Jakarta - Belum lama ini, masyarakat dikejutkan dengan perceraian Ustaz Abdul Somad dengan istrinya, Mellya Juniarti. Akibat perceraian ini tentu yang sangat dirugikan adalah anak.
"Yang rugi biasanya anak. Lalu, yang diceraikan, baik laki-laki atau perempuan," kata Psikolog Klinis dan Forensik Kasandra Putranto kepada Tagar, Kamis, 5 Desember 2019.
Dia menyebutkan hal tersebut karena pada umumnya baik anak atau pun orang yang diceraikan pasti, belum memiliki kesiapan mental atau psikis yang matang menghadapi perceraian.
"Mereka tidak siap, dan posisi tidak siap diceraikan. Sehingga bebannya lebih berat," ucap Kasandra.
Dampak perceraian berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tekanan yang ditimbulkan, kualitas pribadi masing-masing.
Kasandra juga tidak memungkiri dampak buruk bisa saja terjadi terhadap psikologis sang anak akibat perceraian kedua orangtuanya tersebut.
"Relatif, tergantung kondisi perceraiannya. Ada yang trauma, ada yang kurang kasih sayang, ada yang menumbuhkan kebencian, dan lain-lain. Walaupun ada juga yang survive," ujarnya.
Namun, dia berharap kepada orangtua yang menempuh jalur perceraian agar tetap memberikan kasih sayangnya kepada anak, sama seperti saat mereka masih bersatu.
"Sebaiknya menjaga agar anak mendapatkan dampak seminimal mungkin dengan meminimalkan konflik," ucapnya.
Meski begitu dia mengaku dampak perceraian itu bergantung pada orang yang menyikapi persoalan itu.
"Dampak perceraian berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tekanan yang ditimbulkan, kualitas pribadi masing-masing, pendampingan selama proses, serta pilihan reaksi mereka terhadap perceraian tersebut," kata dia.
Kata dia, peran figur yang mendampingi proses perceraian itu sangat penting. Karena itu akan mempengaruhi dampak yang akan terjadi.
"Kadang mereka yang didampingi oleh orang yang bermasalah akan makin memperberat (masalah). Reaksi yang negatif makin memperberat dampak," tutur Kasandra Putranto. []
Baca juga: