibubuhi nama dan usia para korban ditampilkan dalam aksi tersebut beserta lilin yang menyala yang mewakili setiap perempuan yang tewas dibunuh.

Protes ini dilakukan di alun-alun Trocadero dengan latar belakang Menara Eiffel.

presiden macronPresiden Prancis, Emmanuel Macron (Foto: dw.com/id)

"Prancis, negara yang menjunjung hak asasi manusia adalah negara di mana seorang pria dapat membunuh seorang perempuan setiap dua atau tiga hari. Sejak 2017, yang menjadi periode pertama Emmanuel Macron di mana ia mengatakan kekerasan terhadap perempuan merupakan isu penting nasional, kita telah memiliki 900 kasus femisida, dan tidak ada satupun pernyataan yang Macron atau pemerintahannya sampaikan kepada keluarga korban," ujar seorang aktivis Celia Levi.

Para aktivis menuntut agar pemerintah mengambil tindakan yang lebih signifikan untuk mengatasi kekerasan berbasis gender.

Mereka mengatakan Presiden Macron tidak memiliki "kemauan politik" dan tidak mengerahkan cukup sumber daya untuk memerangi semua bentuk kekerasan terhadap perempuan. (jm/em)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Uni Eropa Gagal Menyepakati Definisi Pemerkosaan
Kejahatan seksual ditafsirkan berbeda-beda di dalam undang-undang kriminal di masing-masing negara