Makassar - Terhitung sejak Bulan Juni 2019 sampai Bulan September ini, beberapa kawasan di Sulawesi Selatan mengalami Kekeringan akibat Musim Kemarau yang berkepanjangan. Terlihat beberapa areal persawahan kering kerontang dan tanahnya pecah-pecah, ini menandakan tidak adanya air diwilayah tersebut.
Sama halnya yang melanda Kabupaten Maros, Gowa, Bone dan Sinjai dimana Sumber airnya dimanfaatkan oleh Perumda Air Minum Kota Makassar untuk memenuhi kebutuhan Warga Makassar ikut berkurang yang ada dibedungan. Tentu hal ini sangat menyulitan untuk memberikan pelayanan maksimal guna memenuhi kebutuhan pokok akan air sangat minim.
Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Makassar, Haris Yasin Limpo menanggapi masalah ini dengan serius. Dalam pernyataannya Haris mengatakan Memang Kemarau Tahun ini sangat berat dan Ekstrim, Bendungan Lekopancing sudah kering sejak sebulan lalu bahkan alirannya sudah tidak bersambung lagi dibeberapa seksi.
"Kami sangat mengerti kondisi ini sangat menyulitkan Pelanggan, pengaduan pelanggan bahkan cacian sudah sering kami terima, bahkan ada yang sampai mau menuntut ke pihak tertentu. Kondisi saat ini memang berat karena pada dasarnya Air Bakunya yang memang tidak ada karena dampak Kemarau yang parah," jelasnya.
Memang Kemarau Tahun ini sangat berat dan Ekstrim, Bendungan Lekopancing sudah kering sejak sebulan lalu bahkan alirannya sudah tidak bersambung lagi dibeberapa seksi
Akan tetapi kami tidak tinggal diam begitu saja, berbagai upaya tetap kami lakukan diantaranya menyiapkan armada mobil tangki gratis untuk diantarkan ke kawasan atau rumah warga, memberikan penyampaian yang komperehensip tentang situasi air baku saat ini kepada semua pihak agar mereka dapat mengerti kondisi sebenarnya.
Selain itu kami terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai yang merupakan penyedia air baku untuk menambah bukaan Pintu air dari Bendungan Bili-bili agar ada tambahan debit air yang masuk ke aliran sungai di Moncongloe, oleh karena sungai ini sangat rawan terkena Intrusi apabila Air laut pasang yang menyebabkan kadar Clorida meningkat sehingga airnya tidak bisa terpakai.
Haris juga meyampaikan Permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh masyarakat khususnya pelanggan dan berharap semua pihak dapat mengerti kondisi ini.
"Yang jelas semua kita terus berdoa semoga musim hujan segera tiba karena musim kemarau ini bukan kehendak manusia tapi ketentuan Tuhan dan kita harus menerimanya sebagai nikmat bukan musibah," Tutupnya.
Baca juga:
- Sasar Gamers, Laptop Gaming Lenovo Mendarat di Makassar
- 2 Bocah di Makassar Kedapatan Tidur Sambil Pegang Sabu
- Pondok Pesantren Ummul Mukminin Makassar Terbakar