PDIP Gak Mau Baper Dengar Surya Paloh Bilang Ada Partai Sombong

PDIP tidak mau baper, karena pasti yang dibilang partai sombong oleh Surya Paloh bukan PDIP. Karena PDIP partai rendah hati berideologi Pancasila.
Surya Paloh dan tiga bakal capres yang bakal diusung Nasdem di Pilpres 2024, termasuk Ganjar Pranowo kader PDI Perjuangan. (Foto: Tagar/Instagram @official_nasdem)

TAGAR.id, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak mau baper - bawa perasaan - mendengar Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh mengatakan ada partai sombong merasa paling mantap sendiri.

Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Tangerang Selatan, Wanto Sugito, kepada wartawan, Sabtu, 18 Juni 2022.

Wanto Sugito mengatakan cukup tersenyum saja mendengar pernyataan semacam sindiran itu.

“Saya enggak tahu partai apa yang disindir, jangan baper ah," Wanto Sugito tertawa.

Ia menegaskan ujaran sombong, merasa paling hebat, merasa paling mantap, yang diucapkan Surya Paloh yang pasti bukan ditujukan kepada PDIP.

Alasannya, kata Wanto, karena basis ideologi PDIP adalah Pancasila

“PDI Perjuangan bergerak dengan keyakinan politik, penuh dengan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan keadilan sosial,” ujarnya.

Bahkan, kata Wanto, hingga hari ini PDIP masih menjadi partai besar dan dicintai rakyat karena nilai-nilai tersebut. Terutama kerendahan hati para politisi PDIP. 

“PDI Perjuangan dengan kerendahan hati, dengan turun ke bawah, blusukan, itu adalah cermin politik dalam sikap dan perbuatan. Kita bukan partai yang bergerak di awang-awang. Kami bukan partai yang lebih besar pasak dari pada tiang. Tanpa rakyat kami bukan apa-apa,” ujarnya. 

Sebaliknya, kata Wanto, Nasdem seharusnya mencontoh cara kerja kader PDIP yang turun blusukan kepada rakyat . Jangan hanya main sindir-sindiran yang tidak bermanfaat untuk rakyat.


Saya enggak tahu partai apa yang disindir, jangan baper ah.


Sombong itu, kata Wanto, misalnya menyalahgunakan hukum untuk kekuasaan, menyalahgunakan posisi menteri untuk impor bagi kepentingan partai. 

Wanto mengatakan Surya Paloh seharusnya tidak perlu menyindir ada sebuah partai yang sombong. 

Sebelumnya, Surya Paloh saat menutup rapat kerja nasional (Rakernas) Nasdem, Jumat, 17 Juni 2022, dalam pidatonya mengatakan ada partai yang sombong.

Pada awalnya, Surya Paloh mengatakan partainya sengaja mempersiapkan calon presiden sejak dini sebagai modal membangun koalisi menuju Pilpres 2024. 

Karena, kata Surya, Nasdem tahu diri tidak memenuhi syarat presidential threshold sehingga membutuhkan mitra koalisi untuk mengusung capres.

Nasdem mempunyai pemikiran bahwa figur capres menjadi bahan pertimbangan penting dalam membangun koalisi. Sebab itulah Nasdem memutuskan menentukan capres terlebih dulu.

"Kami tahu diri karena masih punya banyak kelemahan, kami masih kurang persyaratan, tapi kami berikhtiar. Kami menjaga komunikasi kepada seluruh komponen masyarakat secara lebih bijak, secara lebih luwes. Jadi buang itu praktik kesombongan, merasa hebat sendiri, merasa paling mantap sendiri, itu bukan Nasdem. Ada urusan apa?" kata Surya Paloh.

Menurut Surya, partainya tidak pernah merendahkan atau berniat mengurangi rasa hormat kepada siapa pun, baik pribadi maupun kelompok dan institusi.

"Tapi kalau ada yang bersalah sangka kepada kami, maka kami harus arif dan bijaksana. Nasdem masih banyak stok senyumnya. Nasdem harus terbiasa dengan humor, dengan canda, dan tertawa."

Surya juga mengatakan Nasdem ingin membawa suasana politik yang sukaria, bukan saling hina. Ia kemudian meminta para kader Nasdem tidak meniru gaya berpolitik yang sombong tersebut.

"Itu jauh lebih berarti dan dinantikan oleh bangsa ini, politik merendahkan satu sama lain, sombong dengan kesombongan diri itu, ibarat kata orang melayu, sudah salah budak ini," kata Surya Paloh.

"Apa yang mau kita tiru dari semangat berpikir seperti itu, dengan modal kesombongan seakan-akan yang paling benar, paling kuat, paling berkuasa. Tidak ada itu artinya bagi Nasdem," kata Surya Paloh pula.

Pada saat itu Surya Paloh juga mengumumkan tiga nama bakal calon presiden yang akan mereka usung pada Pilpres 2024. Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Aneis Baswedan, Panglima TNI Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Surya Paloh menegaskan bahwa tiga nama tersebut kualifikasinya sama. Nomor urut tidak berarti satu lebih tinggi dari yang lain. Atau satu lebih rendah dari yang lain.

"Saya ingatkan tidak ada yang kurang atau lebih satu sama lain dari tiga nama itu. Ketiganya setara di mata saya sebagai Ketua Umum. Urutan boleh, 1,2,3, tapi kualifikasinya sama," ujar Surya Paloh.

Anies Baswedan dan Andika Perkasa tidak terikat dengan partai mana pun. Sedangkan Ganjar Pranowo adalah kader PDI Perjuangan.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partai politik bukan klub sepakbola. Seharusnya partai politik tidak melakukan praktik bajak membajak kader dalam Pilpres 2024. 

Hasto mengatakan hal tersebut tanpa menyebut nama partai yang ia maksudkan. []

BACA JUGA

Saling Sindir Surya Paloh dan Hasto PDIP Setelah Ganjar Jadi Bakal Capres Nasdem 2024

Nasdem Dinilai Sulit Koalisi dengan Gerindra dan PDIP Setelah Rakernas

Pengamat: Bak Lagu Lama, PDIP dan Demokrat Saling Sindir

PDIP Gerindra Vs NasDem PKS Sinyal Politik Pilpres 2024


Berita terkait
Ini Bocoran Nama Capres NasDem yang Disodorkan ke Surya Paloh
Partai NasDem akan menyodorkan tiga nama calon presiden (Capres) kepada Ketum Surya Paloh pada rapat kerja nasional atau rakernas Juni.
Cara Partai Nasdem Menentukan Capres untuk Pilpres 2024
Partai lain jalin koalisi dulu baru tentukan capres untuk 2024. Nasdem sebaliknya: tentukan capres dulu baru jalin koalisi dengan partai lain.
Presiden Jokowi Kagum dengan Kemegahan NasDem Tower
Presiden berharap kemegahan kantor baru yang dimiliki Partai Nasdem diikuti dengan kerja lapangan yang masif dan intensif.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.