Data Situng, PAN Salip PPP dan Nasdem

Hasil penghitungan suara sementara, PAN Jabar mampu menyalip PPP dan Partai Nasdem dengan perolehan suara 5,61 persen
Ketua Harian DPW PAN Jawa Barat, Hasbullah Rahmad saat ditemui di DPRD Jawa Barat di Bandung. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati) Area lampiran

Bandung - Hasil penghitungan suara sementara Pemilu Legislatif untuk DPRD Jawa Barat (Jabar) menunjukkan PAN mampu menyalip PPP dan Partai Nasdem dengan perolehan suara 5,61 persen atau menempati posisi ke-7.

Hal ini berdasarkan data yang dimuat dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU pada Selasa 7 Mei 2019.

Dari data Situng tersebut, diketahui PAN di Jabar memperoleh suara terbanyak pertama di daerah pemilihan (Dapil) Jabar 15 yakni, 63.044. Kedua, di Dapil Jabar III dengan 21.020 suara. Ketiga, di Dapil Jabar 8 dengan perolehan suara 20.520.

PAN jeblok di Jabar 9, hanya mendapatkan 4 suara saja. Kemudian di Dapil Jabar 14 hanya memperoleh suara 94 dan di Dapil Jabar 10 PAN memperoleh suara 168. Selebihnya di Dapil lainnya, rata-rata PAN mampu memperoleh suara di atas 1.000 sampai 2.000 lebih.

Menanggapi hasil penghitungan suara sementara tersebut, Ketua Harian DPW PAN Jabar, Hasbullah Rahmad menyebut, pihaknya memilih menunggu hasil akhir. Karena rekapitulasi suara untuk DPRD Jabar belum terkumpul seluruhnya.

"Saya belum mau menanggapi banyak. Karena total rekap belum semua terkumpul. Mudah-mudahan saja masih bisa berubah terus naik," tuturnya kepada Tagar, di Bandung, Selasa 7 Mei 2019.

Diakui Hasbullah, perolehan suara PAN di Jabar berdasarkan Situng tersebut menunjukkan kenaikan. Pada Pileg 2014, PAN di Jabar hanya mampu memperoleh suara sekitar 4,5 persen atau hanya mendapatkan 4 kursi. Dan Pileg 2019 mampu memperoleh suara 5,61 persen atau menempati posisi ke-7 menyalip PPP dan Partai Nasdem.

"Saat ini kita hanya mempunyai 4 kursi, mudah-mudahan hasil akhir nanti PAN di Jawa Barat bisa memperoleh kursi 7 atau 8 untuk DPRD Jawa Barat," katanya.

Sebelumnya, PAN memasang target minimal 7 atau 8 kursi untuk DPRD Jabar. Artinya, perolehan suara 5,61 persen masih jauh dari target.

"Mudah-mudahan saja target tersebut bisa dicapai PAN. Sehingga PAN di Jawa Barat tak lagi numpang kantor di fraksi lain. Karena pada Pileg 2014 PAN bergabung dengan Fraksi Golkar karena tak cukup perolehan suaranya," tuturnya.

Hal senada disampaikan Sekretaris DPW PAN Jabar, Herry Dermawan. Dia sebutkan, perolehan suara PAN di Jabar untuk DPRD provinsi belum terkumpul seluruhnya. Sehingga dirinya enggan banyak berkomentar.

"Belum kumpul semua suaranya, kita tunggu saja nanti hasil akhir. Takutnya nanti beda lagi," kata Herry.

Strategi Rahasia Bumbu Dapur

Sementara itu, sebelumnya Ketua DPW PAN Jabar Ahmad Najib Qodratullah mengklaim, meskipun perolehan suara masih berjalan tetapi PAN di Jabar optimis mampu mencapai target yakni, minimal memperoleh 8 sampai 9 kursi untuk DPRD provinsi. Sedangkan untuk DPR RI ditargetkan 10 sampai 11 kursi, karena sebelumnya PAN di DPR RI hanya memiliki 7 kursi.

"Optimis kita (PAN) di Jawa Barat baik untuk DPR RI dan DPRD provinsi bisa bertambah kursinya," kata dia.

Najib mengakui, PAN memiliki strategi khusus agar bisa lolos ambang batas parlemen terutama memperoleh suara banyak. Strategi khusus seperti apa? Pastinya seperti rahasia bumbu dapur rumah yang akan bahaya kalau dijelaskan.

"Saya tak akan detail menjelaskan strategi khusus yang dimiliki PAN bisa mencapai target tersebut, yang jelas PAN punya cara khusus dan lain," kata Najib.

Selain strategi khusus seperti bumbu dapur yang membawa PAN lolos ambang batas parlemen, PAN di Jabar mengakui ada pengaruh dari PAN mendukung Prabowo meski pengaruhnya sangat kecil.

"Tetapi, dengan mendukung Prabowo PAN mendapatkan untung pengaruh elektabilitas Prabowo terutama di Jawa Barat (yang menjadi basis suara Prabowo Subianto)." ujar dia.

Di samping itu Najib pun membeberkan soal, elektabilitas calon legislatif PAN yang dinilai mumpuni mendongkrak perolehan suara PAN di Jabar. Faktor ini lah yang tak terbaca lembaga survei.

"Sebelumnya banyak lembaga survei yang menempatkan PAN tidak lolos ambang batas parlemen dengan dasar survei elektabilitas partai, bukan komponen lain seperti seberapa populer caleg yang dipasang PAN," pungkas dia. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.